Rapat Koordinasi Daerah Provinsi Sulawesi Barat
“Hibah MCA Indonesia ini akan berakhir pada awal April 2018, tentunya berakhirnya masa hibah ini tidak berarti kegiatan di lapangan akan berakhir pula. Dengan kata lain diperlukan komitmen kita semua, kebersamaan kita semua agar proyek ini dapat berkelanjutan. Karena isu lingkungan ini adalah salah satu dari lima prioritas Gubernur Sulbar dalam masa pemerintahan lima tahun ke depan”, Demikian disampaikan Bapak Ridwan, Sekertaris Bappeda Provinsi saat membuka Rapat koordinasi Daerah (Rarkorda) Provinsi Sulawesi Barat antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tingkat provinsi dengan Para Mitra Penerima Hibah MCA-Indonesia pada tanggal 26 Juli 2017 di Ruang rapat kantor Bappeda Provinsi Sulawesi Barat.
Selanjutnya Bapak Sekertaris juga mengharapkan, pelaksanaan proyek-proyek MCA Indonesia ini tidak hanya memberikan dampak yang baik terhadap lingkungan dan sumberdaya alam Sulawesi Barat, namun juga memberi kontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Rapat koordinasi ini bertujuan selain untuk mendapatkan informasi perkembangan kegiatan dari para pelaksana penerima hibah,juga untuk penguatan sinergitas di lapangan serta membangun dukungan rencana strategis keberlanjutan program.
Rapat Koordinasi ini dihadiri oleh OPD tingkat provinsi seperti Bappeda, Dinas Energi dan Sumber Daya Alam, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Kehutanan dan Badan Pertanahan Nasional. Dari penerima hibah dihadiri oleh Konsorsium Pembangunan Hijau Mamuju (KPHM), PT Sky Energy, Swisscontact, Konsorsium Perhutanan Sosial, Konsorsium Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat – Mamuju (PSDABM-M), Konsorsium Padang Diada’I dan Yayasan BaKTI dari Hibah Kemakmuran Hijau. Sementara Hibah Nutrisi dan Kesehatan dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar dan Aksansi.
Lukman Hakim selaku Provincial Relationship Manager MCA-Indonesia untuk Sulawesi Barat mengharapkan dari Rakorda ini diperoleh informasi tentang progress pelaksanaan kegiatan termasuk kendala-kendala yang dihadapi, sehingga bisa dicarikan solusi secara bersama-sama.
Usai acara pembukaan dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi perkembangan program oleh masing-masing penerima hibah. Para penerima hibah menyampaikan perkembangan program mereka dan juga kendala serta tantangan yang dihadapi. Salah satunya adalah kendala yang dihadapi oleh PT Sky Energy dan Konsorsium PSDABM-M. PT Sky Energy yang memperoleh hibah Kemakmuran Hijau untuk membangun Empat unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pulau Karampuang melaporkan bahwa hingga saat ini sementara dibangun satu unit PLTS dan progressnya telah mencapai 76%. Proyek PLTS ini adalah dari Karampuang untuk Karampuan, di mana 75% tenaga kerja yang dilibatkan dalam proyek ini adalah warga Karampuang. Kendala yang dihadapi saat ini adalah belum keluarnya izin operasi (IUPTL). PT Sky Energy berharap jangan sampai saat semua PLTS telah selesai dibangun tidak dapat dirasakan manfaatnya karena izin operasi belum diperoleh.
Kendala lain yang juga dihadapi adalah lambatnya pencairan dana dari MCA Indonesia. Kendala ini dihadapi oleh hampir semua penerima hibah di Sulawesi Barat dan perlu menjadi perhatian MCA Indonesia, mengingat durasi pelaksanaan program yang tinggal kurang dari setahun.