Seminar Diseminasi Hasil Gap Assessment “Potret Sosial Ekologi Desa
Konsorsium Hijau mendapat dukungan dari MCA-Indonesia untuk menyelenggarakan proyek Pemimpin Muda Berwawasan Hijau. Proyek ini mengembangkan kapasitas kuum muda untuk menangani krisis sosial-ekologi di enambelas desa di Indonesia, dua di antaranya berlokasi di Kab. Mamuju, Sulawesi Barat.
Sebagai langkah awal Konsorsium Hijau telah melakukan Gap Assessment yang terdiri dari dua tahapan, yakni Rapid Assessment dan participatory assessment. Dalam Rapid Assessment, Konsorsium Hijau melakukan potret cepat kondisi sosial ekologis yang ada di desa lokasi program. Sedangkan Participatory Assessment dilakukan secara lebih mendalam dengan melibatkan masyarakat desa, dalam hal ini Pandu Tanahair dalam melihat persoalan dan potensi desa. Dalam proses gap banyak temuan-temuan yang didapatkan, baik potensi maupun persoalan. Temuan-temuan tersebut, akan menjadi landasan Konsorsium Hijau dalam mengambangkan pengetahuan hijau kedepan.
Rabu, 23 Maret 2016 bertempat di Ruang Pola Kantor Bupati Mamuju, Konsorsium Hijau melaksanakan Seminar Diseminasi Hasil Gap Assessment “Potret Sosial Ekologi Desa, di mana temuan-temuan, baik berupa pontensi dan persoalan dipaparkan di hadapan para SKPD dan stakeholder terkait yang ada di Kab. Mamuju.
Kegiatan ini dihadiri Bupati Mamuju beserta jajarannya, Peneliti Konsorsium Hijau, Perwakilan DPRD Mamuju, Pemerintah Kecamatan dan Desa, Media, LSM, Pemerhati sosial, Tokoh Masyarakat Desa Taan dan Tadui, serta para Kader Hijau baik Desa Taan maupun Desa Tadui.
Seminar di awali dengan sambutan dari Area Manager Konsorsium Hijau untuk Sulawesi Barat, Karno. B. Batiran. Dalam sambutannya, Karno Batiran menjelaskan mengenai tujuan dari Proyek Pemimpin Muda Berwawasan Hijau dan apa saja kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyukseskan proyek ini, salah satunya adalah pembentukan Pusat Belajar Warga (Community Learning Center) di Desa Tadui dan Desa Taan yang bertujuan sebagai wadah untuk memfasilitasi kegiatan terkait terutama tiga isu utama, yakni Pertanian Berkelanjutan, Energi baru Terbarukan dan Kewirausahaan.
Bupati Mamuju, Bapak Habsi Wahid dalam sambutan pembukaannya berharap hasil diseminasi ini kiranya dapat mengetahui sejauhmana pemahaman tentang pengetahuan hijau yang ada disetiap desa yang menjadi fokus penelitian dan agar para pemuda lebih memikirkan dinamika yang terjadi di generasi muda utamanya dalam membicarakan isu-isu pengetahuan hijau.
Bentuk Kerusakan alam yang parah dan berpengaruh pada kondisi sosial di masyarakat tidak ditemukan selama proses Gap Assessment di Desa Tadui dan Desa Taan. Demikian disampaikan Bapak Anom Astika, peneliti dari Konsorsium Hijau. Indikasi tanah longsor, abrasi, bencana banjir karna topografi yang berbukit bukit dan masing-masing desa dialiri oleh sungai belum cukup mempengaruhi rusaknya ekologi. Temuan di dua desa ini Lebih pada Krisis sosial ekonomi seperti menurunnya pendapatan masyarakat dikarenakan harga jual yang rendah, serangan hama, ketersediaan pupuk, Pengaruh perubahan iklim juga mempengaruhi produksi hasil pertanian.
Dalam sesi Diskusi, Jumardi selaku Camat Tapalang, mengharapkan agar pemerintah kecamatan dilibatkan dalam kegiatan pemuda ini sehingga nantinya bisa bekerjasama dalam rencana aksi seperti musrembang.
Di akhir acara, Area Manager Konsorsium Hijau menyampaikan bahwa Proyek ini baru masuk tahap awal, ke depan mereka akan banyak berhubungan dengan SKPD terkait di Kab. Mamuju untuk memperoleh masukan dan mengharapkan rekomendasi dalam Gap Assessment dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah desa dan juga pemerintah kabupaten serta pemangku kepentingan lainnya.
Kirim komentar