Pemimpin dan Pengawal Mimpi Besar Petani Kakao di Sumba

You are here

Home / Pemimpin dan Pengawal Mimpi Besar Petani Kakao di Sumba

Pemimpin dan Pengawal Mimpi Besar Petani Kakao di Sumba

Sejak tanggal 10-12 April 2017 Kegiatan Semiloka Kepemimpinan Kader Tani Kakao Yang Berdaya, Bermartabat, Bertenaga, Dan Berdaulat dilakukan di Aula Hotel Sumba Sejatera – Sumba Barat Daya, NTT. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Konsorsium Wee Padalu yang merupakan salah satu penerima hibah dari Millenium Challenge Account (MCA) Indonesia untuk  Jendela 2 Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat yang bekerja sejak bulan Juli 2016. Konsorsium ini beranggotakan Yayasan Kalola Moripa, Yayasan Hati Nurani, Yayasan Kasimo, Yayasan Peduli Kasih, BK3D Sumba, Yayasan Komunitas Radio Max FM Waingapu, Yayasan Transfair Indonesia dan di-lead oleh Yayasan Pengembangan Kemanusiaan (YPK) Donders.

Kegiatan semiloka ini dibuka oleh Kepala Bappeda SBD, Bapak Ir.Yohanes Oktavianus, MM. Dalam sambutannya beliau mengapresiasi pendampingan yang telah dijalankan oleh Konsorsium Wee Padalu. Beliau mengakui bahwa peran mitra, dalam hal ini NGO sangat berpengaruh terhadap perkembangan petani kakao. Salah satu hal yang perlu diperjuangkan adalah membangkitkan semangat, motivasi, dan kesadaran oleh masyarakat sendiri bahwa ini sangat penting bagi kehidupan mereka. Dana desa diharapkan juga dapat berperan terhadap kelangsungan aktivitas perkebunan di desa,baik itu kakao maupun hasil kebun lainnya. Karena itu, penting adanya saling revisi atau sharing antara berbagi elemen seperti pemerintah desa, pemerintah daerah, kelompok tani, dan NGO agar dapat saling membantu dan mengisi dalam berbagai rencana pembangunan.

 

 

Semiloka ini dilakukan dengan melihat kenyataan bahwa pengkaderan dalam setiap organisasi adalah hal mutlak dan harus dilakukan. Kenyataan bahwa melalui kaderisasi tongkat estafet organisasi itu akan dapat dilanjutkan membuat Konsorsium Wee Padalu merancang sebuah diskusi yang melibatkan 41 peserta (18 peserta laki-laki dan 23 peserta perempuan) dari 36 kelompok tani kakao dalam 30 desa 9 kecamatan di kabupaten Sumba Barat Daya. Para kelompok tani kakao menjadi sasaran kegiatan ini, mengingat mereka adalah organisasi-organsasi yang menjadi binaan atau dampingan dari Konsorsium Wee Padalu.

Secara umum kegiatan yang difasilitasi oleh dua orang tenaga ahli ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kepemimpinan dan kaderisasi dari petani kakao (perempuan dan laki-laki) agar memiliki pengetahuan, keterampilan, serta sikap sebagai petani yang profesional yang bermartabat dalam budayanya, yang berdaulat tata kelola rantai pasarnya dan yang bertenaga secara sosial, khususnya dalam kelompok dan antar kelompok tani kakao. Sementara itu, tujuan khusus dari diadakan semiloka ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran baru dan kritis tentang petani kakao yang militan dan memiliki komitmen bekerja keras, kerja tuntas, dan kerja sama dalam membangun kepercayaan kader petani yang handal dan kuat, memetakan tipe kader-kader petani yang menjadi pemimpin berbasis pada nilai-nilai dan prinsp-prinsp yang kuat, serta membangun agenda kerja sama sebagai medium berbagi antar kader secara berkelanjutan.

Selama tiga hari, kegiatan difasilitasi oleh ibu Sutriyatmi Atmadireja dari Seknas KPI Jakarta dan ibu Veronika Atha, SH yang merupakan ketua LPA NTT. Semua peserta diajak untuk memahami kegelisahan sekaligus mimpi besar di masa depan serta memahami bagaimana kerja sama yang maksimal antara semua anggota kelompok tanpa memandang perbedaan jenis kelamin adalah salah satu hal yang penting untuk mencapai tujuan.

