Kedutaan Besar Amerika Serikat sambangi Bumi Manakarra, Mamuju

Anda di sini

Depan / Kedutaan Besar Amerika Serikat sambangi Bumi Manakarra, Mamuju

Kedutaan Besar Amerika Serikat sambangi Bumi Manakarra, Mamuju

 

Senin, 13 Februari 2017, bertempat di ruang kerjanya, Bupati Mamuju Drs H. Habsi Wahid MM, menerima kunjungan Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Brian McFeeters dan Konsulat Amerika Serikat, Heather Variava beserta rombongan. Dalam pertemuan tersebut Bupati Mamuju didampingi oleh Wakil Bupati Mamuju H. Ir. Irwan Pababari, SH. M.TP, Plt Sekertaris Daerah Drs. M. Daud Yahya, beberapa jajaran SKPD Kabupaten Mamuju turut pula mendampingi.

 

Tak hanya membahas Proyek MCA-Indonesia, Kunjungan Wakil Duta Besar juga membahas program lainnya seperti pendidikan.  Dalam sambutannya,  Wakil Duta Besar Amerika Serikat menyampaikan bahwa di tahun ini Kedutaan dan Konsulat Amerika Serikat akan mengunjungi Mamuju sebanyak 2 kali, tidak hanya untuk belajar tentang proyek-proyek MCA-Indonesia tapi juga akan membahas isu pendidikan. “Kami juga akan mengunjungi Universitas Sulawesi Barat”, demikian imbuhnya.

 

 

Bupati Mamuju menyambut hangat Dengan mengangkat tema Sineritas Program Compact MCA-Indonesia Kabupaten Mamuju, memaparkan Visi Pemerintah Daerah ingin menjadikan Mamuju menjadi daerah yang maju, sejahtera dan ramah dengan memproritaskan pendidikan, kesehatan, percepatan pembangunan berwawasan lingkungan, ekonomi pertanian penggerak mendorong industri rumah tanggaelain itu menciptakan aparatur sipil yang kompeten tetap bersahaja dan bersihdaerah terbuka investor  masuk

 

Terkait dengan Proyek MCA-Indonesia di Mamuju, Bupati menyampaikan bahwa program ini memberikan dampak positif. Seperti hasil dari program yang dikembangkan oleh Swisscontact untuk Kakao Lestari. Saat ini terdapat 7 sentra kecamatan yang petani kakaonya telah diberikan peningkatan kapasitas dan berdampak pada peningkatan produksi kakao di Kabupaten Mamuju. Juga peningkatan kesehatan gizi anak melalui posyandu, di mana telah dilakukan kerjasama dengan beberapa posyandu, baik di daerah perkotaan maupun di pelosok. Pada program ini ada keterkaitan Paud Holistik melalui nama SIOLA (Sinkronisasi Intervensi Optimalisasi Layanan Anak).

 

Kerja sama lain terkait batas wilayah desa yang konsentrasinya di 2 kecamatan yakni Kecamatan Bonehau dan Kalumpang dan saat ini sudah rampung dan telah menghasilkan peta desa. Terkait energi terbarukan, saat ini ada 800 rumah di satu desa di Pulau Karampuang yang jumlah penduduknya 3.317 jiwa sedang menanti bantuan PLTS. Pembangunan PLTS ini diharapkan secepatnya bisa terealisasi, karena mempertimbangkan banyaknya potensi Pulau Karampuang yang bisa dikembangkan, salah satunya pengembangan pariwisata.

 

 

Perwakilan MCA-Indonesia, Novel Abdul Gofur menyampaikan terima kasih atas sambutan dan dukungan pemerintah daerah Kabupaten Mamuju. Menurut Gofur di Sulawesi Barat, untuk Proyek Kemakmuran Hijau, MCA-Indonesia mendanai empat Proyek yaitu Tata Guna Lahan Partisipatif yang salah satu ouputnya adalah Batas Desa, Kakao Lestari, Pengelolaan Sumber daya Alam Berbasis Masyaakat (PSDABM) dan yang ke-empat terkait dengan Energi terbarukan. Dari ke-empat proyek tersebut, proyek penataan batas desa merupakan yang paling monumental.

 

Dengan adanya penetapan batas desa, program pemerintah berupa Dana Alokasi Desa dengan mudah bisa dijalankan. Adanya batas desa yang jelas juga memungkinkan desa untuk memanfaatkan sumber daya alam yang dimilikinya secara optimal.  “Terkait PLTS di Pulau Karampuang, akan kick off di Maret karena penandatangan full grand agreement telah dilakasanakan”, Demikian imbuhnya menutup sambutannya.

 

Pemerintah Kabupaten Mamuju berharap dukungan MCA-Indonesia tidak berakhir di Maret 2018.  Wakil Bupati Mamuju H. Ir. Irwan Pababari, SH. M.TP menyampaikan kecemasannya terkait petani yang didampingi untuk penaman Kaliandra dan Rotan: “Saya sedikit cemas, karena di program ini ada pembentukan kelompok tani untuk menanam kaliandra dan rotan dengan asumsi suatu saat akan dibangun sebuah industri. Nah jika proyek ini tidak berlanjut saya sedikit khawatir tidak akan selesai. Sepertinya kita berada di posisi tidak tuntas karena harapan para petani, mereka menanam kaliandra 2 sampai 3 tahun. Nantinya Produksi kira-kira akan dilempar kemana. Begitu puladengan tanaman rotan. Di satu sisi petani diberi pencerahan dan pendampingan, namun setelah selesai, bagaimana kelanjutannya. Selaku pemerintahan setidaknya kami ada referensi atau jalan keluar, sehinggga tidak menjadi keresahan di masyarakat dan berdampak kepada pemerintah daerah”

 

 

Menanggapi pernyataan Wakil Bupati, Brian Mcfeeters cukup memahami, namun menurut beliau Program MCC akan selesai tahun depan sebab secara legal program Amerika terbatas lima tahun. Ada dua kemungkinan, pertama program akan berakhir sesuai jadwal, kemungkinan lainnya ada program kedua. Saat ini di Jakarta sedang dibahas bagaimana program ini ada bantuan dari pusat, provinsi, kabupaten. Sepertinya ini rencana yang paling mungkin terjadi.

 

Di akhir acara Bupati Mamuju menawarkan solusi dari keresahan yang ada yakni ada semacam peluang untuk beberapa program yang akan ditawarkan kepada kedutaan Amerika Serikat dan bisa menjadi pengganti 4 kegiatan ini.  Mungkin juga ada tawaran dari pihak Amerika seperti kerjasama dalam pendidikan. Sehingga pemerintah Kabupaten Mamuju bisa menyesuaikan kerjasama yang lebih fokus pada pengganti dari 4 bentuk kerjasama program yang sudah lakukan.

 

Kunjungan Wakil Duta Besar Amerika dan rombongan berlangsung selama 4 hari. Selain bertemu Bupati dan aparat pemerintah kabupaten, mereka juga akan mengunjungi lokasi-lokasi program Swisscontact dan Pulau Karampuang serta Universitas Sulawesi Barat.

 

Feedback
Share This: