“Kembali Ke Alam” Konsep Workshop Participatory Assessment Kabupaten Lombok Tengah

Anda di sini

Depan /  “Kembali Ke Alam” Konsep Workshop Participatory Assessment Kabupaten Lombok Tengah

“Kembali Ke Alam” Konsep Workshop Participatory Assessment Kabupaten Lombok Tengah

Lombok Tengah - Pelaksanaan Workshop Perisiapan Participatory Assessment (WPA) bagi Kader Hijau, Pemerintah Desa di dua desa Program yaitu Aik Bual dan Wajageseng, serta Perwakilan Pemerintah kabupaten Lombok Tengah yang merupakan rangkaian program Konsorsium Hijau. Berlangsung selama dua hari yairtu pada tanggal 13 dan 14 Januari 2015 berlokasi di desa Aik Bual Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah.

Ada yang unik dari pelaksanaan WPA di Desa Aik Bual ini, selain karena konsep kegiatan untuk persiapan pelaksanaan program, acara yang juga dihadiri Manajemen KH Nasional yaitu Haryana dan Wahyu Boy Hidayat, serta Tim Ahli atas nama M. Siddiq, acara ini berlokasi di kawasan Embung Bual Desa Aik Bual yang merupakan salah satu aset potensi desa setempat. Yang mana menurut Manager Area KH Lombok Tengah, Yuliarni, SE menyatakan “Acara ini dikonsep demikian karena kita ingin benar-benar menyatukan kegiatan ini dekat dengan lingkungan dan alam, peserta juga dapat menikmati pemandangan berupa hutan, persawahan serta sumber mata air di lokasi ini” tuturnya.

Acara yang total dihadiri 30 orang peserta dari unsur, Dua orang peneliti Konsorsium Hijau yaitu Rahmayati dan Restu Rizkyta Kusuma yang terlebih dahulu melaksanakan Rapid Assessment (RA)  untuk dua desa, pada kesempatan ini memaparkan temuan sementara hasil pemeriksaan sementara yang tekah dilaksanakan pada bulan November 2015 lalu. Dalam paparannya, masing-masing peneliti menyampaikan temuan sementara berupa kondisi desa, serta krisis ekologi yang terjadi di desa lokasi pemeriksaan, yang berkaitan dengan Tiga Isu utama yaitu Pertanian terintegrasi, energi baru terbarukan serta Kewirausahaan hijau.

Rahmayati, dalam paparan mengenai temuan sementara RA menyatakan potensi desa Aik Bual berupa sumberdaya alam yang berlimpah berupa perkebunan, persawahan, mata air, hutan belumlah maksimal menjawab persoalan kesejahtraan masyarakat di desa “hal ini dilihat dari sandingan data penurunan tingkat kemiskinan Lima tahun terakhir, yang memang dirasakan oleh masyarkat khususnya pada peralihan masyarakat kategori sangat miskin menjadi miskin, namun disebabkan utamanya oleh intervensi program pemerintah pusat seperti rehab program rumah tidak layak huni, bantuan sanitasi, sementara untuk pengelolaan sumber daya alam masih belum maksimal mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat” ungkapnya.

hal yang disampaikan oleh Restu Rizkita yang melakukan pemeriksaan di desa Wajageseng, dalam paparan temuan sementara juga memaparkan krisis ekologi di desa Wajageseng berkaitan dengan sistim dan pola pertanian yang sangat etrgantung pada penggunaan pestisida yang berdampak pada menurunnya produktifitas tanah. Selain itu menurut Restu, masih sangat belum maksimalnya pendampingan pengelolaan terhadap wirausaha di desa dari segi pengelolaan limbah produksi “sebagai contoh, sampah kulit buah nira yang diolah menjadi kolang kaling di Dusun Lingkok Godak, sangatlah potensial jika mau dikelola baik” tuturnya.

Dalam acara tersebut, hadir juga para Ahli yang memberikan tanggapan serta informasi baik mengenai temuan sementara pemeriksaan RA maupun informasi berkaitan dnegan pengelolaan potensi desa, diantaranya hadir dari KSU Annisa Ibu Masitah yang memberi wawasan mengenai Kewirausahaan Hijau yang potensial untuk dikembangkan menjadi pangsa pasar produk unggulan desa. Hadir juga dari Konsultan Biogas Rumah (BIRU) Wirabagia, serta dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Lalu. Ahmad. (Maya)

Sumber: http://konsorsiumhijau.org/berita/37-kembali-ke-alam-konsep-workshop-par...

Feedback
Share This:

Kirim komentar

Plain text

  • Tidak ada tag HTML yang diperbolehkan.
  • Alamat web dan email otomatis akan diubah menjadi link.
  • Baris dan paragraf baru akan dibuat otomatis.
CAPTCHA
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.