Berbicara tentang gender tentu melibatkan pola pikir yang sudah berakar dalam kehidupan masyarakat. Masih banyak individu yang terjebak dalam pola pikir yang mengarahkan kaum perempuan maupun laki-laki pada satu kondisi atau situasi yang merugikan. Misalnya keadaan dimana perempuan tidak dapat berpendapat dengan bebas dan hanya bisa melakukan apa yang telah diputuskan laki-laki karena dianggap lemah, padahal belum tentu hal tersebut benar. Tidak hanya pada perempuan, diskriminasi yang terjadi pada laki-laki pun sering terlihat dan berakibat buruk, misalnya jika laki-laki diposisikan sebagai kepala keluarga, diberi peran sebagai pencari nafkah, namun tidak mampu melakukannya maka dia akan dianggap sebagai laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Anggapan ini dapat menimbulkan tekanan psikologis pada laki-laki. Tekanan psikologis ini dapat membawa dampak lain misalnya menjadi stress, pelariannya pada minuman keras, akibatnya melakukan kekerasan fisik dan psikis pada istri-anak atau berkelahi dengan orang lain dan sebagainya.

 

 

Hal-hal yang telah dimiliki manusia sebagai kodratnya memang sudah tidak bisa diubah lagi. Namun beberapa hal mengenai pandangan masyakarat tentang kebiasaan manusia  masih bisa berubah dari waktu ke waktu atau berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Pandangan masyarakat yang demikianlah yang disebut gender. Pemahaman tentang gender meliputi pembagian peran, posisi, ciri-ciri dan sifat yang dilekatkan pada perempuan dan laki-laki yang sewaktu-waktu bisa berubah. Beberapa hal yang biasa kita temui dalam masyarakat adalah laki-laki diidentikkan dengan sifat yang gagah, galak, tegas, rambut pendek, suara berat, ketua kelompok, kasar, bisa membawa barang berat, bertanggung jawab, sekolah tinggi. Sedangkan perempuan diidentikkan dengan sifat yang lemah lembut, rambut panjang, cengeng, ibu rumah tangga, menjadi bendahara/sekretaris kelompok, tidak mencari nafkah dan lain sebagainya.

Pola pikir masyarakat yang berpengaruh pada perilaku dan tindakan yang diambil cenderung memberikan dampak negatif bagi setiap individu baik itu perempuan maupun laki-laki dan inilah yang dikenal dengan ketidakadilan gender. Ketidakadilan gender ini terdeteksi ketika individu mengalami atau merasakan sesuatu yang buruk sebagai akibat dari perilaku atau pola pikir masyarakat. Misalnya beban ganda yang dialami dalam bentuk beban dobel atau beban berlebihan pada laki-laki atau perempuan, misalnya meskipun bekerja di luar rumah mencari nafkah, masih harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga (masak, mencuci, urus anak, mengambil air dan lain-lain). Beban ganda ini menimbulkan dampak kelelahan fisik dan psikologis pada yang bersangkutan. Selain dapat membuat sakit secara fisik, juga dapat menimbulkan stress, tidak produktif dalam bekerja, tidak dapat berfikir jernih.

Selain itu beberapa peristiwa kekerasan juga sering kita dengar dan temui dalam kehidupan sehari-hari. Kekerasan yang terjadi, salah satunya juga merupakan dampak/akibat dari ketidakadilan gender yang harus ditanggung. Kekerasan dapat berupa kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, kekerasan ekonomi. Ada juga yang disebut pelabelan atau disebut juga stigmatisasi. Bentuk ini, memberikan label-label atau penyebutan-penyebutan kepada laki-laki dan perempuan yang memberi dampak tekanan psikologis. Misalnya perempuan keluar malam disebut perempuan jalang dan tidak jarang dianggap boleh menjadi obyek kekerasan. Laki-laki yang lembut dan lemah gemulai disebut bencong dan salah satu dampak ikutannya juga mirip, dianggap boleh menjadi obyek kekerasan. Diskriminasi yaitu perlakukan yang berbeda pada perempuan dan atau laki-laki, didasarkan pada cara pandang terhadap perempuan dan laki-laki. Misalnya perempuan tidak disekolahkan tinggi karena nantinya akan kembali ke dapur. Ketidakadilan gender lainnya dapat berupa sub ordinasi yaitu perlakuan yang menganggap salah satu pihak berada dibawah yang lain. Oleh karena itu biasanya pihak tersebut tidak akan diminta pendapat dan hanya diminta menjadi pengikut/penurut. Hal ini lebih banyak terjadi pada perempuan yang dianggap manusia nomor dua.

