Mengenal Energi Baru Terbarukan Melalui Video Animasi dan Komik - Cerita dari Lombok Utara
“Energi matahari tidak akan pernah habis, karena kalau matahari sudah tidak ada, artinya apa?” tanya pria muda pendongeng yang disapa kak Wawan itu.
Seorang anak dengan lantang menjawab,”Sudah malam!”
Sontak gelak tawa memenuhi ruangan. Kak Wawan juga ikut tertawa, tentu bukan jawaban itu yang diharapkannya. Beberapa saat sebelumnya kak Wawan baru saja menerangkan tentang energi alternatif pengganti energi fosil. Salah satu energi alternatif yang disebutkannya adalah energi matahari. Katanya, tidak seperti energi fosil, matahari tidak akan pernah habis. Kalau matahari sudah tidak ada lagi, berarti musnah juga kehidupan di bumi.
Tapi, jawaban spontan anak-anak SD itu justru menimbulkan gelak tawa.
Suasana aula kantor bupati Lombok Utara pagi 27 Juli 2016 itu memang penuh dengan gelak tawa dan teriakan khas anak-anak. Ada 100an anak SD dari dua sekolah dasar di kota Tanjung yang hadir. Mereka datang dari SD 01 Tanjung dan SD 02 Tanjung. Meraka adalah anak-anak kelas 4,5 dan 6 yang diundang khusus untuk peluncuran komik dan pemutaran film animasi tentang energi baru dan terbarukan.
Acara yang digelar sejak pukul 10:00 WITA itu dipandu secara khusus oleh kak Wawan, pendongeng asal Mataram yang pada tahun 2012 meraih penghargaan sebagai juara pertama dalam lomba dongeng se-Indonesia dalam Festival Taman Bacaan Masyarakat yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia.
Pria bernama asli Herman Husdiawan ini tampil sangat bersemangat. Sepanjang acara, lawakan khas anak-anak disertai teriakan-teriakan dan tingkah lucu terus saja menyemarakkan suasana. Puluhan anak-anak SD itu seperti terhipnotis, larut dalam suasana ceria yang dibawakan oleh kak Wawan. Tak satupun dari mereka yang menolak setiap kali kak Wawan memberikan instruksi, pun ketika mereka diminta berkompetisi atau sekadar menjawab pertanyaan.
Keceriaan itu memang tidak datang tiba-tiba. Di awal acara, para undangan yang masih berseragam sekolah masing-masing itu terlihat malu-malu. Ketika diminta membuat yel-yel pun mereka masih terkesan ragu dan malu, hingga perlahan suasana semakin memanas ketika tembok keraguan dan rasa malu itu perlahan luruh berkat kemampuan kak Wawan membangun suasana.
Anak-anak SD itu dibagi dalam empat kelompok sesuai nama energi alternatif yang diperkenalkan hari itu. Ada kelompok matahari, angin kencang, arus deras dan bio massa. Cara ini dipilih untuk semakin mengenalkan energi baru terbarukan yang menjadi pokok utama acara hari itu.
Energi-energi baru terbarukan itu diperkenalkan kepada siswa lewat sebuah komik yang dibagikan. Dalam komik setebal 52 halaman itu termaktub kisah penggunaan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil yang di samping jumlahnya yang terus berkurang juga punya efek buruk pada lingkungan hidup. Komik ini mengambil tokoh utama tiga orang anak; Umbu dari Sumba, Cici dari Mamasa dan Tatiq dari Lombok serta seorang guru bernama pak Agus.
Komik dan Video Animasi yang dibuat oleh Yayasan BaKTI ini bertujuan untuk menjadi jendela visual yang menambah khazanah anak-anak usia Sekolah Dasar mengenai beragam sumber energi baru terbarukan yang ada di Indonesia untuk dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik di masa depan. Pengenalan akan beragam sumber energi ini juga diharapkan dapat membuka wawasan mereka akan peluang-peluang yang tersedia di masa depan dalam mengelola sumberdaya dan melakukan inovasi teknologi energi baru terbarukan.
Selain peluncuran komik, hari itu juga dirangkaikan dengan pemutaran film animasi pendek dengan tema yang sama. Dalam film animasi pendek terebut ditampilkan beragam fakta tentang penggunaan energi fosil serta dampak buruknya bagi lingkungan. Selain itu, film ini juga memberikan contoh dan bukti penggunaan energi baru terbarukan yang lebih ramah terhadap lingkungan.
“Acara ini bagus sekali, menambah pengetahuan dan wawasan anak-anak,” kata Nuraini S.Pd.SD, guru dari SD 01 Tanjung yang hari itu hadir menemani siswanya. Menurutnya, pengetahuan tentang energi baru terbarukan memang belum pernah diberikan di sekolah sehingga acara yang diadakan hari itu benar-benar bermanfaat.
Senada dengan ucapan Nuraini, I Made Wisnu Mas Suparta siswa kelas 6 SD 02 Tanjung juga mengungkapkan kesannya setelah mengikuti acara tersebut. “Senang sekali karena saya bisa mengenal tentang energi baru terbarukan, bisa tahu dampak negatif dari energi fosil dan bagaimana kita bisa memanfaatkan energi baru terbarukan,” ujarnya.
Sementara itu siswa lain dari SD 01 Tanjung bernama Nikadek Dwi Naya berkata, “Di sekolah kami sudah pernah belajar tentang energi, tapi baru kali ini kami tahu banyak tentang energi baru terbarukan.”
Kesan dua siswa SD tersebut tentu sejalan dengan tujuan pelaksanaan acara ini, yaitu menanamkan sejak dini pengetahuan tentang energi baru terbarukan dan dampak negatif energi fosil yang semakin hari semakin memberikan pengaruh buruk bagi bumi.
Acara peluncuran komik dan pemutaran film animasi dengan sasaran siswa SD di Lombok Utara ini adalah rangkaian pelaksaan yang telah dilakukan di beberapa tempat. Sebelumnya acara serupa sudah pernah dilaksanakan di Sumba, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat dan di Lombok Timur yang dirangkaikan dengan Perayaan Hari Anak Nasional, 23 Juli 2016. Menyusul dua hari kemudian tanggal 29 Juli 2016, acara serupa digelar di aula dinas Dikpora Kabupaten Lombok Tengah.
Acara selesai lewat pukul 12:00 WITA. Anak-anak itu meninggalkan lokasi acara dengan wajah ceria, jelas sekali keriaan selama dua jam lebih yang mereka rasakan selama penyelanggaraan acara sangat berkesan buat mereka. Tentu saja termasuk beragam pengetahuan baru tentang energi baru dan terbarukan yang disajikan lewat film animasi dan komik yang mereka bawa pulang.