Berita

Anda di sini

Depan / Berita


Berita Nasional

Jejak Karbon

Setiap aktivitas manusia selalu memberikan pengaruh terhadap lingkungan, salah satu diantaranya adalah aktivitas tersebut memberikan sumbangan emisi gas rumah kaca, secara langsung (seperti membakar sampah) maupun tidak langsung (seperti menggunakan listrik dari PLTU). Gas rumah kaca yang diemisikan inilah yang kemudian menyebabkan panas yang masuk ke bumi menjadi terperangkap di atmosfer bumi sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global. Banyaknya emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia inilah yang disebut sebagai jejak karbon (carbon footprint).

Biogas untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Gas rumah kaca merupakan salah satu sumber utama penyebab pemanasan global yang dapat berakibat pada perubahan iklim. Dunia saat ini sedang melakukan berbagai upaya yang dapat dilakukan mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak yang diakibatkan terhadap lingkungan. Salah satu upaya tersebut adalah melalui mekanisme pembangunan bersih (clean development mechanism), yaitu mekanisme pembangunan di negara-negara berkembang yang berbasis pembangunan ramah lingkungan.

Bersusah Payah Membuat Peta untuk Membangun Desa

Haji Artim Yahya memperlihatkan peta berskala 1:2.500. Ada coretan perbaikan di beberapa titik, karena peta yang ia tunjukkan masih berupa rancangan. Ada batas lahan yang digarap masing-masing petani, berikut nama-nama petaninya.

"Ketika sudah naik ke hutan untuk menentukan titik koordinat batas lahan garapan, ternyata petaninya tidak ada di lokasi, sehingga harus ke kampung mencari petaninya," ujar Artim menceritakan suka-duka pembuatan peta partisipatif ini kepada Republika.co.id, Senin (26/12).

MCA-Indonesia Dukung Komitmen Pembangunan Rendah Karbon

Millennium Challenge Action-Indonesia (MCA-Indonesia) mendukung komitmen pemerintah Indonesia mengurangi emisi gas rumah kaca 29 persen pada 2030 dengan memfasilitasi pengumpulan, penerapan, dan penyebaran pengetahuan terkait strategi pembangunan rendah karbon.

Pengetahuan Hijau Indonesia Yang Lebih Lestari Mulai Disebarkan

Publik-News.com – Indonesia telah bertekad mencapai masa depan yang lebih lestari dengan berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 29% pada 2030. Melalui Kegiatan Pengetahuan Hijau, Proyek Kemakmuran Hijau Millennium Challenge Account – Indonesia (MCA-Indonesia) mendukung komitmen tersebut dengan memfasilitasi pengumpulan, penerapan, dan penyebaran pengetahuan terkait strategi pembangunan rendah karbon. Green Prosperity Knowledge Fair pada 13-14 Desember 2016 adalah salah satu wujud kegiatan tersebut.

MCA-Indonesia Supports Low-Carbon Development Commitment

Jakarta, (Antara) - Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-Indonesia) has expressed support for the government's commitment to reducing greenhouse gas emissions to 29 percent by 2030 by facilitating the collection, application, and dissemination of knowledge related to low-carbon development strategies.

MCA-Indonesia Executive Director Bonaria Siahaan remarked here on Tuesday that one manifestation of their support was the organization of the Green Prosperity Knowledge Fair 2016.

Green Prosperity Knowledge Fair 2016; Gerbang Pertukaran Pengetahuan

“Warna-warni kita menjadi satu”

 

Potongan lirik dari lagu Busur Hujan milik band Navicula itu seolah menjadi resume dari dua hari gelaran Green Prosperity Knowledge Fair 2016. Potongan lirik itu bahkan disitir oleh Poppy Ismalina, Associate Director Pengetahuan Hijau, MCA-Indonesia dalam pidato penutupannya. Warna-warni yang beragam menjadi satu dalam gelaran Green Prosperity Knowledge Fair 2016 yang digelar di Hotel Le Meridien, Jakarta selama dua hari (13-14 Desember 2016).

 

PLTBG Rantau Sakti; Limbah Berbahaya Yang Jadi Cahaya

Bangunan itu memang terlihat mencolok. Berada di antara pepohonan sawit, di atas lahan yang luasnya hampir dua hektar. Agak di belakang, sebuah benda hitam membumbung tinggi seperti bukit. Tingginya sekira 10 meter dari tanah, lebarnya  80 m x   90 m, berbentuk trapesium dengan kapasitas 39.000 m3 yang tentu saja sangat menarik perhatian. Bangunan itu adalah reaktor atau pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) Rantau Sakti yang terletak di Desa Rantau Sakti, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.

Halaman