Program Keahlian SMK Antisipasi Kebutuhan Baru
VOKASI
Program Keahlian SMK Antisipasi Kebutuhan Baru
7 Februari 2017
JAKARTA, KOMPAS — Pendidikan vokasi di tingkat SMK dikembangkan dengan sejumlah program keahlian yang mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja di bidang potensial. Kerja sama lintas lembaga, termasuk dengan dunia usaha dan dunia industri, membuat SMK melek untuk mengantisipasi permintaan tenaga kerja terdidik dan terampil yang potensial.
Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Mustaghfirin Amin, Senin (6/2), di Jakarta, mengatakan, mulai tahun ajaran baru Juli nanti, di SMK diberlakukan 142 kompetensi keahlian. Jurusan-jurusan konvensional tetap ada, tetapi jurusan baru juga dikembangkan sesuai potensi dalam dunia usaha/dunia industri (DUDI) dan pembangunan.
"Dalam kebijakan revitalisasi SMK, pemerintah daerah juga diminta untuk dapat mengembangkan SMK yang mendukung potensi daerah. Dengan diserahkannya kewenangan SMK ke provinsi, kesempatan menata bidang-bidang keahlian yang mendukung potensi daerah dapat dilakukan. Hal ini bertujuan menumbuhkan ekonomi di daerah sekaligus menyerap lulusan SMK yang memang sesuai kebutuhan daerah," tutur Mustaghfirin.
Ia menambahkan, program pariwisata maritim relatif baru dikembangkan untuk mendukung SDM di dunia pariwisata yang permintaannya meningkat. Termasuk ketika potensi maritim di Indonesia berkembang.
Salah satu pengembangan program keahlian di SMK adalah teknik energi terbarukan (TET). Pemerintah menggenjot program pengadaan listrik 35.000 MW dengan ketentuan kontribusi energi terbarukan ditargetkan 23 persen pada 2025. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperkirakan, pengembangan energi terbarukan di Indonesia membutuhkan 70.000 tenaga kerja terdidik, terlatih, dan kompeten pada 2025.
Pengembangan SMK TET yang tersebar di sejumlah daerah ini didukung lewat Program Pengembangan Pelatihan dan Sertifikasi Profesi Teknik Energi Terbarukan (Peka Sinergi).
Pelatihan dan sertifikasi untuk guru dan lulusan dilakukan. Demikian pula peluang menjalin kerja sama dengan DUDI untuk magang atau penyerapan lulusan. Penguatan dilakukan untuk empat sumber energi terbarukan yang potensial, yakni tenaga surya, angin, hidro, dan biomassa.
Associate Director Proyek Pengetahuan Hijau Millenium Challenge Account Indonesia Poppy Ismalina mendukung upaya link and match sebagai upaya nyata mengatasi kesenjangan tenaga kerja energi terbarukan. Siswa SMK perlu diperkuat dalam memenuhi kompetensi yang dibutuhkan DUDI, seperti memiliki keterampilan manajemen dan wawasan kewirausahaan.
Kesehatan
Peka Sinergi menjalankan program di 12 SMK TET di Nusa Tenggara Barat dan direncanakan di daerah lain. Adapun pengembangan SMK kesehatan dilakukan industri terkait. Permintaan tenaga kerja kesehatan homecare yang tinggi potensial diisi lulusan SMK kesehatan.
Pada tahun-tahun mendatang, jumlah orang lanjut usia bertambah dan usia harapan hidup meningkat. PT Insan Medika, perusahaan penyedia layanan home care, misalnya, menjalin kerja sama pelatihan sekaligus rekrutmen dengan beberapa SMK kesehatan di Jawa dan Bali. "Salah satu masalah kebanyakan lulusan dari SMK kesehatan, mereka tidak tahu harus ke mana setelah lulus. Padahal, kebutuhan tenaga kesehatan dan caregiver di Indonesia sangat besar. Karena itu, kami memperkenalkan konsep home care kepada sekolah-sekolah SMK," kata CEO Insan Medika Try Wibowo. (ELN)
Sumber: http://print.kompas.com/baca/dikbud/pendidikan/2017/02/07/Program-Keahli...