Identifikasi Kegiatan Desiminasi Adaptasi Perubahan Iklim Pada Masyarakat Pedesaan Di Lombok Tengah

Anda di sini

Depan / Identifikasi Kegiatan Desiminasi Adaptasi Perubahan Iklim Pada Masyarakat Pedesaan Di Lombok Tengah

Identifikasi Kegiatan Desiminasi Adaptasi Perubahan Iklim Pada Masyarakat Pedesaan Di Lombok Tengah

Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Konsorsium PETUAH Universitas Mataram (UNRAM) pada tanggal 23 September 2016 di kantor BAPPEDA Lombok Tengah mengangkat tema tentang “Identifikasi Kegiatan Desiminasi Adaptasi Perubahan Iklim pada Masyarakat Pedesaan”. Kegiatan ini dihadiri oleh pemerintah daerah terkait diantaranya BAPPEDA, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Perikanan dan Kelautan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP3), Dinas Pendidikan, dan BMKG.
Dalam pertemuan ini dibahas mengenai hasil FGD yang telah dilaksanakan baik mengenai pengelolaan air maupun mengenai ilmu pengetahuan. Penyampaian hasil FGD kaitannya dengan pengelolaan air (DAS) yang ada di DAS Renggung oleh bapak Gede Suardiari. Tujuan FGD yang telah dilaksanakan yaitu untuk menemukan permasalahan pokok, mengurai beberapa program yang telah dilakukan, mengurai kebijakan dan merumuskan upaya dalam mengatasi permasalahan di DAS Renggung. DAS Renggung memiliki status yang harus dipulihkan kondisinya artinya DAS ini akan mendapatkan prioritas baik mengenai kualitas air dan lahan tidak berfungsi lagi, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengelolaan yang terpadu mulai dari hulu, tengah dan hilir.
Setelah memaparkan hasil temuan di lapangan dilanjutkan oleh Dr. Joko Priyono dari Konsorsium PETUAH UNRAM yang menyampaikan dari segi penelitian. Ada beberapa hal yang menarik dalam pertemuan ini yang dijadikan sorotan utama dibidang pertanian adalah air. Air menjadi prioritas dalam pembangunan pertanian di Lombok.  Ketersedian air di wilayah ini tidak terlepas dari sisi lingkungan dan iklim.
Dari hasil laporan muncul gagasan alternatif baik dari segi program maupun dari segi kebijakan. Misalnya saja hutan yang sudah gundul perlu ada upaya dengan cara reboisasi dan dibarengi dengan kebijakan dalam bentuk PERDA. Mengenai status DAS Renggung yang harus dipulihkan perlu suatu program atau kebijakan yang sifatnya berkelanjutan yang mampu mendorong pengelolaan DAS ini menjadi lebih baik.


Terlepas dari penyampaian hasil FGD. Bapak Nonong Tanaya selaku ketua PETUAH UNRAM memberikan informasi kaitannya dengan beberapa pengetahuan yang sudah didokumentasikan baik pengetahuan lokal daerah masing-masing dan maupun dari pakar yang ada di universitas. Salah satu contohnya pengetahuan yang sudah didesiminasi yaitu warige, warige ini merupakan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat lombok. Untuk mengatasi permasalahan mengenai air dan perubahan iklim. Wariga sendiri dijadikan sebagai media informasi tentang bagaimana membaca keadaan alam yang terjadi.
Selain warige, PETUAH UNRAM melalui CoE CLEAR akan mengadakan sekolah lapang hemat air dan membuat sekolah hijau tujuannya tidak terlepas dari mengenai langkah dalam mengatasi perubahan iklim sedini mungkin. Pemahaman tentang iklim untuk anak-anak dirasakan sangat bermanfaat karena mengajarkan dan mengenalkan apa saja dampak dan bagaimana pola adapatasi tentang perubahan iklim. Pastinya harus disesuaikan dengan kurikulum yang ada di sekolah yang menjadi prioritas kegiatan.

Feedback
Share This: