Pelatihan Pengarusutamaan Gender Dalam Kewirausahaan Energi Terbarukan
Melalui dukungan kemitraan dengan Millenium Challenges Account – Indoesia sejak tahun 2015 dalam sebuah perjanjiaan kemitraan Hivos telah menyediakan sistem penggilingan mikro untuk pengolahan hasil pertanian dan bahan pangan pokok masyarakat di Sumba seperti jagung dan padi. Teknologi ini diharapkan mampu mengurangi beban perempuan dalam proses pengolahan manual bahan pangan, menghapus ketergantungan dalam bahan bakar minyak, dan juga membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat yakni listrik. Hivos berusaha mengembangkan secara cepat akses terhadap energi terbarukan dan manfaat terhadap pendapatan dengan mereplikasi keberhasilan dalam membangun pendekatan dan model usaha dalam sebuah project yang disebut “Investasi Dalam Energi Terbarukan Untuk Masyarakat Yang Terpencil” atau yang disebut TERANG. Melalui proyek ini, hivos ingin mewujudkan mimpi besar untuk membantu meningkatkan kesejahteraan pedesaan melalui pemanfaatn energi terbarukan di komunitas pedesaan dan diadopsinya model usaha yang berkelanjutan dan teknologi off-grid (tidak menggunakan listrik dan sistem yang umum).
Ada pun Proyek Terang ini berfokus pada penguatan kapasitas staf proyek dengan memampukan mereka membuat program yang berkualitas dan mengarah pada manfaat yang setara untuk perempuan, laki-laki dan penerima manfaat dari kelompok rentan. Melalui project social and gender integration plan (P-SGIP), tim diberikan pedoman untuk bertanggung jawab pada pengimplemantasian untuk mengoperasionalkan integrasi sosial dan gender sebagai komponen inti di seluruh proses implementasi, monitoring, evaluasi dan pembelajaran.
Salah satu gagasan penting dalam program terang ini adalah menghubungkan penggunaan dan penyebaran energi baru terbarukan agar dapat memperbaiki kondisi perempuan Sumba sekaligus mentransformasi relasi gender di Sumba sehingga menjadi lebih adil dan setara serta mewujudkan pembangunan yang lebih selaras alam di Sumba. lewat proses penyadaran tentang perspektif gender, perempuan menjadi aktor kunci dalam proses perubahan sosial menuju ke arah pembangunan berkelanjutan di Sumba, khususnya melalui penyebaran energi baru terbarukan.
Dalam perkembangannya, Hivos juga melakukan berbagai pelatihan untuk peningkatan kapasitas para agen yang melakukan menajemen usaha dengan mesin pengiling padi dan jagung yang ada. Salah satunya adalah pelatihan pengarusutamaan gender dalam kewirausahaa energi terbarukan bagi agen PV Agroprocesing yang di fasilitasi oleh ibu Intan Darmawati Supeno dan dilaksanakan pada tanggal 27-30 november 2017 dengan membagi peserta dalam dua gelompang kegiatan. Kegiatan gelombang pertama dilakukan pada tanggal 27-28 november 2017 lalu peserta gelombang selanjutnya dilakukan pada tanggal 29-30 november 2017 dengan melibatkan semua agen penggiling padi dan jagung yang ada di wilayah sumba barat dan sumba tengah yang bertempat di aula hotel pelita kabupaten Sumba Barat- NTT.
Dalam pelatihan ini, peserta diarahkan untuk memahami sistem managemen bisnis rumah tangga dengan mengutamankan kerjasama yang baik antara suami dan istri karena pada dasarnya perempuan dan anak juga memiliki akses yang sama dengan laki-laki terhadap energy baru terbarukan. Perempuan dan laki-laki memiliki kontrol atas hidup mereka sendiri.
Dalam dunia bisnis, perencanaan tentu saja adalah hal yang sangat penting. Peserta pelatihan ini juga diarahkan untuk mampu menyusun perencanaan masa depan usaha mereka sendiri. Peserta perlu mengenal impian mereka dan membaca setiap hambatan dan peluang yang berpotensi mereka temui dalam kegiatan perjalanan bisnis mereka.
Dengan menggunakan metode penyampaian pesan melalui gambar, peserta juga diajak untuk menganilisis sejauh mana mereka mengenal hal-hal pendukung dan penghambat usaha mereka serta menyampaikan dalam ruang diskusi untuk kemudian sama-sama dianalisa oleh peserta lain seberapa untuk melihat besar kemungkinan hal tersebut bisa menjadi peluang dan hambatan dalam usaha mencapai target pendapatan.
Salah satu ilustrasi yang digunakan adalah sebuah pohon. Dalam hal ini, rumah tangga dan pohon sama-sama membutuhkan keseimbangan jika ingin berbuah. Apabila akar tidak sama kuat di kedua sisinya maka pohon bisa saja tumbang jika diterpa badai. Apabila buahnya lebih berat jika dibandingkan sis lainnya maka pohon itu akan tumbang juga dan tidak akan ada panen lagi di waktu selanjutnya.
Dalam pohon rumah tangga, ketimpanganantara laki-laki dan perempuan adalah penyebab ketidakseimbangan yang sewaktu-waktu dapat membuat pohon rumah tangga tersebut tumbang. Sering terjadi input pembagian kerja tidak efisien terhadap pohon. Ketidakseimbangan itu tentu saja mempengaruhi tumbuh kembang pohon. Batang pohon rumah tangga sering melengkung ke satu arah lainnya karena adanya ketimpangan adan ketidakseimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dalam menjaga keseimbangan pohon rumah tangga, setiap cabang perlu diberi input yang seimbang agar pohon bisa bertumbuh dengan baik dan membantu aliran kebaikan dari akar hingga ke cabangnya. Pohon keluarga bahagia memiliki tujuan untuk menjaga semua keseimbangan sehingga setiap bagian orang atau bagian dari pohon itu dapat berkontribusi secara setara dan semua orang mendapatkan manfaatnya.
Dalam pohon keluarga bahagia, peserta pelatihan akan membuat analisis terkait hambatan yang dirasakan oleh agen penggiling padi dan jagung. Hambatan itu berupa hambatan teknis produksi seperti ada alat yang rusak sehingga mempengaruhi kerja mesin, hambatan dari aspek manusia seperti kesibukan suami dan istri saat adanya acara adat yang tidak bisa ditinggalkan, dan hambatan terkait pemasaran seperti persaingan dan daya beli masyarakat yang masih rendah. Melalui diskusi, berbagai permasalahan itu akan dicari solusinya, dengan mempertimbangkan potensi yang mereka miliki yakni penggilingan padi atau jagung yang menggunakan tenaga surya. **