Mengapa Petani Kakao Perlu Belajar Tentang Kesetaraan Gender?
Salah satu peserta menanyakan hal tersebut pada hari pertama semiloka. Pasalnya sejak dimulainya materi hari pertama hingga hari pertama hampir berakhir peserta tersebut belum mendapatkan tambahan pengetahuan tentang kakao seperti yang diharapkannya misalnya penjelasan mengenai cara penanaman yang tepat dan perawatan tanaman kakao yang benar atau pun cara pengolahan biji kakao yang menghasilkan biji kakao berkualitas.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pemikiran peserta diarahkan pada sebuah pola pikir dimana mereka semua perlu melihat dan memahami bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas hasil dari kebun kakao membutuhkan sebuah pengorganisasian yang cerdas dan matang. Dalam organisasi atau kelompok yang telah ada, penting untuk mengetahui pembagian peran dan tugas bagi semua anggota kelompok. Keterlibatan perempuan yang biasanya diabaikan dalam kelompok bermasyarakat perlu ditinjau ulang dan diperbaiki, mengingat melalui sebuah diskusi kelompok, semua peserta telah menyepakati bahwa ternyata ada hal-hal yang awalnya dinilai hanya bisa dilakukan oleh laki-laki ternyata bisa juga dilakukan oleh perempuan, atau pun sebaliknya, tentu saja yang dimaksudkan bukan hal-hal yang bersifat kodrati seperti yang sudah dijelaskan tadi. Kekompakan dalam pengorganisasian sesuai potensi yang dimilki merupakan salah satu aspek penting dalam meningkatkan hasil panen kakao. Tanpa mengabaikan pendapat dan pemikiran anggota, siapa pun itu, sebuah kelompok tentu akan berhasil.

 

 

Melalui pemutaran sebuah film animasi, peserta diajak untuk melihat seorang laki-laki yang tidak bekerja sama dengan istrinya untuk membereskan pekerjaan di rumah termasuk menjaga anak mereka yang masih kecil. Apalagi sang istri juga membantu ekonomi keluarga dengan turut bekerja di sebuah perusahaan. Kondisi yang dilihat dalam animasi tersebut memberikan pemahaman pada peserta bahwa rumah tangga akan harmonis jika adanya saling kerja sama dan saling membantu antara semua anggota keluarga. Keluarga sebagai sebuah organisasi paling kecil yang ada dalam masyarakat mampu memberikan gambaran bahwa organisasi sebersar apa pun itu akan tetap akan berjalan dengan baik jika adanya keseimbangan peran dan tugas, tidak perlu membebani tugas pada salah satu individu saja atau tidak perlu mengabaikan potensi yang ada hanya karena perbedaan jenis kelamin.
 
Bermimpi Dan Menemukan Jalan Mewujudkannya
Mencapai kesejahteraan keluarga dan masyarakat Sumba Barat Daya adalah mimpi besar peserta demi terwujudnya ekonomi yang memadai, mencapai pendidikan setinggi-tingginya, terlibat dalam pembangunan rumah-rumah ibadat serta berbagai aktivitas sosial lainnya. Dengan mimpi besar itulah, peserta ingin berjalan bersama-sama dan memberi diri didampingi demi mencapai hasil yang maksimal. Minat belajar yang tinggi dari peserta dijawab dengan terlibat dalam berbagai pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh Konsorsium Wee Padalu.
Untuk bisa mencapai mimpi besar tersebut, ada beberapa hal yng harus diketahui oleh peserta. Ada beberapa hal yang harus dianalisis dan dipahami agar jalan menuju mimpi itu menjadi terbuka dan bisa dicapai. Melalui diskusi kelompok, peserta diajak untuk memahami semua potensi yang selama ini dimiliki oleh kelompok petani kakao. Peserta di ajak menganalisis dan mengenal kondisi yang mereka jalani selama ini melalui analisis SWOT. Melalui analisis ini peserta berusaha mengenali kekuatan, peluang, kelemahan, dan ancaman yang ada.

