Pelatihan Intensifikasi Ternak dan Teknik Budidaya Rendah Emisi

You are here

Home / Pelatihan Intensifikasi Ternak dan Teknik Budidaya Rendah Emisi

Pelatihan Intensifikasi Ternak dan Teknik Budidaya Rendah Emisi

TAMBOLAKA, TIMEX – Ternak babi bagi orang Sumba merupakan ternak yang sangat penting dalam setiap urusan adat maupun momen-momen lain. Karenanya, tanpa babi, orang Sumba tak bermartabat.

Demikian pernyataan motivator Zet Malelak dihadapan puluhan peserta pelatihan intensifikasi ternak dan teknik budidaya rendah emisi yang digelar konsorsium pembangunan berkelanjutan NTT di aula hotel Sinar Tambolaka, Senin (23/1) siang.

‎Menurut dosen Fakultas Pertanian UKAW Kupang itu bahwa pernyataan tersebut adalah pernyataan seorang motivator yang hanya ingin membangun emosi dan kejujuran masyarakat Sumba dalam melihat pentingnya ternak babi dalam kehidupan sehari-hari orang Sumba.

Dikatakan, ternak babi sangat penting bagi masyarakat Sumba, namun sayangnya selama ini ternak babi tidak dirawat dengan baik‎. Baik melalui makanan, kandang yang tidak layak serta kesehatan ternak itu sendiri.

“Sebagai motivator kami hanya mau membangun emosi dan kejujuran masyarakat dalam melihat ternak babi. Juga ingin mengetahui peta sejauhmana melihat babi sebagai apa, sebagai barang penting, tapi sayangnya mereka tidak merawatnya dengan baik. Seperti pendapat tadi, diberi makanan sembarang, kandang sembarang termasuk tidak menjaga kesehatan babi. Barang ini tidak diurus dengan baik, padahal barang ini memberi martabat,” cetus Zet.‎

Dikatakan, apakah masyarakat Sumba hanya melihat ternak babi sebagai penghasil daging atau sebagai barang belis dalam adat, tapi dia melihat ternak babi sebagai barang martabat, karena tanpa babi orang Sumba sangat kerdil. Karena setiap situasi babi menjadi ukuran.

Ketika sepakat babi penting, maka harus merawat babi seperti merawat mobil pribadinya.
“Kami punya satu pilot project yang akan kami bina khusus dari Undana dengan beberapa LSM untuk bagaimana mengembangkan ternak babi yang benar di pulau Sumba ini.‎ Termasuk mulai dari persiapan pemilihan babi, pakan ternak dan kesehatan ternak. Undana akan masuk buat pilot project di beberapa desa di Sumba,” ungkapnya. ‎

Karena itu, setiap orang Sumba yang mau menjadi pemimpin, untuk bisa menang harus berbicara soal bagaimana mengembangkan ternak babi yang benar. Karena jika berbicara hal lain, maka tidak ada ukurannya.

Pantauan Timor Express, dalam diskusi yang cukup hangat itu, semua peserta yang hadir sepakat dan mengamini bahwa ternak babi menjadi barang penting bagi masyarakat Sumba. Karena disetiap urusan pesta dan adat, ternak babi selalu menjadi barang penting. ‎

‎Sementara, Firmansyah Mara, Manager Program konsorsium mengatakan, pelatihan fokus pada peningkatan pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan pemilik ternak (petani) tentang intensifikasi pemeliharaan ternak ruminansia (sapi) dan non-ruminansia (babi).

Melalui pelatihan katanya, petani (peserta pelatihan) bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan praktis secara sosial, ekonomi maupun teknis sehingga masyarakat dapat melakukan pemeliharaan ternak sapi dan babi secara intensif berbasis pakan lokal dengan lahan yang terbatas serta ramah lingkungan.

Seperti porto folio komoditas tentang ternak, budidaya ubi jalar ungu untuk pakan ternak babi, tanaman lamtoro untuk pakan sapi dan pembuatan bio gas berbasis kotoran babi dan sapi.

Dalam pelatihan tersebut difasilitasi oleh Zet Malelak dan Bernadus Ndoen selama enam hari yang terbagi di tiga DAS (Kambaniru, Karendi, Mangamba Katewel) masing-masing dua hari untuk setiap DAS di bawah manajemen konsorsium pembangunan berkelanjutan NTT, dengan bantuan dana hibah MCA-Indonesia.

Pelatihan dimulai dari Kabupaten Sumba Barat Daya pada tanggal 23-24 Januari 2017 yang juga dihadiri Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Barat Daya, Rihimeha A Praing yang ikut mempresentasikan kebijakan peternakan Kabupaten Sumba Barat Daya untuk membangun sinergitas dengan pemerintah daerah.‎ (r1/ays)

Sumber: http://timorexpress.fajar.co.id/2017/01/24/tanpa-babi-orang-sumba-tak-be...

Contact
Share This: