Penjaga Gambut Masa Depan dari Kubu Raya
Minggir dong
Minggir dong
Minggir dong!
Pendekar Gambut mau lewat
Gambut milik semua
Yang harus kita jaga
Minggir dong
Minggir dong
Minggir dong!
Lagu yang sangat populer untuk anak anak pramuka terdengar riuh dinyanyikan oleh 100 siswa yang berasal dari 9 Sekolah Dasar di Kabupaten Kubu Raya Propinsi Kalimantan Barat. Para siswa ini mewakili sekolah dasar dari 4 kecamatan di Kubu Raya yakni kecamatan Sungai Raya, Sungai Ambawang, Sungai Kakap dan Rasau Jaya.
Pagi itu, Selasa 18 April 2017 mereka diundang untuk mengikuti kegiatan Pemutaran Video Animasi dan Sosialisasi Komik “Mengenal Ekosistem Gambut” yang dilaksanakan oleh Yayasan BaKTI atas dukungan MCA Indonesia dan bertempat di Aula Kantor Bupati Kubu Raya - Kalimantan Barat. Semangat dan rasa penasaran dari siswa dan guru nampak jelas terbukti dari kehadiran mereka yang tiba di lokasi kegiatan 1 jam sebelum kegiatan di mulai.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Bupati Kubu Raya, Bapak Hermanus, MSi. Turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala Dinas Pendidikan Kubu Raya Bapak Frans Randus, para guru pendamping dari 9 SD, staf dari Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Badan Lingkungan Hidup Daerah dan Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah kabupaten Kubu Raya serta Tim MCA Indonesia yang terdiri dari National Relationship Manager, Eko Subhan dan Provincial Relationship Manager untuk wilayah Kalimantan, Moefid Mafoedin.
Acara kali ini dipandu oleh Kak Heru, seorang pendongeng dari Makassar sebagai host. Ibu Lies, salah seorang guru yang sedianya menjadi partner untuk membawakan acara tiba tiba berhalangan datang. Namun peran para guru pendamping sangat membantu dalam mengarahkan siswa untuk duduk rapi dan tertib.
Tepat pukul 08:30 WIB Bapak Hermanus selaku Wakil Bupati Kubu Raya memasuki ruangan aula yang sudah dipenuhi oleh tamu undangan. Siswa yang hadir duduk melantai di atas karpet merah sedangkan guru pendamping dan undangan lainnya duduk di sisi kiri dan kanan aula.
Dalam kata pengantarnya, Staf BaKTI yang diwakili oleh Sherly Heumasse menyampaikan mengapa pelaksanaan kegiatan ini mengambil tempat di Kubu Raya. Disamping karena kabupaten ini sebagai salah satu kabupaten yang berlokasi di lahan gambut, letak Kubu Raya sangat strategis dan sangat mudah dijangkau karena sudah ada bandara Supadio yang lokasinya hanya 15 menit dari ibukota Kubu Raya. Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan dan pengetahuan para siswa Sekolah Dasar di Kubu Raya mengenai pengenalan ekosistem gambut di Indonesia secara khusus di daerahnya.
Wabup Kubu Raya, Bapak Hermanus yang juga salah satu putra asli Dayak dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga hutan dan lahan gambut agar tetap lestari dan dapat dimanfaatkan secara bijak bagi kelangsungan hidup anak cucu kita kelak. “Anak-anak yang hadir hari ini, Insya Allah akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang, untuk itu sangat penting untuk belajar sejak dini mengenai pengelolaan dan pemanfaatan gambut agar kelak anak-anak sekalian masih bisa menikmati cadangan karbon yang tersimpan di dalam gambut, menikmati kelimpahan vegetasi flora dan fauna penyanggah kehidupan kita”. Ujar Hermanus dalam sambutannya.
Pak Hermanus menambahkan, para siswa yang ikut dalam kegiatan ini diharapkan dapat menjadi 'duta' bagi teman-teman mereka yang tidak hadir dengan cara meneruskan pengetahuan yang ada dalam video maupun komik.
Kini tiba, masuk ke acara inti pemutaran video animasi. Video animasi berdurasi 7 menit ini, menarik perhatian anak-anak, selain karena gambar/animasi juga kaya akan informasi mulai dari ciri-ciri gambut, habitat yang hidup di dalamnya, peran dan pemanfaatan gambut dalam kehidupan sehari-hari sampai pada bencana yang diakibatkan apabila gambut tidak dipelihara dengan baik. Di awal dan di akhir sesi, kak Heru memberikan kuis seputar informasi yang ada dalam video yang telah ditonton. Lagi-lagi Kak Heru kewalahan dibuatnya memilih peserta, supaya adil harus ada keterwakilan tiap sekolah.
Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan membaca beberapa halaman pada komik dan lagi-lagi ada kuis dan hadiah menarik menanti di akhir sesi ini. Dalam sesi membaca komik, siswa yang hadir dibagi menjadi 5 kelompok besar. Pembagian kelompok menjadi sangat menarik karena permainan ice breaking “Tempel Jari” yang membuat suasana menjadi riuh. Permainan ini mengharuskan setiap anak harus mencari teman yang bukan berasal dari satu sekolah. Sehingga semua siswa yang ada bisa mengenal satu sama lain.
Di setiap kelompok, mereka diberikan tugas untuk membuat nama kelompok yang berkaitan dengan ekosistem gambut. Nama kelompok menjadi sangat unik, ada kelompok Ekobut atau ekosistem gambut, ada kelompok Millenium, kelompok Peko atau penjaga ekosistem. Di setiap kelompok mereka berdiskusi untuk membuat satu pertanyaan yang diambil dari buku komik. Pertanyaan tersebut diajukan ke kelompok lainnya. Jawaban yang benar akan mendapatkan hadiah dari Kak Heru.
Dan ternyata semua pertanyaan yang diajukan oleh masing masing kelompok dapat dijawab dengan benar oleh 5 siswa yang berasal dari berbagai kelompok.
Di penghujung acara, sebelum siswa kembali ke kelompok sekolahnya masing masing, Kak Heru memberi tugas untuk mencatat nama teman yang hadir di bukunya komiknya. Mereka harus mengenal teman lainnya karena semua harus bisa membuat komitmen bahwa tugas menjaga gambut harus dilakukan bersama-sama.
Ada yang menarik ketika Aisyiah, siswi SDN 9 Sungai Raya ditanya kesan tentang acara ini "komiknya sangat menarik dan mudah dimengerti isinya". Sedangkan Dicky, siswa kelas 4 SDN Sungai Raya mengatakan dengan penuh semangat bahwa dia suka acara ini karena ada hadiahnya.
Dan lagu “Pendekar Gambut” kembali menjadi lagi penutup kegiatan.