Berdasarkan hasil diskusi, kekuatan dari petani dapat dirangkum sebagai berikut: ada kemauan tinggi dari petani agar dapat berhasil, sudah terbentuk kelompok-kelompok petani kakao, setiap peserta mempunyai lahan yang bisa digarap serta adanya pendampingan konsorsium Wee Padalu seperti sekolah lapang yang saat ini sedang berjalan di beberapa desa dengan menggabungkan beberapa kelompok.
Sementara itu, jika disimpulkan kelemahan yang ada adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki petani dalam hal pengolahan kakao seperti cara memupuk, perawatan tanaman, kurangnya anakan kakao yang berimbas pada kurangnya jumlah tanaman kakao dan hasil kakao yang belum maksimal, usaha pertanian kakao  masih baru sehingga petani masih berusaha berproses mengenal dunia kakao, sumber daya manusia masih kurang, kurangnya kerjasama dalam kelompok,  gotong royong belum nampak, kurangnya partisipasi anggota kelompok dalam setiap pertemuan/ rapat, kurang menghargai antara pengurus kelompok dan anggota kelompok.

Lalu peluang yang dimiliki oleh kelompok adalah pendampingan dari Konsorsium Wee Padalu, dukungan bibit dari pemerintah, dukungan dari lembaga-lembaga mitra: MCA Indonesia, HIVOS, dan seterusnya serta permintaan banyak sehingga peluang pemasaran lebih luas. Namun dengan kekuatan, kelemahan serta peluang yang ada, terdapat beberapa ancaman yang dirasakan oleh peserta. Ancaman itu berupa ancaman musim hujan yang tidak menentu, dikuasai pemilik modal besar serta harga kakao yang tidak stabil.
Dengan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang ada, maka diharapkan peserta yang juga merupakan petani kakao dapat mempelajari dan memiliki strategi yang cerdas untuk mengatasi kelemahan dan ancaman yang ada dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang.

Pemimpin Yang Mampu Mewujudkan Mimpi
Seorang pemimpin bukanlah sosok yang biasa saja. Di dalam diri seorang pemimpin harus terdapat nilai-nilai tambahan yang menonjol dan membuatnya mampu mengemban tugas dan membawa semua anggota menuju mimpi yang sama. Seorang Pemimpin harus dapat mempengaruhi anggota  suatu kelompok/organisasi untuk  mencapai tujuan. Beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah karakter, perilaku, pengaruh, pola interaksi/ hubungan dengan orang lain, dan pekerjaan pada suatu posisi. Karena hal-hal tersebut dapat berada dalam pribadi semua manusia baik perempuan dan laki-laki maka siapa pun dia yang memiliki kemampuan-kemampuan seperti yang dijelaskan tentu dapat menjadi pemimpin yang baik.

Setiap pemimpim berperan dalam siklus pembangunan yang meliputi perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Empat hal penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalah tujuan kegiatan yag akan dibuat, memilih kegiatan, menganalisis sumber daya yang ada baik itu sumber daya manusia maupun uang, barang dan jasa yang dimiliki kelompok, serta waktu. Perencaaan harus mampu menjawab beberapa pertanyaan seperti mengapa rencana ini diperlukan (why), apa tujuannya/sasarannya (what), dimana dilaksanakannya (where), kapan pelaksanaannya (when), siapa yang melaksanakannya (who) dan bagaimana cara melaksanakannya (how).

