“Seminar Dan Lokakarya Potensi Pengembangan Rotan Di Kabupaten Mamuju

Anda di sini

Depan / “Seminar Dan Lokakarya Potensi Pengembangan Rotan Di Kabupaten Mamuju

“Seminar Dan Lokakarya Potensi Pengembangan Rotan Di Kabupaten Mamuju

 

“Rotan adalah green product, rotan merupakan bagian dari kehidupan sosial dan budaya masyakarat, dan potensi rotan belum dikelola secara maksimal”. Hal tersebut yang melatarbelakangi program Pengelolaan Sumberdaya Rotan Berbasis Masyarakat yang dilaksanakan oleh Konsorsium Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat - Mamuju (PSDABM-M) atas dukungan Millenium Challenge Account-Indonesia (MCA-I) selama 17 bulan sejak Agustus 2016 di 3 (tiga) Desa di Kabupaten Mamuju. Demikian, diungkapkan oleh Nurdin Dalya (PSDABM-M) pada Seminar dan Lokakarya Potensi Pengembangan Rotan Di Kabupaten Mamuju pada tanggal 24 Oktober 2016 di ruang Pola Kantor Bupati Mamuju.

 

Kegiatan ini benar-benar adalah sebuah kegiatan yang bukan hanya  berbicara secara fisikly, dimana rotan dan lain sebagainya, tetapi juga bagian daripada membangun mentalitas kita, membangun pola pikir kita “ Demikian disampaikan H. Irwan Pababari,SH. MTP, Wakil Bupati Mamuju seaat membuka acara seminar dan lokakarya yang dihadiri sebanyak 53 orang dari unsur pemerintah daerah, Pemerintah Kecamatan dan desa sasaran program, Konsorsium PSDABM-M, MCA-I dan Yayasan BaKTI. Pada kegiatan ini, Bapak Bupati menyerahkan simbolis Bibit Rotan kepada Pemerintah Desa Hinua, Desa Bonehau, dan Desa Tamalea sebagai bentuk dukungan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sumberdaya rotan. 

 

Secara umum potensi rotan di Kabupaten Mamuju sangat besar dengan luas kawasan hutan mencapai 341.036,66 Hektar yang tumbuh di kawasan Hutan Lindung (HL) dan di Hutan Produksi Terbatas. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Kabid Fisik dan Prasarana Bappeda Kabupaten Mamuju, Bapak Musrip, SH, yakni potensi sumberdaya hutan sangat besar baik itu Hasil Hutan Kayu maupun Hasil hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti Rotan. Dalam Pengembangan sumberdaya hutan harus disesuaikan dengan pengembangan wilayah berdasarkan tujuan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Lebih lanjut Musrip menyampaikan bahwa strategi, arah dan kebijakan Kabupaten Mamuju tahun 2016-2021 adalah ; Menjaga kesinambungan dan percepatan pembangunan berwawasan lingkungan : Lingkungan Hidup dan kehutanan ; Mendorong kemandirian ekonomi dengan pertanian sebagai lokomotif utama dan pengembangan usaha serta industry rumah tangga : Perdagangan, Pemberdayaan Masyarakat Desa, Koperasi dan UKM.

Namun disisi lain, menyangkut masalah Potensi Rotan di Kab. Mamuju, produksi rotan mengalami penurunan yang cukup drastis dan signifikan sesuai data yang ada pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan itu, untuk tahun 2016 untuk mencapai tingkat produksi sampai 200 ton sudah cukup agak berat, dalam arti bahwa minat masyarakat untuk melakukan pengeololaan, pemungutan rotan itu memang kurang memberikan nilai tambah yang lebih berarti dibandingkan dengan kegiatan ke sektor-sektor yang lain, ungkap Kepala KPH Karama pada Seminar dan Lokakarya sehari ini yang dirangkaikan dengan Penyerahan Piagam Penghargaan dan Ucapan terima kasih kepada Wakil Bupati Mamuju oleh Penanggung Jawab PSDBAM-M.

Melihat kenyataan bahwa potensi hutan yang cukup besar namun produksi rotan yang rendah, maka pada diskusi kelompok telah menghasilkan beberapa hal yaitu : Nursery, dibutuhkan lokasi semai sumber bibit baik dari Perorangan, Perhutani/Kawasan dengan menggunakan bahan yang mudah didapat dan  dilakukan penanganan limbah secara baik dengan tiga metode semai (biji, makan, rumpun)

 

Bangunan semai yang Ramah Lingkungan, Pengelolaan dapat dilakukan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) dan Pemerintah Desa, dan perijinan tidak dilakukan komersialisasi; Industri dan Pemasaran, industry dari skala home industry sampai skala besar menggunakan kekuatan paten dan memasarkan barang jadi, Pembinaan dalam bentuk studi banding atau mendatangkan pelatih dan didukung oleh kebikanan daerah untuk menggunakan produk local pada semua SKPD serta pemasaran dilakukan di semua hotel; Home Industri, yang mempunyai potensi dukungan dari kelompok perempuan dan kelompok tani rotan serta kerjasama dengan koperasi, dibutuhkan adanya pelatihan/peningkatan kapasitas kelompok dan pengembangan jenis produk yang variative.

 

 

 

 

Feedback
Share This: