SMKN 1 Sakra, Menyiapkan SDM Bidang Energi Surya dan Angin

Anda di sini

Depan / SMKN 1 Sakra, Menyiapkan SDM Bidang Energi Surya dan Angin

SMKN 1 Sakra, Menyiapkan SDM Bidang Energi Surya dan Angin

Senyum ramah Pak Satpam menyambut kedatangan kami di gerbang sekolah, sepertinya dia tahu bahwa hari ini SMKN 1 Sakra akan kedatangan banyak tamu, tentu saja karena sekolah yang berdiri sejak tahun 1987 ini akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Forum Group Diskusi Teknologi Energi Terbarukan atau yang lebih sering disebut dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah). Kegiatan ini didukung oleh Konsorsium KM Utama melalui proyek PEKA SINERGI dengan pendanaan dari MCA-Indonesia (Millenium Challenge Account Indonesia).
Pukul sembilan tepat kami tiba di lokasi, meski bukan yang pertama tapi ruang pertemuan terlihat masih lengang. Hanya dua orang peserta dan panitia yang masih terlihat sibuk menyiapkan sound system. Sambil menunggu kami berjalan berkeliling  melihat kondisi sekolah yang baru pertama kali kami kunjungi, meski sebenarnya tidak asing ditelinga kami. Sekolah yang terletak di Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur berdiri di areal seluas 12 hektar, memang sekolah pertanian yang cukup terkenal dan menjadi favorit di era 80an hingga awal tahun 1990. Siswa lulusan SMP dari berbagai kabupaten di pulau Lombok berdatangan belajar di tempat ini, saat itu masih di kenal dengan SPP Sakra (Sekolah Pertanian Pembangunan) dengan keahlian bidang Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura, Agribisnis Perikanan, Agribisnis Ternak dan Mekanisasi Pertanian. Namun pada tahun 1997, seiring dengan kebijakan dan peraturan pemerintah pusat yang mengharuskan setiap kabupaten memiliki sekolah kejuruan maka SPP Sakra pun bertransformasi menjadi SMK, yang selanjutya di kenal dengan SMK 1 Sakra dengan keahlian tidak sebatas pada pertanian saja.  Hingga saat ini, sudah terdapat sepuluh keahlian yang dikembangkan oleh SMKN 1 Sakra, empat diantaranya keahlian yang memang telah ada sejak awal. Keahlian tersebut antara lain Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor, Teknik Komputer dan Jaringan, Multimedia, Akomodasi Perhotelan, Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian, Mekanisasi Pertanian, Agribisnis Ternak Unggas, Agribisnis Tanaman, Pangan dan Hortikultura serta Agribisnis Perikanan.
Setelah puas berkeliling sekolah melihat berbagai kegiatan siswa di laboratorium kami memutuskan kembali ke ruang pertemuan. Secara tidak sengaja kami bertemu dengan Kepala Sekolah, Abdul Wahid namanya, Pria 49 tahun ini selanjutnya menemani kami berjalan sambil menceritakan rencana strategis sekolah yang dipimpinnya. Menurut beliau, PEKA SINERGI sangat membantu mendorong percepatan terbentuknya keahlian baru bidang TET khususnya di SMK pilot project. Dimana dukungan yang diperoleh tidak hanya sekedar alat peraga yang akan diberikan nanti tetapi lebih pada kesiapan sekolah secara teknis seperti kesiapan serta kompetensi guru bidang TET beserta kurikulumnya. SMKN 1 Sakra sendiri pun sebenarnya sudah siap membuka keahlian TET khusunya Energi Angin dan Surya. Pak Wahid, panggilan akrabnya mengaku tidak mau terburu-buru untuk itu, karena butuh sosialisasi di SMP/MTS mengenai keahlian baru ini, terlebih lagi isu energi terbarukan masih cukup asing bagi siswa maupun orang tua siswa. Di tahun ini sekolah akan menyiapkan dan memantapkan kurikulum yang disusun serta hal teknis lainnya. Menurut beliau, siswa ssekarang juga cerdas, ketika akan memilih keahlian mereka tidak mau asal pilih mereka akan melihat fasilitas pendukungnya. Jika dirasa fasilitas tidak lengkap mereka tidak segan untuk menolak.
Lantas mengapa teknologi surya dan angin? TeSA ( Teknologi Surya dan Angin), menurut beliau dua energi terbarukan yang tepat untuk dikembangkan di sekolahnya. Selain kondisi geografis di daerah selatan Lombok Timur yang sepanjang tahun terpapar matahari karena curah hujannya yang cukup rendah, daerah selatan Lombok Timur juga memiliki potensi hembusan angin yang mampu untuk memutar turbin. Dari sisi kebijakan, pemerintah juga telah mendukung dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Fisik Pemanfaatan Energi Baru Dan Energi Terbarukan dan Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Pembelian Tenaga Listrik Oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik. Maka penggunaan energi surya photovoltaic dan generator turbin angin saatnya digunakan.
“Saat ini penerang jalan sudah mulai menggunakan energi surya. Namun dibeberapa titik ada lampu penerang jalan yang sudah tidak berfungsi lagi. Itu bukan sengaja dibiarkan begitu saja, tetapi karena memang di NTB tidak tersedia sumber daya manusia yang akan melakukan perbaikan dan perawatan. Dengan kondisi ini, kenapa tidak SMK yang mengambil bagian untuk menyiapkan SDM yang terlatih di bidang tersebut” ungkap Pak Wahid.


Seorang guru menghampiri kami dan menyampaikan bahwa acara akan segera dimulai, kami mempercepat langkah. Benar saja, peserta telah memenuhi ruangan dan Ibu Rina dari Tim PEKA SINERGI telah tiba. MGMP dan MKKS kali ini akan terus membahas mengenai kesiapan kurikulum yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2017 nanti serta sharing berbagai pembelajaran di masing-masing sekolah, baik yang telah membuka maupun yang masih dalam tahap persiapan membuka keahlian TET. Tidak hanya itu, forum ini juga menjadi media diskusi para pengajar mengenai tantangan yang dihadapi oleh SMK saat ini. Dimana porsi guru produktif relatif lebih sedikit dibandingkan dengan guru adaptif dan normatif.  Sehingga isu alih fungsi bagi guru adaptif dan normatif menjadi guru produktif adalah salah satu solusi. Namun penerapannya juga harus tetap dengan memperhatikan kompetensi dan sertifikasi pengajar.
Diakhir acara, peserta bersepakat untuk melengkapi berbagai dokumen pendukung untuk mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dokumen yang akan disusun selanjutnya adalah AD/ART MGMP TET serta pengesahan dengan Akta Notaris. Kelengakapan ini tidak hanya untuk mendapatkan legalitas dari sisi pemerintah saja, namun lebih dari bahwa dokumen tersebut harus dilengakapi untuk menjamin keberlanjutan MGMP. Karena dengan lengkapnya dokumen ini menjadi persyaratan mendapatkan dukungan dana pengembangan MGMP ke depan. Sehingga ketika proyek PEKA SINERGI berakhir, kegiatan MKKS dan MGMP TET ini akan tetap berlangsung. Diskusi diakhiri dengan yel-yel penuh semangat dari peserta. TET yes, SMK Hebat!

 

Feedback
Share This: