Tunas Maju untuk Pemanfaatan Potensi dan Sumberdaya Desa Setanggor
Memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang tersedia secara optimal yang diwujudkan dengan memanfaatkan limbah ternak menjadi barang yang bernilai ekonomis berupa pupuk ampas biogas merupakan tujuan dari sosialisasi yang diadakan oleh HiVOS-Yayasan Rumah Energi (YRE). Rangkaian kegiatan sosialisasi program GADING/PROFARM selanjutnya diadakan di kabupaten Lombok Tengah Desa Setanggor menjadi tempat sosialisasi program ini. Desa Setanggor adalah salah satu desa yang dijadikan basis peternakan sapi yang ada di Lombok Tengah. Potensi yang dimiliki berupa limbah ternak dibangunlah sekitar 100 reaktor biogas. Beberapa di antaranya sudah mulai memanfaatkan gas yang keluar dari reaktor biogas baik untuk masak dan untuk penerangan di sekitar kandang sapi maupun di teras rumah. Yang menarik di daerah ini adalah keluaran dari reaktor biogas berupa ampas biogas (Bio-Slurry) dimanfaatkan dan dijadikan menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Menurut penuturan kepala desa pada saat sosialisasi program GADING/PROFARM oleh HiVOS-YRE yang diadakan tanggal 26 Januari 2016 mengatakan bahwa dalam satu unit reaktor biogas menghasilkan ±2 ton ampas biogas setiap tahunnya. Ampas biogas ini diolah menjadi pupuk. Dan kegiatan ini dimanfaatkan untuk dijadikan usaha kelompok. Salah satu dusun yang aktif di desa ini yang menjadikan ampas menjadi usaha pembuatan pupuk organik adalah dusun Pondok Rejeng.
Dusun Pondok Rejeng merupakan salah satu dusun yang ada di desa Setanggor yang memiliki jumlah ternak yang banyak. Para peternak sudah mulai terorganisir dengan membentuk kelompok. Kelompok ternak yang ada di dusun ini diberi nama kelompok ternak Tunas Maju. Kelompok ini memiliki 30 kandang, dengan jumlah sapi 200 ekor. Jumlah reaktor hanya 9 unit. Tunas maju pernah diberikan kepercayaan dari dinas pertanian sebagai produsen pupuk organik. Kelompok ini diminta untuk menyediakan kebutuhan petani yang ada di 2 kecamatan di kabupaten Lombok Tengah. Melihat jumlah reaktor yang kurang membuat kelompok ternak ini kesulitan dalam mencari bahan baku pembuatan pupuk organik dari ampas biogas, sehingga kelompok ini hanya bisa menyediakan untuk 2 desa saja yaitu desa Setanggor dan desa Mangkung. Kelompok Tunas Maju hanya bisa menyediakan sebesar 290 ton. Tujuan dari sosialisasi yang diadakan di Pondok Rejeng ini untuk mengolah ampas biogas menjadi beberapa produk. Dikelompok ini hanya memanfaatkan menjadi pupuk saja. Ternyata ampas biogas bisa juga dimanfaatkan menjadi pakan ternak.
Dalam sosialisasi ini HiVOS-YRE juga memperkenalkan cara pembuatan pakan ternak. Menurut pengalaman salah satu peternak pengguna biogas ternyata ampas biogas bisa dijadikan pakan alternatif. Mereka membuat pakan dengan cara mencampurkan ampas biogas dengan dedak. Pakan ampas biogas ini diberikan pada sapi. Hasil dari pakan ini sangat membantu peternak dalam menyediakan pakan. Selain untuk sapi dalam sosialisasi ini diperkenalkan salah satu tanaman yang dinamakan kembang aik (Duckweed). Kembang aik merupakan tanaman yang hidup terapung di air dan dikenal sebagai gulma perairan. Selain sebagai gulma ternyata kembang aik ini kaya akan protein dan sangat berguna untuk ternak baik sapi, maupun unggas dan ikan. Dengan adanya sosialisasi program GADING/PROFARM diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan sekaligus melindungi lingkungan dari limbah ternak. Dan rencananya akan diadakan pelatihan pembuatan pakan dan budidaya kembang aik di Pondok Rejeng oleh konsorsium HiVOS-YRE.
Add new comment