Kenali Gambut Sejak Dini

Anda di sini

Depan / Kenali Gambut Sejak Dini

Kenali Gambut Sejak Dini

Suasana berbeda nampak terasa di Aula Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sejak pukul 08.00 WIB sayup-sayup terdengar alunan lagu “Pok Ame-Ame” dan beberapa lagu anak lainnya. Beberapa orang nampak mempersiapkan ruangan, memastikan sound system dan LCD sudah siap, pendongeng dan host juga nampak latihan di sudut ruangan dengan sesekali memainkan ukulele pelengkap penampilan mereka.

Pukul 09.00 WIB, sekitar 50 siswa laki-laki berseragam pramuka nampak memasuki aula dengan tertib selang beberapa menit kemudian disusul oleh siswa lainnya. Aula ini dipenuhi oleh 121 siswa kelas 4, 5 dan 6 dari SDN 118 dan SDN 61 Tanjung Jabung Timur dengan didampingi oleh guru dan kepala sekolah, menghadiri Pemutaran Video Animasi dan Sosialisasi Komik “Mengenal Ekosistem Gambut” yang dilaksanakan oleh Yayasan BaKTI di dukung oleh MCA-Indonesia. Kak Ian dan Kak Tommy dari Kampung Jambi selaku host dan pendongeng, menyambut siswa dan mencoba mencairkan suasana dengan memberikan beberapa yel-yel dan kuis berhadiah, walaupun masih banyak yang malu-malu menjawab diawalnya. Tidak putus asa, Kak Tommy lalu memandu peserta melakukan tepuk gambut...

Tepuk gambut...

Lapisan tebal....

Dari akar dan pohon yang membusuk....

Kegiatan hari ini dimulai dengan mendengarkan nasihat dan petuah dari Kepala Dinas Pendidikan Tanjung Jabung Timur Bapak Feri Marjoni. Beliau sangat menyambut baik kegiatan yang baru pertama kali ini beliau temui, dengan melibatkan anak-anak SD dalam program penyelamatan lingkungan khususnya pengelolaan gambut. Anak-anak sebagai generasi penerus harus memiliki banyak informasi dan salah satunya informasi ini dikemas menarik menjadi komik dan video animasi. Harapannya, pengetahuan yang diperoleh hari ini tidak hanya tersimpan dalam memori anak-anak tapi juga disebarluaskan kepada teman-teman yang tidak sempat hadir dan termasuk kepada orang tua dan keluarga di rumah.

Potensi gambut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tersebar di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Mendahara dan Kecamatan Dendang. Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa kandungan kalori gambut berkisar antara 4000-5500 kalori/gram dengan tebal maksimum berkisar antara 5-13 meter.

Kebakaran hebat yang terjadi 2015 di Jambi mengakibatkan 33.745 Ha kawasan gambut yang terbakar di dua kabupaten yakni kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur, sehingga Badan Restorasi Gambut (BRG) Indonesia menetapkan provinsi Jambi sebagai salah satu dari 7 provinsi yang harus direstorasi sampai dengan tahun 2020. Untuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur sendiri, target restorasi gambut seluas 42.574 Ha mencakup kawasan lindung, kawasan budidaya berizin dan kawasan budidaya tak berizin.

Host Kak Ian menyampaikan informasi bahwa jika pada tahun 2030 hutan gambut di Jambi sudah tidak ada lagi, maka ada satu negara di Eropa yaitu Norwegia akan tenggelam akibat pemanasan global. Begitu pentingnya menjaga gambut tetap lestari untuk menyokong kehidupan manusia di bumi. Hutan gambut mempunyai kemampuan menyimpan karbon dalam jumlah yang besar. Karbon tersimpan mulai dari permukaan hingga di dalam dalam tanah, selain itu gambut mampu menyimpan air hingga 13 kali dari bobotnya. Oleh karena itu perannya sangat penting dalam hidrologi, seperti mengendalikan banjir saat musim penghujan dan mengeluarkan cadangan air saat kemarau panjang. Kerusakan yang terjadi pada lahan gambut bisa menyebabkan bencana bagi daerah sekitarnya. 

Sayangnya pengetahuan akan pentingnya ekosistem gambut masih sangat kecil diketahui oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Informasi terkait luas, ketebalan, dan bagaimana ekosistem ini mengalami perubahan tersedia dalam jumlah terbatas dan sering kali tidak akurat. Peran penting ekosistem gambut seperti menyimpan karbon dan air dalam bobot besar juga masih belum disadari. Untuk itulah, Yayasan BaKTI melalui dukungan MCA-Indonesia membuat komik dan video animasi tentang ekosistem gambut berikut pengelolaannya. Hal ini bertujuan tidak hanya menjadi jendela visual bagi anak-anak dalam menambah pengetahuan mereka tentang pentingnya menjaga gambut di daerahnya dimana kondisinya saat ini memasuki tahap kondisi kritis, akan tetapi juga dapat menjadi bahan ajar bagi Ibu/Bapak guru di sekolah. Mendapatkan pengetahuan yang lebih mendetail mengenai ekosistem gambut sangat diperlukan untuk dapat membantu para pengambil keputusan dalam mengelola dan atau melindungi ekosistem ini. Pengenalan akan beragam ekosistem gambut ini juga diharapkan dapat membuka wawasan mereka akan peluang-peluang yang tersedia di masa depan dalam mengelola sumberdaya dan melakukan inovasi teknologi pengelolaaan ekosistem ini.

Di akhir kegiatan ini, Kak Tommy menceritakan dongeng tentang penebangan pohon secara liar dan dampaknya bagi kehidupan. Anak-anak terlihat serius menghayati dongeng ini yang sarat akan pesan moral pentingnya menjaga hutan kita agar tetap lestari.

“Kalau hutan dirusak, anak cucu kita bisa kelabakan, terjadi pencemaran, kekurangan oksigen,” celetuk salah seorang guru setelah dongeng selesai. Harapan besar digantungkan pada anak-anak ini sebagai generasi penerus bangsa, di tangan mereka masa depan gambut dan bumi ini.

Feedback
Share This: