TEKNOLOGI BERBASIS SPATIAL DITERAPKAN DI MAJENE
Land Equity International (LEI) sebagai salah satu penerima hibah proyek kemakmuran Hijau MCA-I tanggal 20 sampai dengan 27 Februari 2017 telah melaksanakan pelatihan dasar Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk perencanaan ruang dan lokakarya untuk peninjauan ulang tata ruang kabupaten Majene bertempat di Hotel Abrar, Kabupaten Majene. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pemetaan dan perencanaan (PMaP.3) Proyek Kemakmurah Hijau MCA-I. Kegiatan ini dihadiri oleh staf non struktural OPD (Organisasi Pendapatan Daerah) terkait baik dari Provinsi Sulawesi Barat maupun dari Kabupaten Majene di antaranya Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP), Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Bappeda, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Komunikasi dan Informasi, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Dinas Kelautan dan Perikanan.
Tujuan dari pelatihan ini adalah selain untuk meningkatkan kapasitas teknis untuk staf pemerintah daerah di bidang SIG berkenaan penataan ruang, juga untuk pemanfaatan informasi geospatial dalam perencanaan penggunaan ruang dan perencanaan pembangunan ruang partisipatif serta pengenalan Information Management Sistem (IMS) sebagai alat bantu dalam pengelolaan data dan informasi geospatial. Hasil simulasi pelatihan dipresentasikan dan didiskusikan dalam lokakarya dengan proses partisipatif untuk melihat kecenderungan perubahan ruang yang terjadi di Kabupaten Majene.
Sistem Informasi Geografis sendiri adalah suatu sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis. Misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunakan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Selain itu SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang yang bertujuan agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman, kawasan industri, dan lainnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP), H. Mithhar saat membuka lokakarya mengatakan bahwa teknologi memang sulit tapi dengan teknologi membuat kita lebih mudah khususnya dalam Sistem Informasi Geospatial apalagi menyangkut persoalan tata ruang. Saat ini sudah ada instruksi Gubernur agar seluruh perizinan disatukan berhubungan dengan teknologi khususnya di Majene. Beliau juga mempertegas tantangan yang dihadapi saat ini berkenaan dengan pelayanan satu pintu yakni koordinasi yang masih perlu ditingktakan dengan semua pihak terkait.
Untuk mendukung keberlanjutan program, Dewi Indah selaku Spatial Planner untuk wilayah Sulawesi Barat-PMaP.3 sangat berharap kepada pemerintah daerah agar sumber daya yang telah dilatih tidak mengalami pergantian kecuali ada permintaan baru terkait tenaga IT mengingat kegiatan ini akan berlanjut hingga bulan Mei 2017. Pasca pelatihan dan lokakarya telah disusun jadwal kelas reguler untuk memperkuat pemahaman SDM yang telah dilatih khususnya dalam Sistem Informasi Geospatial.
Di akhir pelatihan banyak kesan yang disampaikan oleh para peserta yang pada intinya hampir sebagian besar peserta pelatihan baru mengikuti pelatihan Sistem Informasi Geospatial ini, sehingga mereka berharap adanya bimbingan dari tim pelaksana proyek PMaP.3 dalam hal ini LEI untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mereka sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang peserta, Muh. Asrul dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah kabupaten Majene “ini merupakan program baru dan saya baru belajar disini, kebetulan ada kelas di Bappeda yang bisa kami ikuti untuk mempermantap lagi, olehnya itu saya ucapkan terimakasih atas kelas yang dibuka dan apabila ada trik untuk lebih cepat memahami dapat diberikan ke kami”. Selain itu peserta berharap agar apa yang dipelajari dikelas reguler disesuaikan dengan tupoksi masing-masing instansi sehingga bisa langsung diterapkan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan mendukung kebijakan satu peta.