Kunjungan Koordinasi ke PETUAH dan Audiensi dengan Bappeda Provinsi NTT
Delapan bulan sudah Yayasan BaKTI berperan sebagai manajer pengetahuan bagi aktivitas pengetahuan hijau dan penerima hibah Proyek Kemakmuran Hijau MCA Indonesia yang berfokus pada isu pertanian berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat dan energi baru terbarukan. Proses pengumpulan, dokumentasi dan penyebaran pengetahuan hijau yang dilakukan BaKTI tentu saja melibatkan mitra-mitra penerima hibah Proyek Kemakmuran Hijau, jejaringnya yang luas, media dan kegiatan yang dapat menjangkau banyak pemangku kepentingan dan penerima manfaat.
Pada tanggal 12-13 Mei 2016 yang lalu, Yayasan BaKTI melakukan kunjungan ke salah satu mitra penerima hibah Pengetahuan hijau Konsorsium PETUAH (Perguruan Tinggi Untuk Indonesia Hijau) yang bekerja di wilayah Nusa Tenggara Timur, yaitu Universitas Nusa Cendana dan Universitas Udayana. Konsorsium PETUAH yang terdiri dari tujuh perguruan tinggi yang ada di Indonesia yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Hasanuddin, Universitas Jambi, Universitas Mataram, Universitas Nusa Cendana, Universitas Udayana dan Universitas Sriwijaya, mengerjakan proyek berjudul “Pengetahuan Hijau Berbasis Kebutuhan dan Kebijaksanaan Lokal Untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan” serta bekerja di 4 Propinsi yakni Jambi, Sulawesi Barat, NTT dan NTB.
Tujuan kunjungan ini lebih untuk membangun kembali komunikasi yang lebih baik, memperkuat koordinasi, berbagi informasi tentang progress kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan BaKTI maupun mitra-mitra penerima hibah pengetahuan hijau lainnya serta meminta informasi workplan PETUAH Undana dan PETUAH Udayana baik yang sudah dilaksanakan maupun yang akan berjalan. Kunjungan ini penting dilaksanakan ke mitra PETUAH UNDANA dan UNUD karena sampai memasuki kwartal kedua, informasi kegiatan-kegiatan dari kedua mitra tersebut hampir tidak teridentifikasi dan terpublikasi oleh BaKTI. Yayasan BaKTI mengakui bahwa bukanlah hal yang mudah untuk bekerja mengumpulkan serta menyebarluaskan pengetahuan hijau ini, diperlukan pemahaman yang baik dari semua mitra terkait informasi serta pengetahuan seperti apa yang hendak dibagikan dan bagaimana mekanisme berbagi informasinya serta apa manfaatnya.
Dalam diskusi yang dilaksanakan dengan tim PETUAH Undana – Kupang bertempat di Gedung Pusat Unggulan Pertanian Lahan Kering Kepulauan, yang baru saja diresmikan oleh Gubernur NTT pada tanggal 15 April 2016 lalu, juga diskusi dengan tim PETUAH Udayana di Ruang Direktur Gedung Pasca Sarjana, telah ada komitmen dari tim PETUAH untuk secara reguler berbagi informasi dengan Yayasan BaKTI, sehingga kegiatan-kegiatan mereka dapat terpublikasi dengan baik dan diketahui oleh berbagai pihak.
Menegaskan peran BaKTI sebagai manajer pengetahuan, Kepala Bappeda Propinsi NTT, Bapak Wayan Darmawa yang dikunjungi tim BaKTI pada 13 Mei 2016 di Gedung NTT Satu Data menyatakan apresiasi atas peran BaKTI karena selaku pengambil kebijakan di tingkat propinsi, informasi-informasi yang masuk terkait perkembangan pembangunan di daerah menjadi referensi penting.
Dalam kesempatan ini Bapak Wayan Darmawa menyatakan komitmen untuk mendukung Yayasan BaKTI dalam bentuk pelibatan staf Bappeda untuk kegiatan BaKTI seperti kunjungan media untuk meliput inisiatif, praktik-praktik atau pembelajaran pembangunan yang baik yang telah dikerjakan di berbagai wilayah NTT terkait isu-isu yang menjadi fokus MCA – Indonesia. Juga akan ada pertukaran artikel tentang pengetahuan hijau dari BaKTINews ke Buletin Barita milik Bappeda Propinsi NTT, demikian sebaliknya.
Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Ibu Caroline Tupamahu juga menjelaskan kepada Kepala Bappeda NTT dan tim PETUAH bahwa dalam aktivitas pengetahuan hijau ini sendiri ada berbagai ruang yang tersedia untuk mendukung peran Bappeda se-Kawasan Timur Indonesia maupun mitra penerima hibah pengetahuan hijau lainnya, seperti Forum Kepala Bappeda dan Green Knowledge Fair. Khusus untuk Green Knowledge Fair, akan menjadi salah satu ruang untuk mempresentasikan karya-karya mitra-mitra Aktifitas Pengetahuan Hijau MCA-Indonesia yang diharapkan juga akan dapat menginspirasi para pemerintah daerah untuk mereplikasi inovasi-inovasi pembangunan yang bertumpu pada energi baru terbarukan, pengelolaan sumber daya alam dan pertanian berkelanjutan.
Membangun komunikasi dan koordinasi adalah bagian tidak terpisah yang seharusnya memang terus dilakukan Yayasan BaKTI dalam peran sebagai manajer pengetahuan dengan mitra-mitra penerima hibah Aktifitas Pengetahuan Hijau, Proyek Kemakmuran Hijau MCA Indonesia demi penyebaran pengetahuan hijau yang lebih luas.