Participatory Assessment di Desa Tadui dan Desa Taan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat
Kamis, 28 Januari 2016, beberapa Kader Hijau Desa Taan diskusi sebagai salah satu bagian dari kegiatan Participatory Assessment yang telah dilaksanakan selama lebih dari seminggu. Kegiatan diskusi bertujuan untuk menentukan indikator desa hijau dan menentukan akar masalah. Diskusi ini dihadiri oleh unsur kepala desa, kepala dusun, petani kakao, nelayan, pengusaha-pengusaha kecil (rumah tangga) dengan metode diskusi partisipatif. Turut pula hadir pihak Konsorsium Hijau (KH), dalam hal ini Bapak Mursidin selaku peneliti dan Bapak Anom Astika, Supervisor KH. Secara umum berdasarkan hasil diskusi diperoleh gambaran mengenai di Desa Taan sbb :
- Pengelolaan sampah 90 % belum terkelola dengan baik, masyarakat belum memahami manfaat dari sampah tersebut.
- Penghijauan (pohon) masih baik karena terdapat 90% tanaman/pepohonan
- Penggunaan MCK baru sekitar 40 % yang memiliki
- Akses jalan masih kurang ada sekitar 50 %
- SPAL tergolong 50 % karena jikapun ada SPAL kondisinya dominan kering
- Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar 50 %
Bersamaan dengan Desa Taan, di Desa Tadui juga dilaksanakan Participatory Assessment sepanjang akhir Bulan Januari 2016. Pada tanggal 29 Januari, Bapak Anom Astika dan Bapak Mursidin didampingi para kader hijau mengunjungi rumah pembibitan kakao, space pembuatan kompos, dan rumah pelatihan kelompok tani kakao. Kunjungan ini turut didampingipihak Swisscontact dan Nestle.
Kunjungan dilanjutkan dengan diskusi menggali perencanaan kader desa mengenai konsep program/gerakan guna mendukung lingkungan Desa Tadui yang hijau dalam 2 tahun kedepan. Supervisor berharap perencanaan yang disusun tidak muluk-muluk namun mampu menggerakkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat lokal.
Nina (21 tahun) seorang kader hijau di Desa Tadui, mengungkapkan rasa senangnya karena bisa bergabung sebagai kader hijau dan memperoleh ilmu baru khususnya tentang lingkungan hijau dan mengetahui potensi yang dimiliki desa tempat kelahirannya.
Bersama Eda Magdalena, seorang peneliti KH, Nina dan kader hijau lainnya telah mengadakan pertemuan bersama masyarakt Desa Tadui pada tanggal 28 Januari 2016. Pertemuan yang dihadiri oleh patani kakao, petani empang, nelayan, dan petani rumput laut ini bertujuan untuk bersama-sama masyarakat menentukan indikator desa. Pada awalnya masyarakat yang hadir berpikiran akan mendapatkan bantuan modal, namun setelah dijelaskan akhirnya mereka dapat memahami, bahwa kegiatan tersebut adalah bukan kegiatan pemberian bantuan modal namun kegiatan diskusi mencari akar masalah Desa Tadui yang terkait tiga pilar utama yakni pertanian berkelanjutan, energi terbaharukan, kewirausahaan.
Kirim komentar