 

Hal penting yang harus dilakukan juga adalah control/pengendalian. Dalam hal ini, pengendalian atau control harus meliputi semua aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindakan perbaikan. Pengendalian  mulai dari proses awal hingga hasil akhir. Termasuk penanggulangan dan pencegahan untuk mengurangi akibat dan terulangnya masalah yang sama. Dalam pengendalian perlu dicermati fakta/data, prinsip prioritas, sasaran terukur, berdasarkan prosedur/peraturan dan harus dicatat. Dimulai dengan sasaran terukur dan berakhir dengan hasil terukur.
Seorang pemimpin juga dituntut harus memahami sumber daya manusia itu sendiri, karena yang dipimpinnya adalah para anggota kelompok yang memiliki tujuan dan mimpi yang sama dengan karakter yang berbeda-beda. Manusia mempunyai cipta, rasa & karsa sehingga manusia senang dengan suasana hubungan baik dan harmonis serta tidak suka disalahkan tetapi juga kecewa jika orang lain berbuat salah terhadap dirinya. Manusia adalah homosociale, tidak suka sebatang kara, maka membutuhkan hubungan baik dan kerjasama (partisipatif).
Hubungan yang super adalah hubungan yang efektif dan partisipatif dan sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Menurut Mc Gregor, hubungan yang efektif dapat tercipta melalui suasana menyenangkan dan tidak menegangkan, anggota kelompok yang berpartisipasi, tujuan bersama dimengerti dan diterima, saling mendengarkan, menerima perbedaan pendapat, keputusan dicapai secara konsensus/mufakat, terbuka terhadap  kritik, suasana nyaman dan aman untuk menyampaikan ide dan perasaan, pembagian tugas jelas dan diterima dengan baik serta tidak ada yang merasa mendominasi dan engadakan evaluasi bersama yang dilakukan terus menerus. Sementara itu hubungan yang partisipatif dapat terwujud melalui komitmen untuk bersungguh-sungguh, kesatu-tujuan/keserasian/harmonis, saling percaya, saling terbuka, yakin dan bangga, merasa saling membutuhkan, komunikasi dua arah, sabar dan saling jaga perasaan, sikap bijaksana, serta menjaga sikap tabah dan tawakal.

 

Dalam kehidupan berorganisasi atau berkelompok tentu saja tidak terlepas dari berbagai masalah yang ada, baik yang datang dari dalam kelompok itu sendiri maupun dari luar kelompok. Kemampuan mengatasi masalah perlu ada dalam diri seorang pemimpin. Masalah harus diselesaikan dengan hasil terbaik agar semua pihak merasa puas dan bahagia. Cara penyelesaian yang efektif dan efisien adalah melalui langkah yang demokratis.  Suasana harus diciptakan harmonis dan saling menghargai dalam musyawarah agar tujuan bersama tercapai. Penyelesaian masalah yang berkualitas memiliki syarat-syarat sebagai berikut hasil yang ada dapat memberikan kepuasan dalam hal mutu dan  jumlah,  sangat sesuai dengan kebutuhan, proses tepat waktu, seefektif mungkin, biaya seefisien mungkin serta  semangat/motivasi yang terjaga.
Seorang pemimpin juga dituntut harus memiliki sikap mental yang super. Lakukan yang terbaik pada kesempatan pertama, tidak mengulangi kesalahan sekecil apapun, ungkap masalah yang   terjadi karena jika tidak maka ada kemungkinan akan berakibat pada proses berikutnya (takut/malu/segan akan  merugikan banyak pihak) dan selalu memperbaiki hasil karya sendiri untuk orang lain.
Karena itu para pemimpin dalam dunia usaha/wirausaha atau pun dalam kelompok-kelompok tani kakao adalah orang-orang yang harus mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis yang ada lalu mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan agar tujuan bersama semua anggota kelompok bisa dicapai dengan hasil yang maksimal.
Seorang pemimpin adalah seorang perempuan atau laki-laki luar biasa yang mampu mengawal mimpi semua anggotanya hingga menjadi kenyataan. Mimpi besar petani kakao di Sumba Barat Daya perlu diwujudkan dalam sebuah kesejahteraan bersama, karena itu sosok seorang pemimpin dalam kelompok perlu dipilih dengan cara yang cerdas dan tepat. **

Contact
Share This: