Perencanaan Bisnis dan Jaringan Pemasaran untuk kehidupan Petani Kakao yang Bermartabat

Anda di sini

Depan / Perencanaan Bisnis dan Jaringan Pemasaran untuk kehidupan Petani Kakao yang Bermartabat

Perencanaan Bisnis dan Jaringan Pemasaran untuk kehidupan Petani Kakao yang Bermartabat

Konsorsium Wee Padalu, salah satu penerima hibah dari Millenium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia) untuk  Jendela 2 Hibah Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat yang bekerja sejak bulan Juli 2016 di sekitar 30 desa untuk 36 kelompok petani kakao di Sumba Barat Daya.

Konsorsium yang beranggotakan Yayasan Kalola Moripa, Yayasan Hati Nurani, Yayasan Kasimo, Yayasan Peduli Kasih, BK3D Sumba, Yayasan Komunitas Radio Max FM Waingapu, Yayasan Transfair Indonesia dan di-lead oleh Yayasan Pengembangan Kemanusiaan (YPK) Donders ini mengadakan kegiatan pelatihan tanggal 26-28 April 2017 bertempat di aula Hotel Sumba Sejahtera di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT.

Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta dan dibuka oleh pimpinan Yayasan Donders sekaligus ketua Konsorsium Wee Padalu yakni Pater Mikhael Molan Keraf, C.Ss.R yang sering disapa Pater Mike.

 

 

 

Ibu Intan Darmawati Supeno dan ibu Maria Misericordia Diyan Hastarini, dua orang yang menjadi fasilitator untuk kegiatan yang bertemakan ‘Perencanaan Bisnis Dan Jaringan Pemasaran Yang Adil Bagi Perempuan Dan Kelompok Tani Kakao Di Kabupaten Sumba Barat Daya’ ini. Keduanya berasal dari Kuncup Padang Ilalang atau yang lebih dikenal dengan KAIL, salah satu lembaga yang berpusat di Bandung dan bergerak di bidang support sistem untuk peningkatan kapasitas.

“Konsorsium Wee Padalu meminta KAIL untuk terlibat dalam rencana besar kita yakni rencana bisnis dan pemasaran. Kita melalui banyak hal untuk bisa panen, sesudah itu kita mau buat apa? Hal inilah yang perlu kita pikirkan dengan serius” demikian penggalan isi pembukaan yang disampaikan Pater Mike.

Membangun keyakinan bahwa melalui tanaman kakao kehidupan petani bisa lebih sejahtera merupakan hal yang perlu dilakukan. Pasalnya melalui keyakinan itulah para petani kakao dapat diarahkan untuk lebih serius dan optimis dalam melakukan perawatan tanaman kakao untuk dapat menigkatkan kualitasnya. Dengan kualitas yang baik, maka mimpi setiap petani untuk peningkatan ekonomi demi memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti menyekolahkan anak akan dapat terpenuhi. Dengan gerakan kecil yang terus dilakukan, kelak anak-anak para petani akan semakin bangga mengakui bahwa orang tua mereka memperhatikan mereka karena apa yang diwariskan pada mereka adalah kehidupan dan masa depan yang baik. Sebagai komunitas, kelompok tani kakao yang tersebar di 36 kelompok dalam 30 desa di Kabupaten Sumba Barat Daya sedang berusaha untuk menjadi tuan di atas tanahnya sendiri. Setiap peserta perlu memahami bagaimana menjalin instrumen-instrumen pemasaran sehingga apa yang pada akhirnya diperoleh dari usaha kakao bisa memuaskan.

Tanaman kakao merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki prospek dan potensi yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kian meningkatnya permintaan kakao di tingkat dunia, terbukanya peluang pasar baru, terbukanya peluang pengembangan industri kakao dalam negeri, tersedianya teknologi budidaya, tersedianya SDM yang handal, animo masyarakat yang tinggi dan karakteriskrtik khusus biji kakao serta tersedianya lahan layak tanam. Meskipun potensi dalam bidang kakao cukup menjanjikan namun ada beberapa masalah yang dihadapi oleh petani. Beberapa masalah tersebut diantaranya adalah produktivitas rendah akibat sebagian besar tanaman tua/rusak, penggunaan lahan yang ada masih belum menggunakan bibit yang unggul, kurangnya perawatan tanaman oleh pemilik lahan, serangan hama, rendahnya tingkat desiminasi teknologi akibat minimnya tenaga penyuluh, luasnya cakupan wilayah, terbatasnya sarana dan prasarana pendukung, kualitas biji kakao yang masih rendah (sebagian besar biji kakao yang dihasilkan belum difermentasi), kelembagaan petani yang belum kuat, terbatasnya akses terhadap permodalan, terbatasnya kemitraan antara pengusaha/insdutri dengan petani, serta tata niaga biji kakao yang masih panjang dan didominasi oleh tengkulak.

 

Bagi pemerintah daerah kabupaten Sumba Barat Daya, kakao mendapat perhatian besar dan menjadi program unggulan yakni revolusi pertanian dengan salah satu sub sektornya adalah kakao. Untuk itu diadakan gerakan pembaharuan kakao untuk pengembangan komoditi kakao dan meningkatkan hasil panen baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Data terkini menunjukkan bahwa subsektor pertanian/perkebunan menjadi lapangan kerja utama bagi 75% dari jumlah penduduk kabupaten sumba barat daya.

Beberapa alasan yang perlu diketahui terkait pentingnya pengembangan kakao sebagai komiditi unggulan dan bisnis yang memiliki peluang yang baik adalah kakao merupakan salah satu penghasil devisa negara, kakao juga sebagai pencipta lapangan kerja di mana lahan-lahan warga dapat dimanfaatkan sebagai lahan pengembangan kakao, kakao dapat meningkatkan ekonomi serta menjadi sumber pendapatan utama dalam keluarga, mendorong agroindustri kakao, serta pelestarian lingkungan hidup karena menanam kakao berarti menanam pohon yang sesuai dengan struktur tanah dan ketersediaan sumber daya pendukung seperti air dan cuaca.

 

 

 

Untuk mewujudkan pencapaian yang diinginkan maka perlu dilakukan beberapa strategi yang bisa mengarahkan petani kakao dan menjadi panduan dalam berbagai aktivitas peningkatan hasil perkebunan kakao. Beberapa strategi tersebut adalah pembentukan organisasi pelaksana yang disebut kelompok tani kakao atau KTK, menyusun master plan dan rencana aksi pengembangan kawasan perkebunan di 36 KTK pada 30 desa, membangun kerja sama yang baik dengan stake holder, meningkatkan sarana prasarana ke sentra produksi, membangun manajemen pasar yang lebih baik.

Selain  mengembangkan komiditi kakao sebagai program unggulan, Konsorsium Wee Padalu juga memperluas arah pengembangannya ke arah pengembangan tanaman sela.  Beberapa contoh tanaman sela adalah jagung, ubi-ubian, dan kacang-kacangan. Tanaman sela merupakan tanaman yang ditanam di sela-sela atau diantara pohon kakao dan merupakan tanamaa yang dapat di panen dan dimanfaatkan hasil panennya baik untuk dikonsumsi maupun dijual ke pasar.

Adapun tujuan umum pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi 36 KTK tentang perencanaan usaha berskala bisnis yang memiliki jaringan pemasaran secara adil, khususnya bagi perempuan. Sementara itu tujuan khususnya bisa dijabarkan sebagai berikut, meningkatkan pengetauan perempuan tentang akses dan kontrol terhadap sumber daya, khususnya pada produksi dan pemasaran kakao. Menumbuhkan kemampuan dalam memetakan antara hak dan tanggung jawab perempuan dalam pengelolaan produksi kakao secara ekonomis, strategis dan berkelanjutan, memetakan berbagai kekuatan dan tantangan perempuan petani kakao dalam pemasaran hasil di kabupaten Sumba Barat Daya khususnya dalam akses pemasaran serta memiliki perencanaan atau master plan dalam membangun jejaring pasar kakao yang adil.

 

 

 

Pelatihan yang berlangsung selama tiga (3) hari ini diawali dengan melihat pemahaman peserta terhadap rantai pemasaran dari tanaman kakao itu sendiri yang dimulai dari petani hingga pemasaran dalam bentuk produk coklat atau makanan lain yang mengandung coklat dengan dukungan pemerintah dan LSM. Kegiatan ini lebih dominan menggunakan gambar di atas plano sebagai media untuk memahami materi. Gambar diyakini sebagai bahasa yang lebih universal dan mudah dipahami. Pasalnya gambar menyampaikan pesan lebih baik dari pada sekedar tulisan. Tulisan hanya akan dipahami oleh beberapa orang tertentu tersebut khususnya dari segi penggunaan bahasa, tetapi gambar dapat menyampaikan pesan yang sesuai dengan dengan apa yang digambarkan sekali pun itu diperlihatkan pada orang asing. Karena itu, kegiatan ini lebih banyak menggunakan media gambar untuk memahami banyak hal, mulai dari harapan mengikuti pelatihan hingga mimpi besar sebagai petani kakao.

Melalui presentasi gambar peserta yang hadir sangat berharap, dengan mengikuti pelatihan selama tiga hari ini mereka dapat memahami materi dan menjadi corong penyambung pengetahuan kepada teman-teman kelompoknya, mereka bisa mengerti persoalan pasar dan bisnis dalam dunia kakao, dapat meningkatkan ekonomi berdasarkan strategi bisnis yang dipelajari dalam pelatihan ini, dan sebagainya. Harapan-harapan ini menjadikan peserta tampak serius dan menikmati setiap proses yang terjadi dalam ruangan pelatihan.

Selain itu, peserta juga diajak memahami mimpi besar mereka sebagai petani kakao. Mimpi itu diterjemahkan dalam bentuk gambar di atas selembar kertas plano. Di atas lembaran itu peserta diajak untuk menggambarka hal-hal yang menjadi peluang dan hambatan serta menyusun mimpi besar mereka. Tentang mimpi terbesar mereka, sengaja digambar lebih dahulu dengan alasan ketika kita menyadari betul dan memahamai apa yang kita inginkan ke depan maka kita tau apa yang harus kita lakukan untuk mendapatkan hal tersebut.

 

 

Selain menggambarkan mimpi ke depan dari para petani kakao, dalam kegiatan ini juga dilakukan pemetaan pasar serta survei pada tempat-tempat penampungan biji kakao terdekat. Hal ini dilakukan agar peserta memahami benar bagaimana perjalanan biji kakao serta keadaan pasar sebagai tempat mereka menjual biji kakao yang sudah mereka panen dari kebun.  Di samping itu salah satu hal penting yang akan diarahkan pada peserta adalah bagaimana pembagian tugas dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam hal pengelolaan kakao. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari beban kerja yang berlebihan terhadap perempuan sebagai bagian dari ketidakseimbangan beban kerja yang harus dijalaninya karena selain mengolah lahan biasanya perempuan juga mempunyai tugas domestik dalam rumah tangga. Agar tidak terjadi ketimpangan gender yang berakibat pada menurunnya kualitas dan kuantitas kakao maka perencanaan pelaksanaan perlu memperhatikan beban kerja dari setiap petani baik itu perempuan maupun laki-laki.

Keseimbangan beban kerja serat pemahaman tentang mata rantai pemasaran kakao yang utuh akan membuat petani kakao menjadi lebih optimis dalam mengelola kakao dan tanaman lainnya untuk menjadikan kehidupan mereka dan generasi mereka menjadi lebih baik dan bermartabat. **

Feedback
Share This: