Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru 12 SMK Project Peka Sinergi

Anda di sini

Depan / Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru 12 SMK Project Peka Sinergi

Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru 12 SMK Project Peka Sinergi

Indonesia adalah salah satu negara yang masuk dalam kategori 10 negara dengan jumlah penduduk terpadat. Pertumbuhan penduduk yang tiap tahun mengalami peningkatan membawa Indonesia pada kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat. Listrik merupakan hal yang paling penting karena tanpa ada aliran listrik semua kegiatan manusia akan mengalami kendala dan berimbas pada tingkat perekonomian masyarakat. Untuk menjawab persoalan ini, pemerintah dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Selain kebutuhan listrik yang kian dibutuhkan menuntut semua pihak juga memikirkan bagaimana mendapatkan listrik yang ramah lingkungan. Biasanya jika kita berbicara tentang listrik, yang ada di kepala kita yaitu energi yang dihasilkan dari fosil (batubara, minyak bumi dan gas). Energi fosil belakangan ini sudah mulai dikurangi penggunaannya karena berdampak pada pencemaran lingkungan.  Adapun yang menjadi trend masyarakat belakangan ini yaitu pengembangan energi yang terbarukan karena dinilai ramah lingkungan dan ketersediaannya menjadi jawaban akan krisis energi yang menimpa masyarakat dunia terutama Indonesia. Ditambah lagi dengan isu yang dari tahun ke tahun selalu menjadi trend dan topik pembicaraan yaitu pemanasan global.


Di Indonesia, peluang untuk mengembangkan energi terbarukan sangat besar, namun pemanfaatannya masih relatif sedikit. Dan pemerintah Indonesia sendiri terus mendorong upaya pengembangan energi terbarukan, terlihat dari peraturan pemerintah No. 79 tahun 2014 yang menargetkan pemanfaatan energi terbarukan  sebesar 23% pada tahun 2025.
Sebagai bentuk upaya mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia tentu membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli di bidang tersebut. Dalam rangka ikut serta menciptakan energi yang ramah lingkungan, Peka Sinergi yang terdiri dari Universitas Mataram, KM Utama dan TEDC Bandung melakukan Pelatihan dan Sertifikasi Profesi Berkelanjutan untuk Pasar Kerja Energi Terbarukan yang di peruntukkan bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berbagai macam rangkaian kegiatan sudah dilakukan mulai dari sosialisasi tentang TET (Teknik Energi Terbarukan) hingga mengadakan beragam bentuk pelatihan, sampai pada tahap penyusunan Standar Kompetensi untuk TET. Upaya ini dilakukan guna menjawab tantangan pasar global akan kebutuhan tenaga kerja yang profesional dibidang TET.
Pelatihan diadakan pada tanggal 26-29 April (energi surya dan angin) dan 2-5 mei 2017 (energi hidro dan bioenergi) bertempat di The Jayakarta Hotel. Pelatihan ini diadakan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru bagi 12 SMK penerima manfaat proyek Peka Sinergi yang didanai oleh MCA Indonesia. Sebelum diadakannya kegiatan pelatihan peningkatan kompetensi guru SMK, Peka Sinergi lebih dulu memberikan pelatihan awal tentang energi terbarukan yang disampaikan oleh para ahli dari TEDC Bandung dan UNRAM sesuai dengan tema energi terbarukan yang akan dikembangkan di masing-masing SMK. Fokus dari kegiatan pelatihan sebelumnya meliputi sumber energi terbarukan, konversi energi, pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan teknologi khusus.


Sebagai tindak lanjut dari Pelatihan Energi Terbarukan, guru SMK yang berasal dari 12 SMK pilot project kembali lagi berkumpul. Kali ini, bukan acara kegiatan pengenalan TET atau kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang seperti biasa diadakan tiap bulannya. Para guru kali ini dikumpulkan guna mendapatkan pelatihan tentang Standar Kompetensi Kerja Khusus Energi Terbarukan (SKKK-ET) dan Competency Based training (CBT) dan Competency Based Assessment (CBA).
Perancangan Standar Kompetensi Kerja Khusus Energi Terbarukan (SKKK-ET) sudah disahkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia. Oleh karena itu sangat penting bagi guru-guru TET untuk memahami unit-unit kompetensi kerja yang ada pada SKKK-ET tersebut agar dapat menyelaraskan dan menyesuaikan kurikulum yang diterapkan. Sinkronisasi antara SKKK-ET dan kurikulum bertujuan untuk menutup celah yang ada antara materi kurikulum dan standar kompetensi yang ada pada SKKK-ET tersebut.
Pelatihan yang diadakan selama 8 hari dengan dua sesi atau gelombang yang berbeda smembawa kesan tersendiri bagi para peserta pelatihan, pelatihan yang didapatkan dari master asesor yang didatangkan langsung oleh tim dari peka sinergi menambah semangat baru bagi para peserta (Guru), menurut perwakilan dari guru yang diwakili oleh pak Asraludin mengatakan bahwa “pelatihan kompetensi ini membuka jalan pikiran untuk mensinkronkan kurikulum” karena sudah lama sekolah terutama di SMK tempat dirinya mengabdi, belum melakukan sinkonisasi kurikulum terutama jika ada kerjasama dengan mitra. Dilanjutkan lagi agar hasil dari pelatihan ini dapat diimplementasikan di masing-masing sekolah dan kepala sekolah sebagai pimpinan harus memberikan dukungan penuh. Tidak hanya dukungan dari pihak sekolah pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan harus memberikan ruang dalam penerapan CBA dan CBT terutama dalam bidang Teknik Energi Terbarukan.


Menyusun standar kompetensi untuk tenaga kerja di bidang energi terbarukan pada 4 bidang teknik energi terbarukan, yaitu teknik energi hidro/air, teknik energi surya, teknik energi angin dan teknik bioenergi. Sementara itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tengah menyiapkan standar kompetensi pendidikan menengah kejuruan di bidang TET yang akan segera diimplementasikan. Sejalan dengan kegiatan Peka Sinergi, 12 SMK pilot di Lombok sedang bersiap untuk melaksanakan pelatihan dan sertifikasi dalam bidang TET maupun membuka program keahlian TET atau mengajarkan TET sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
Proyek Peka Sinergi sudah memasuki tahun ke dua, di mana pada tahun 2016 guru-guru TET di SMK penerima manfaat Proyek Peka Energi ini telah mendapatkan pelatihan dasar energi terbarukan. Diklat ini memberikan gambaran lebih rinci pada guru SMK mengenai SKKK-ET dan gambaran tentang skema sertifikasi yang dikembangkan oleh lembaga Sertifikasi Profesi Energi Terbarukan (LSP-ET) dan bagaimana mengintegrasikan pengajaran dan penilaian berbasis kompetensi atau Competency Based Training (CBT) dan Competency Based Assessment (CBA).
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini diharapkan dapat diterapkan di sekolah masing-masing, karena tidak semua guru baik guru TET maupun guru lainnya yang berkaitan mendapatkan materi terkait hasil pelatihan yang diikuti. Adapun metodenya disesuaikan di masing-masing sekolah misalkan dengan cara melakukan diskusi atau workshop, ungkap ibu Rina (Koordinator Pelatihan). Pelatihan SKKN-ET, CBA dan CBT ini sebagai bentuk kesiapan ke 12 SMK Pilot Project yang tersebar di pulau Lombok dalam penyiapan tenaga ahli.

 

Feedback
Share This: