Workshop Forum Multi Pihak untuk Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Tengah
Setelah berhasil melaksanakan Workshop Forum Multi Pihak untuk Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, Konsorsium Karbon Biru kembali melaksanakan kegiatan yang sama untuk Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Tengah, bertempat di Aula Hotel Elvin Waingapu, hari ini tanggal 20 Mei 2016. Sejumlah peserta yang berasal dari unsur SKPD, LSM, Swasta dan Pemerintah Desa Lokasi Program Konsorsium Karbon Biru di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Timur serta perwakilan MCA-Indonesia Bapak Fransiskus Harum (PRM NTT) dan Bapak Umbu Ndamu (DRM Sumba Timur- Sumba Tengah) berkumpul untuk mendiskusikan bagaimana peran para pelaku pembangunan di Sumba dalam pengelolaan kawasan pesisir rendah emisi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Konsorsium Karbon Biru sendiri, yang terdiri dari PKSPL- IPB, Yapeka dan Transform telah bekerja sejak bulan September 2015 di Sumba dengan dukungan program Kemakmuran Hijau – Millenium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia) untuk Proyek Pengelolaan Pengetahuan Pembangunan Sumberdaya Pesisir Rendah Emisi.
Khusus pada Workshop FMP (Forum Multi Pihak) yang pertama ini output atau keluaran yang dihasilkan adalah : Tujuan strategis FMP pada masing-masing kabupaten dan Rencana kerja/road map FMP tingkat Kabupaten sebagai Forum Pengetahuan Pengelolaan Wilayah Pesisir Pulau Sumba.
Dalam kesempatan ini, Bapak Fransiskus Harum dari MCA – Indonesia kembali menjelaskan kepada peserta yang hadir bagaimana sebenarnya program Kemakmuran Hijau bekerja, khususnya untuk aktivitas pengetahuan hijau. Ada sekitar 6 mitra yang bekerja untuk wilayah NTT khususnya Sumba yaitu Konsorsium Karbon Biru, Konsorsium Hijau, Petuah, LPEM UI, Konsorsium Hivos dan Yayasan BaKTI. Untuk perwakilan MCA-Indonesia baik PRM (Provincial Relationship Manager) dan DRM (Distric Relationship Manager) secara umum bertugas untuk berkoordinasi dengan para penerima hibah agar semua pihak di Kabupaten mengetahui dan memahami serta dapat mendukung kegiatan-kegiatan yang dijalankan. Untuk Workshop FMP ini, MCA – Indonesia berharap agar pihak pemerintah dapat terlibat secara aktif memberikan input sesuai dengan tugasnya masing-masing sehingga nantinya tidak terjadi tumpang tindih kegiatan yang akan dilakukan oleh para pihak pengelola kawasan pesisir di Sumba Timur dan Sumba Tengah.
Selanjutnya perwakilan Konsorsium Karbon Biru, Bapak Prianto Wibowo selaku Project Manager juga menjelaskan bahwa Konsorsium Karbon Biru sendiri dari proses yang telah berlangsung selama ini dilapangan telah menghasilkan Kajian KAP (Knowledge, Attitude and Practices), Kajian Sosial Ekonomi dan Kajian Land Tenure untuk wilayah pesisir terpilih di semua Kabupaten yang ada di Pulau Sumba. Selain itu saat ini Konsorsium Karbon Biru sedang berproses untuk merumuskan konsep LEDS ( Low Emission Development Strategy).
Berdasarkan hasil-hasil ini Konsorsium Karbon Biru menyimpulkan bahwa kedepannya tekanan pembangunan di wilayah pesisir semakin besar sehingga Konsorsium Karbon Biru mendorong untuk dibentuknya FMP di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Tengah untuk pengelolaan pesisir yang lebih efektif dan efisien dan memberikan manfaat baik bagi masyarakat luas. Contohnya FMP di Timika, Papua yang pada akhirnya bisa mendorong pembuatan perencanaan tata ruang di Timika dengan membuat kertas posisi tentang penataan kawasan pesisir yang disampaikan ke Pemda setempat
Adapun hal yang mendasari pembentukan FMP ini adalah adanya kebutuhan knowledge dissemination/sharing terkait Pengetahuan Perencanaan Wilayah Pesisir dan Pengelolaan Sumber Daya Pesisir, singkatnya FMP diharapkan dapat menjembatani knowlegde gap antara stakeholders di level propinsi maupun kabupaten sekaligus mendorong traparansi dan akuntabilitas perencanaan wilayah pesisir (lebih pihak yang terlibat, lebih transparan dan lebih akuntabel).
Menurut Bapak Suyono dari Konsorsium Karbon Biru juga, bentuk nyata dukungan program ini bagi pemerintah tingkat desa sampai propinsi, antara lain peningkatan kapasitas desa misalnya review RPJMDesa untuk menguatkan perencanaan tata ruang di desa lokasi program dan sekitarnya dan melihat bagaimana implementasi RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah) oleh Kabupaten di desa. Selain itu Konsorsium Karbon Biru juga akan mendukung FMP dengan pertemuan-pertemuan kurang lebih sebanyak delapan kali selama program berlangsung.
Akhirnya Workshop FMP yang berlangsung selama sehari ini berhasil membentuk FMP untuk Kabupaten Sumba Tengah yang diketuai oleh Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Sumba Tengah sedangkan untuk para peserta dari Kabupaten Sumba Timur memilih untuk sementara baru mengidentifikasi visi, misi serta harapan untuk FMP sedangkan struktur organisasinya akan dibentuk menyusul.
Kirim komentar