Menjaga Gambut, Warisan Berharga untuk Anak Cucu

Anda di sini

Depan / Menjaga Gambut, Warisan Berharga untuk Anak Cucu

Menjaga Gambut, Warisan Berharga untuk Anak Cucu

Aku Anak Hebat

Sayangi Hutan

Hutan Gambut Hutan Negeriku

Aku kan Jaga dan Pelihara

Hutan Gambut Hutan Milik Kita Semua

Riuh suara anak-anak yang menyanyikan sebait lagu dari Kak Dety dan Kak Tommy dari Kampung Dongeng Jambi menambah keceriaan pagi itu (18/4). Sebanyak 107 siswa kelas IV dan V dari SDN 66, SDN 01 dan SDN 132 Kabupaten Muaro Jambi mengikuti kegiatan Pemutaran Video Animasi dan Sosialisasi Komik “Mengenal Ekosistem Gambut” yang dilaksanakan di Aula Dinas Pendidikan Muaro Jambi. Semangat dan rasa penasaran dari siswa dan guru nampak jelas terbukti dari kehadiran mereka yang tiba di lokasi kegiatan 1 jam sebelum kegiatan di mulai. Host Kak Tommy dan Kak Dety dibantu oleh guru-guru wali kelas mengarahkan siswa untuk duduk rapi dan tertib. Beberapa siswa mulai bertanya, “kak, mana komiknya? kak, kapan kita nonton video animasi? tidak mau menyia-nyiakan antusiasme siswa, Bang Tommy memulai dengan memberikan beberapa pertanyaan umum seputar ekosistem, bagi yang menjawab dengan benar diberikan hadiah menarik. Tidak menunggu lama, anak-anak saling berebutan mengacungkan tangan untuk menjawab.

 

Pelajaran mengenai ekosistem sebelumnya telah diajarkan di sekolah sejak kelas 4 dan 5, namun memang belum spesifik mengenai gambut. Kegiatan ini bukan tanpa alasan dilaksanakan di dua kabupaten di Jambi, yakni di Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur.

Jambi merupakan salah satu provinsi yang memiliki lahan gambut terluas di Indonesia 676.341 Ha yang tersebar pada wilayah hilir Jambi. Secara berurutan penyebaran terbesar di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (46%) dan Kabupaten Muaro Jambi (30%). Dengan data luasan lahan gambut ini, dapat diestimasi besarnya potensi karbon gambut sekaligus potensi kerugian yang besar apabila lahan ini tidak dikelola dengan baik, seperti kebakaran hutan dan lahan yang terjadi tahun 2015 menghanguskan kurang lebih 130.000 ha lahan gambut, berdampak buruk tidak hanya bagi kesehatan karena asap yang menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) juga berdampak luas pada perekonomian di Jambi. Tidak tanggung-tanggung kerugian yang dialami mencapai 12 triliun rupiah.

 

 

Bapak Sudarmanto (District Relationship Manager MCA-Indonesia) dan Bapak Jusman Gultom (Kabid Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan Muaro Jambi) dalam sambutannya sama-sama menekankan pentingnya menjaga hutan dan lahan gambut agar tetap lestari dan dapat dimanfaatkan secara bijak bagi kelangsungan hidup anak cucu kita kelak. “Anak-anak yang hadir hari ini, Insya Allah akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang, untuk itu sangat penting untuk belajar sejak dini mengenai pengelolaan dan pemanfaatan gambut agar kelak anak-anak sekalian masih bisa menikmati cadangan karbon yang tersimpan di dalam gambut, menikmati kelimpahan vegetasi flora dan fauna penyanggah kehidupan kita”. Ujar Pak Jusman mengakhiri sambutannya.

Kini tiba, masuk ke acara inti pemutaran video animasi. Video animasi berdurasi 7 menit ini, menarik perhatian anak-anak, selain karena gambar/animasi juga kaya akan informasi mulai dari ciri-ciri gambut, habitat yang hidup di dalamnya, peran dan pemanfaatan gambut dalam kehidupan sehari-hari sampai pada bencana yang diakibatkan apabila gambut tidak dipelihara dengan baik. Di di awal dan di akhir sesi, kak Tommy memberikan kuis seputar informasi yang ada dalam video yang telah ditonton. Lagi-lagi Kak Tommy kewalahan dibuatnya memilih peserta, supaya adil harus ada keterwakilan tiap sekolah. Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan membaca beberapa halaman pada komik dan lagi-lagi ada kuis dan hadiah menarik menanti di akhir sesi ini.

 

 

Di penghujung kegiatan ini, Bang Tommy menceritakan dongeng tentang pohon-pohon yang ditebang oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, Pohon Meranti adalah satu tokoh yang dimainkan dalam dongeng ini. Pohon meranti yang bermanfaat untuk mengurangi dampak erosi, fungsi ekologi, membantu menyuburkan tanah dan menjaga sumber air, keberadannya kini mulai jarang ditemukan berganti dengan perkebunan kelapa sawit, akibatnya setiap tahunnya desa dilanda banjir dan longsor karena daerah resapan air sudah tidak ada lagi. Pesan dari cerita ini jagalah hutan, menjaga hutan berarti menjaga masa depan bumi ini.

 

 

Feedback
Share This: