Pengelolaan Sumber Daya Alam Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat
Kabupaten Mamuju yang terletak di Provinsi Sulawesi Barat memiliki garis pantai terpanjang di sepanjang pantai barat Sulawesi. Kabupaten ini terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang relatif tinggi dan ekosistem pesisir yang cukup lengkap seperti padang lamun, terumbu karang, dan mangrove. Dengan sumber dayanya tersebut, Kabupaten Mamuju berpotensi dalam pengembangan budidaya laut dan aktivitas pariwisata air (DKP Sulbar 2015). Namun sampai saat ini belum ada instrumen kebijakan dan prinsip konservasi berkelanjutan sebagai landasan utama.
Pengelolaan Sumber Daya Alam Pesisir
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Barat telah menetapkan Rencana Strategis Kelautan dan Manajemen Sumber Daya Pesisir dengan adanya program pengelolaan dan perlindungan terumbu karang, padang lamun, dan mangrove. Implementasi program ini dapat dilakukan melalui adopsi teknologi praktik terbaik dan keterampilan sosial berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dengan adanya sinergi multi-disiplin, dimensi sosial, dan pembangunan berkelanjutan, masyarakat akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai ekosistem pesisir dan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya (Sadelie et al, 2011).
Sehubungan dengan Smart Land Use Management (SALUT), pertumbuhan ekonomi dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan, pengembangan energi terbarukan, dan peningkatan produktivitas pertanian berkelanjutan. Ekosistem mangrove mampu memberikan keberagaman makrozoobentos, pertumbuhan kepiting bakau Scylla sp. yang cepat, dan kelimpahan buah-buahan mangrove (Wibowo dan Handayani, 2006; Paena et al. 2010; Patang, 2012;. Ernawati et al, 2012; Safruddin dan Halidah, 2012;. Sunaryo et al, 2014).
Pengelolaan Sumber Daya Alam Dataran Tinggi
Kabupaten Mamuju adalah salah satu target area Green Prosperity Project yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Lokasi ini dipilih berdasarkan keterkaitan aliran hulu dan hilir dari DAS Karama dengan DAS Bonehau. Sebagai langkah awal, dokumen terkait telah diinventarisasi melalui berbagai kegiatan penelitian dan proyek. Ke depannya, akan dilakukan kajian mendalam mengenai landscape, lifescape, penguatan institusi dan kondisi DAS, pengenalan teknologi, dan latar belakang masalah dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat.
Referensi:
Green Knowledge Capture: Lesson Learned (PTH-UNHAS-RPT-Q4-2015-A5)
Sumber : http://petuah.org/job/pengelolaan-sumber-daya-alam-kabupaten-mamuju-sula...
Kirim komentar