Mengenal Lebih Dekat Aktifitas Pengetahuan Hijau di Pulau Lombok

Anda di sini

Depan / Mengenal Lebih Dekat Aktifitas Pengetahuan Hijau di Pulau Lombok

Mengenal Lebih Dekat Aktifitas Pengetahuan Hijau di Pulau Lombok

SMK Negeri 1 Lingsar Kabupaten Lombok Barat pada awal berdirinya hanya membuka 2 (dua) kompetensi keahlian, yaitu Busana Butik dan Teknik Kendaraan Ringan. Seiring dengan perjalanan waktu dan minat masyarakat yang semakin tinggi terhadap keberadaan SMK, hingga saat ini SMKN 1 Lingsar menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk 5 (lima) kompetensi keahlian, yaitu Teknik Kendaraan Ringan, Busana Butik, Multimedia, Usaha Perjalanan Wisata, Akomodasi Perhotelan, dan saat ini sedang dalam proses untuk membuka jurusan baru yakni Teknik Energi Terbarukan Bidang Kelistrikan dan Pelestarian Lingkungan” ungkap Pak Ruju Rahmad sewaktu menerima kunjungan dari Associate Director Green Knowledge MCA - Indonesia Ibu Poppy Ismalina yang didampingi oleh Bapak Andreas Suwito dan Counterpart Green Knowledge Millenium Challenge Coorporation yang diwakili oleh Mr. Anthony Tyrrel serta Ibu Linny Ayunahati dan Bapak Rukmanto ke SMK 1 Lingsar 7 Juni lalu. SMK 1 Lingsar adalah salah satu SMK Pilot Proyek PEKA SINERGI yang pada tahun ajaran ini siap membuka jurusan Teknik Energi Terbarukan yang berfokus pada mikro hidro yang diharapkan mampu mencetak tenaga-tenaga kerja di bidang energy baru terbarukan. Kunjungan ini merupakan agenda rutin setiap bulan dari Aktifitas Pengetahuan Hijau – Millenium Challenge Account (MCA – Indonesia) ke masing-masing provinsi lokasi program MCA - Indonesia. Selain bertujuan untuk melihat progress implementasi program, kunjungan ini juga penting dilakukan untuk penajaman konsep antara mitra penerima hibah dan MCA - Indonesia sebagai upaya untuk percepatan target, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program. Selain bertemu dan berdiskusi langsung dengan mitra penerima hibah Aktiftas Pengetahuan Hijau - Hibah Kemakmuran Hijau MCA - Indonesia yang bekerja di Pulau Lombok dalam hal ini adalah Konsorsium PETUAH, PEKA SINERGI, Konsorsium Hivos - Yayasan Rumah Energi serta Blue Carbon Consortium (BCC, tim ini juga mengunjungi lokasi kerja dari penerima hibah. 


Setelah dihari pertama mengunjungi SMK 1 Lingsar, keesokan harinya tim melanjutkan kunjungan lapangan ke lokasi kerja Konsorsium Hivos-YRE (Yayasan Rumah Energi), tujuan pertama adalah Dusun Batu Jompang yang merupakan lokasi penerapan program GADING oleh Hivos-YRE. Dusun Batu Jompang tepatnya terletak di Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara. Untuk mencapai dusun yang terletak di punggung Rinjani ini membutuhkan waktu sekitar dua jam dari pusat Kota Mataram. Di dusun ini terdapat kandang sapi komunal milik warga setempat yang terbentuk sejak tahun 2009 melalui program Sarjana Membangun Desa (SMD). Setelah menempuh perjalanan yang berliku dan sedikit terjal, Tim tiba di lokasi yang disambut dengan hangat oleh peternak yang memang sudah menunggu kedatangan Tim MCA Indonesia – MCC.
Banyaknya populasi sapi di Desa Sesait baik yang dikelola secara berkelompok melalui sistem kandang komunal maupun dipelihara di rumah masing-masing tanpa disadari telah menghadapkan desa tersebut pada permasalahan lingkungan, yakni pencemaran akibat limbah kotoran sapi. Hingga pada tahun 2012 Yayasan Rumah Energi melalui program Biogas Rumah (BIRU) menawarkan  solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mengolahnya menjadi biogas. Solusi tersebut menguatkan keyakinan masyarakat ternak akan pentingnya pengolahan limbah ternak agar menjadi barang yang bermanfaat. Tidak cukup sampai disitu, pengolahan limbah ternak sapi menjadi biogas juga kegelisahan warga tentang maraknya perambahan hutan. Masyarakat yang dulunya menggunakan kayu bakar kini beralih ke biogas. Hingga tahun 2015 hampir 80% warga desa Sesait menggunakan biogas. Tidak heran jika pemerintah daerah setempat menyebut Desa Sesait sebagai Desa Biogas.


Setelah Tim berkeliling melihat kandang komunal dan digester, kunjungan dilanjutkan untuk melihat pengolahan bio slurry menjadi pupuk organik baik cair maupun padatan serta mengunjungi lokasi pengembangan duckweed dengan penambahan bio slurry pada media kembang biak yang juga terletak di lokasi kandang komunal tersebut. Pemanfaatan bio slurry menjadi pupuk organik dan pakan ternak merupakan kegiatan yang menjadi fokus perhatian Hivos-YRE

pada Program GADING dengan pendanaan dari MCA-Indonesia. Dari Desa Sesait, Tim kemudian beranjak ke Dusun Lempenge Desa Rempek di Lombok Utara merupakan salah satu desa yang kini tengah diseleksi oleh Tim BCC (Blue Carbon Consosrtium) untuk dijadikan sebagai salah satu lokasi implementasi  program pembangunan rendah karbon untuk daerah pesisir.
Setelah berdiskusi dengan Tim BCC, perjalanan pun kembali dilanjutkan menuju Desa Lingsar. Lokasi riset pengembangan duckweed yang terintegrasi dengan lahan pertanian, kandang unggas dan juga kolam ikan. Plot-plot percobaan tersebut menggunakan bio slurry sebagai input produksi. Bapak Anthony Tyrrel mengapresiasi baik kegiatan yang dilakukan oleh grantee di Pulau Lombok. Karena kegiatan yang dilakukan oleh grantee tidak hanya sebatas pada pembangunan rendah emisi dalam lingkup lingkungan saja melainkan juga mampu menghasilkan produk turunan yang bisa dimanfaatkan lagi serta memiliki nilai ekonomi. “Ke depan harapan saya dari Aktifitas Green Knowledge (GK) ini akan menghasilkan praktik-praktik baik yang terdokumentasi dalam video maupun dokumen lainnya yang dapat dijadikan rujukan bagi daerah lain. Saat ini apa yang dilakukan melalui proyek GK masih dalam skala kecil saja, namun harapannya akan mampu diterapkan atau diadopsi dalam skala besar di lokasi lain”.  

 

Feedback
Share This: