Mengawal Bersama Implementasi Proyek Kemakmuran Hijau di Sumba Tengah
Menjelang berakhirnya proyek Kemakmuran Hijau dukungan Millenium Chalengge Account (MCA) Indonesia di Pulau Sumba pada bulan Desember 2017 nanti, sejumlah mitra/penerima hibah MCA Indonesia yang bekerja di wilayah Sumba Tengah di undang oleh Bappeda Sumba Tengah untuk mengikuti pertemuan “Evaluasi Kegiatan Kerjasama Kemitraan MCA-Indonesia” di ruang Sekber (Sekretariat Bersama) Bappeda Sumba Tengah, Kompleks Pemerintahan Makatul, tanggal 29 Mei 2017 yang lalu.
“Tujuan kita bertemu hari ini adalah untuk mengkonsolidasi semua data dan informasi sesuai kewenangan masing-masing sehingga data-data ini nantinya dapat menjadi data komparatif yang digunakan juga dalam penyusunan RKPD (Rencana Kerja Perangkat Daerah) nantinya serta sebagai referensi untuk mereplikasi semua capaian baik yang sudah dihasilkan oleh program ini” demikian penjelasan Bapak Yance Landukara selaku Kepala Bidang Ekonomi yang memfasilitasi pertemuan hari itu.
Selain dihadiri oleh Bapak Fransiskus Harum selaku Provincial Relationship Manager dan Bapak Umbu Ndamu selaku Distric Relationship Manager mewakili MCA Indonesia, pertemuan ini dihadiri juga oleh perwakilan penerima hibah dari Konsorsium Sumba Hijau, Konsorsium Hivos, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Konsorsium Subur Makmur DAS Kadahang, Konsorsium Karbon Biru, Konsorsium Pembangunan Berkelanjutan NTT dan Yayasan BaKTI. Penerima hibah ini berasal dari GP (Green Prosperity) dan GK (Green Knowlegde).
Setiap perwkilan penerima hibah diberikan kesempatan untuk memaparkan sejumlah kegiatan yang telah dilaksanakan di Sumba Tengah sejak awal pelaksaan, lokasi kegiatan beserta tantangan yang dihadapi dan solusinya. Tujuannya untuk melihat kemungkinan ruang-ruang integrasi program Pemda (Pemerintah Daerah) dengan program Kemakmuram Hijau ini maupun kemungkinan replikasinya. Selain itu Pak Fransiskus Harum juga melaporkan beberapa perkembangan terbaru program MCA Indonesia.
“Kami dari MCA Indonesia menyampaikan apresiasi yang setinggi-tinginya pada Pemda Sumba Tengah karena sejak tahap persiapan program sampai saat ini telah sekian kali melaksanakan pertemuan koordinasi untuk proyek Kemakmuran Hijau. Dan hari ini Bappeda Sumba Tengah sebagai “lead” untuk mengusulkan segala bentuk kegiatan pembangunan kepada Pemda telah bersedia untuk mengadakan pertemuan evaluasi dalam rangka memastikan semua kegiatan yang didukung MCA Indonesia berjalan dengan baik, sehingga penting bagi para LSM sebagai pelaksana proyek Kemakmuran Hijau untuk memberikan pertanggung jawaban dalam bentuk laporan (data dan informasi yang valid) kepada Pemda, ini juga bagian dari kita exit strategy untuk keberlanjutan program” ungkap Pak Fransiskus Harum.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00-16.00 Wita dan diikuti oleh sekitar 15 peserta ini menjadi ruang dialog antara Bappeda dengan LSM untuk menjawab sejumlah tantangan yang terjadi dalam pelaksaan program. Antara lain untuk mendukung kegiatan Konsorsium Sumba Hijau yang terkait dengan kegiatan pembangunan fisik seperti irigasi, sumur bor, dan lain-lain maka Bappeda akan ikut memantau kegiatan tersebut serta menyiapkan tim tehnis untuk konsultasi kegiatan-kegiatan teknis yang pendanaanya bersumber dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daeran) Kabupaten (akan diusahakan masuk pada APBD Perubahan) jika memang program tidak menyiapkan dana untuk hal-hal tersebut.
Selain itu yang terkait dengan kegiatan di bidang EBT (Energi Baru Terbarukan), misalnya PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) maka Bappeda akan melakukan update database PLTS di Sumba Tengah dan mengagendakan sosialisasi tentang RESCO (Renewable Energy Service Center Organization) yang dibangun oleh Konsorsium Hivos lewat program TERANG (Investasi Dalam Energi Terbarukan Untuk Masyarakat Terpencil) dukungan MCA Indonesia.
Untuk kegiatan dari Konsorsium Karbon Biru yang fokus pada pengelolaan pesisir rendah emisi, terkait dengan pengembangan Desa Watu Asa sebagai demoplot pengembangan usaha garam rakyat berbasis teknologi tenaga surya maka Bappeda akan membantu untuk koordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk memastikan kualitas garamnya, dengan Dinas Perumahan Rakyat untuk ketersediaan rumah tinggal layak huni bagi petani garam.
Untuk kegiatan Konsorsium Subur Makmur DAS Kadahang yang fokus pada pengelolaan daerah aliran sungai Kadahang yang hulunnya berada di Kecamatan Umbu Ratu Nggay Sumba Tengah maka Bappeda akan membantu untuk mapping lokasi kegiatan dan melakukan back up data di server yang didukung oleh MCAI lewat LEI (Land Equity International) lewat kegiatan PLUP (Participatory Land Use Planning) yang telah selesai sejak Februari 2017.
Tentu saja masih banyak lagi dukungan yang akan diberikan Pemda terhadap pelaksanaan program Kemakmuran Hijau, oleh sebab itu komunikasi dan koordinasi yang dilaksanakan secara terus-menerus mutlak diperlukan. Sejalan dengan ini Bapak Umbu Ndamu menngatkan kembali bahwa sejatinya sejak awal di setiap Kabupaten telah ada tim Koordinasi yang beranggotakan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait yang juga memikili tugas untuk mengevaluasi kegiatan dari semua mitra MCAI, sehingga sudah menjadi kewajiban para penerima hibah untuk berkoordinasi baik lewat pertemuan-pertemuan formal maupun lewat laporan kegiatan yang disampaikan secara reguler.
Kegiatan yang berlangsung setengah hari ini, menghasilkan beberapa butir poin kesepakatan antara lain: rapat evaluasi internal dilakukan secara berkala, rapat koordinasi selanjutnya dilakukan pada bulan Juli 2017, pelaporan secara dokumen laporan setiap pelaksana hibah disampaikan pada Sekber Kerjasama secara berkala sesuai mekanisme yang diatur, PRM/DRM dapat melakukan konsolidasi internal dengan penerima hibah dan mengkonsultasikan tentang progress kegiatan konsorsium pada MCAI, pemantauan/monitoring terpadu pada lokasi/sasaran kegiatan. **