Pendidikan Keorganisasian Kelompok Perempuan “Meneguhkan Komitmen Mewujudkan Kemandirian Organisasi Perempuan”

Anda di sini

Depan / Pendidikan Keorganisasian Kelompok Perempuan “Meneguhkan Komitmen Mewujudkan Kemandirian Organisasi Perempuan”

Pendidikan Keorganisasian Kelompok Perempuan “Meneguhkan Komitmen Mewujudkan Kemandirian Organisasi Perempuan”

 

Sebagai salah satu penerima hibah Proyek Kemakmuran Hijau Jendela dua, “Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM)” dengan skema Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Pembangunan Kebun Energi Rendah Karbon, Konsorsium Pembangunan Hijau Mamuju (KPHM). yang beranggotakan Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (Hapsari), SCF, Yapper, Serikat Perempuan Mamuju (SPM), Sandeq Institute, CV. Ideas Consultant & Service telah melakukan kerja-kerja pengidentifikasian atas masalah yang dihadapi kelompok perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam di wilayah Desa Guliling, Pokkang, Pammulukang dan Kelurahan Bebanga Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Di wilayah tersebut terdapat Kelompok Wanita Tani (KWT). Sementara di level yang lebih tinggi, telah terbangun sebuah organisasi perempuan tingkat kabupaten yakni Serikat Perempuan Mamuju (SPM),dimana mayoritas dari anggota KWT juga merupakan anggota SPM yang menjalankan roda organisasi di tingkat tapak. Selain KWT juga terdapat kelompok Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang juga mempunyai anggota perempuan.

 

 

Pelibatan perempuan bukan tanpa sebab, hal ini dimaksudkan agar mereka dapat berperan sebagai subyek bukan obyek, khususnya dalam pergulatan kelompok tani perempuan di Mamuju sehingga ke depan bisa terlibat aktif dalam rangka berdaya guna dan peningiatan ekonominya. Dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh KPHM selama enam bulan terakhir, telah teridentifikasi berbagai masalah yang dihadapi kelompok perempuan di empat desa tersebut. Di antara sekian banyak permasalahan yang diidentifikasi, salah satu yang urgen dan mendesak untuk segera diselesaikan adalah lemahnya kapasitas perempuan dalam berorganisasi. Baik dalam hal tata kelola organisasi secara internal maupun dalam melakukan hubungan dan negosiasi dengan pihak luar organisasi. Berdasarkan hal tersebut, KPHM menginisiasi Pendidikan Keorganisasian Perempuan “Meneguhkan Komitmen Mewujudkan Kemandirian Organisasi Perempuan”, yang dilaksanakan  pada tanggal 20 hingga 22 Februari 2017. . Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi berbagai problema perempuan dalam berorganisasi, meningkatkan kapasitas perempuan dalam berorganisasi danmembuat rencana aksi bersama. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan SPM, kelompok KWT dari empat desa yakni Desa Guliling, Pokkang, Pammulukang, Bebanga, serta anggota anggota perempuan dari kelompok HTR dari Desa Pammulukang, Pokkang dan Guliling, Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju.

Pentingnya pemahaman Gender, bagaimana berbicara tentang peran perempuan dan laki-laki dalam kelompok menjadi materi yang diajarkan dalam pelatihan ini. Salah satu output KPHM dalam proyek PSDABM ini adalah terbentuknya industry wood pellet kayu. Industri ini nantinya akan dikelola secara bersama antara koperasi, Kelompok HTR dan KWT..  Nah untuk memastikan bahwa proyek ini juga dinikmati oleh anggota koperasi, dan perempuan tidak disingkirkan perlu diperkuat prinsip-prinsip kerja sama antara lain  mengenai pembagian peran perempuan dan laki-laki. Pemahaman gender dalam kerajasama ini adalah keadilan utamanya harus ada prinsip keadilan antar perempuan dan laki-laki, adil secara pikiran dan praktek, adil dalam pembagian peran dan penghargaan. itulah sebabnya penting pemahaman organisasi” ungkap Laili Zailani salah seorang fasilitator Yang juga merupakan Leader KPHM.

 

 

Pelatihan ini diselingi  games yang menarik dan mudah dipahami oleh para peserta mengingat para peserta sebagian besar adalah petani, sehingga perlu penyederhanaan dalam penyampaian materi. Melalui kreasi rumah dari kertas para peserta memahami akan pentingnya sebuah organisasi, kerjasama dalam berbagi peran, perlunya kesepakatan bersama, dan perlunya seorang pemimpin dalam menggerakkan roda organisasi untuk mencapai tujuan bersama.

Lebih dalam lagi, Peserta pelatihan mendapatkan pengetahuan tentang pengertian organisasi, jenis-jenis organisasi, syarat organisasi dan selain itu pula peserta melalui diskusi kelompok belajar mengeksplorasi sejarah dari terbentuknya organisasi mereka, dan  memahami maksud bagan struktur organisasi yang dimiliki oleh masing-masing kelompok baik KWT maupun HTR. Fakta yang terkuak dari diskusi langsung dengan peserta ada beberapa  kelompok yang dibentuk  dan diinisiasi oleh  pemerintah di kecamatan Kalukku, namun vakum dengan alasan tidak ada anggaran. Oleh karena itu diharapkan setelah berdirinya pabrik wood pelet melalui kebun energi tanaman kaliandra, masyarakat dapat berdaya guna secara produktif untuk terus mengembangkan program ini sehingga dapat mendukung pendapatan ekonomi keluarga khususnya bagi masyarakat di kecamatan Kalukku.

 

 

Feedback
Share This: