Terangi Pulauku, Mimpi Masyarakat Desa Karampuang

You are here

Home / Terangi Pulauku, Mimpi Masyarakat Desa Karampuang

Terangi Pulauku, Mimpi Masyarakat Desa Karampuang

 

Mamuju patut berbangga karena memiliki sebuah ikon wisata yang bernama Desa Karampuang atau lazimnya disebut Pulau Karampuang. Hal ini cukup beralasan karena Karampuang adalah pulau kecil yang memiliki potensi wisata alam dan laut yang sangat indah. Inilah yang menjadi salah satu perhatian pemerintah, menjadikan Pulau Karampuang sebagai salah satu obyek wisata yang layak diperhitungkan di Mamuju. Pulau Karampuang adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Mamuju yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari pusat kota dengan jumlah penduduk 3.317 jiwa dan 784 rumah tangga serta terdiri dari sebalas dusun. Untuk sampai ke pulau tersebut cukup menggunakan perahu yang biasa disebut “Piposs” oleh masyarakat setempat dengan biaya sepuluh ribu rupiah sekali jalan. Dibutuhkan waktu kurang lebih duapuluh hingga duapuluh lima menit tergantung kondisi ombak, jika cuaca sedang baik bisa lebih cepat dari waktu tersebut. Selama perjalanan d iatas Piposs mata pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan pulau dan lautnya yang masih alami.

 

 

Secara geografis, Karampuang dikelilingi oleh lautan sehingga mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan dan ketersediaan listrik menjadi kendala bagi para nelayan terutama untuk menyimpan hasil tangkapan mereka. Demikian diungkapkan Supriadi (40 tahun), Kepala Desa Karampuang. Selama ini kami menggunakan genset sendiri sampai ada bantuan dari PNPM namun biaya operasional terlalu tinggi dengan iuran mencapai Rp 100.000 setiap bulannya yang menyala dari pukul enam sore hingga sepuluh malam. Jika listrik bisa masuk di daerah kami, tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk penerangan namun juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat seperti pembuatan meubel.

 

 

Apa yang menjadi mimpi dari masyarakat Pulau Karampuang terjawab dengan adanya proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berbasis skala komunitas melalui hibah dari proyek MCA-Indonesia. Pada tanggal 30 Maret 2017, sebagai salah satu rangkaian kegiatan penerima hibah Konsorsium PT. Sky Energy Indonesia dan PT. Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) menggelar Musyawarah Desa guna membahas mengenai Pembangunan PLTS. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa beserta jajarannya, Badan Permusyawaratan Desa Karampuang, Tokoh Masyarakat, Perwakilan dusun dan RT/RW Desa Karampuang, Tokoh Pendidikan, Tokoh Kesehatan, Tokoh Perempuan serta Tokoh Pemuda.

 

Nurlina Latif, DRM Mamuju selaku perwakilan MCA-Indonesia dalam sambutannya menyampaikan bahwa “Tipe hibah dari MCA-Indonesia ada dua yakni skala komunitas dan komersial, nah untuk  PLTS Karampuang adalah skala komunitas di mana masyarakat memiiliki saham dalam Multi Daya Karampuang yang dananya dari MCA-Indonesia sebesar 96% dan sisanya, 4% dari institusi pengusul. Kita patut bersyukur yang pertama tanda tangan hibah adalah Karampuang sementara ada dibeberapa daerah lain tidak bisa sama sekali, olehnya atas doa dan support masyarakat Karampuang menjadi penerima hibah dari project MCA-Indonesia, ini tidak hanya inisiasi pengusul saja tapi semua dan diketahui oleh skala nasional dan nantinya akan dievaluasi. Harapan dari MCA-Indonesia dukungan dari kita sangat penting karena skala komunitas diperuntukkan sebesar-besarnya untuk masyarakat bukan pelaksana project, tegasnya.

 

Hadir pula dalam musyawarah ini perwakilan pemerintah daerah Mamuju, M. Fauzan selaku Kepala Bidang Bina Pemerintah Desa BPMD Kabupaten Mamuju yang dalam sambutannya mengharapkan terjalinnya koordinasi yang baik antar pihak MCA-Indonesia, pemerintah daerah, pelaksana hibah maupun masyarakat selaku penerima manfaat mengingat kerjasama ini akan berakhir di tahun 2018. Keberlanjutan program juga menjadi perhatian pasca selesainya proyek sehingga butuh model serta pengawalan dari pemerintah daerah termasuk fasilitasi desa dalam revisi RPJMDes berkenaan dengan pembangunan PLTS ini.

 

Salah seorang peserta musyawarah desa, Hajrah (36 Thn) yang bekerja sebagai ibu rumah tangga dan telah memiliki tiga  orang anak yang berasal dari dusun Joli mengungkapkan rasa kegembiraannya “alhamdulillah saya menerima dengan senang hati dengan adanya program ini karena dulunya kami menggunakan genset dari tahun 1999 dan itu hanya menyala dua belas jam saja, apalagi ini menyala 24 jam bisa untuk jualan dan anak-anak saya bisa belajar tanpa terkendala listrik.

 

Satu hal yang menarik dalam proyek pembangunan PLTS ini selain difokuskan pada pembangunan PLTS juga telah dilakukan perbaikan pada fasilitas umum penunjang di antaranya Balai Pertemuan Desa, Poskesdes beserta pengadaan obat-obatan dan peralatan penunjang kesehatan lainnya, pengadaan perahu ambulans yang stand by selama duapuluh empat jam. Yang peruntukannya bukan hanya untuk para pekerja tapi masyarakatpun bisa menggunakannya.

 

 

Dari hasil musyawarah desa ini lahir beberapa kesepakatan bersama diantaranya penetapan tarif listrik sebesar Rp 2.000/ kWh, penetapan pendirian badan hukum milik desa melalui unit usaha Bumdes yakni koperasi, penetapan PT Karampuang Multi Daya sebagai pengelola pelaksana pemelihara PLTS, penetapan mengenai pernyataan kesediaan masyarakat sebagai pelanggan termasuk fasilitas umum, penetapan melakukan kerjasama yang dituangkan dalam perjanjian oleh PT Karampuang Multi Daya. Selain itu kesepakatan jalur kabel yang akan dilewati termasuk bila ada pohon yang mengganggu kabel akan ditebang tentunya dengan kajian yang tepat tidak sembarang menebang pohon.

 

Selain melahirkan beberapa kesepakatan bersama, dalam musyawarah desa juga dilakukan sosialisasi tim pemberdayaan sistem sosial dibidang sosial gender dan lingkungan. Sebagaimana yang dituturkan oleh Disti Ikayanti selaku Monitoring and Evaluation team Sky Energy “Sembari proyek ini berjalan akan ada tim yang akan mendampingi selain pembangunan PLTS tentu sifatnya akan berbeda dengan PLN, bagaimana memanfaatkan listrik dengan efesien dan bagaimana cara merawat, keselamatan yang harus diperhatikan, pengelolaan lingkungan misal sampah dll, termasuk juga bagi masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mengakses bantuan  karena Bumdes yang dimiliki oleh masyarakat juga akan diberi pelatihan yang dibutuhkan agar perusahaan berjalan lancar untuk masyarakat. Dan terakhir yang tak kalah penting, setelah ada listrik akan dilakukan identifikasi mengenai bentuk-bentuk kegiatan ekonomi yang bisa dimajukan setelah adanya listrik, pelatihan kelompok masyarakat setelah project selesai sehingga masyarakat punya bekal untuk menjalankan usaha guna meningkatkan perekonomian keluarga”, tuturnya menjelang berakhirnya Musyawarah Desa.

Contact
Share This: