Berbagi Pengetahuan Melalui GKMIS
Green Knowledge Management Information System atau yang disingkat menjadi GKMIS adalah sebuah aplikasi yang dibangun oleh PETUAH sejak Bulan Juli 2016 yang nantinya akan berisi lesson learned dan best practices yang akan dihasilkan oleh penerima hibah MCA-Indonesia (grantee) untuk Proyek Kemakmuran Indonesia.
Dalam rangka mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang dihasilkan oleh para grantee, Selasa, 14 Maret 2017 PETUAH melaksanakan kegiatan Workshop FGD Networking Mapping and Provided Database For GKMIS di Hotel d’Maleo Mamuju. Kegiatan ini bertujuan menghasilkan informasi dan pengetahuan hijau yang akan digunakan untuk merevisi dokumen produk pengetahuan dengan melakukan identifikasi pengetahuan tentang potensi praktek terbaik yang dibutuhkan oleh proyek Kemakmuran Hijau dan juga bagi masyarakat penerima manfaat di daerah sasaran. Kegiatan ini diharapkan memberi kontribusi pada pemangku kepentingan dalam hal persiapan, pelaksanaan, evaluasi kebijakan serta diseminasi maupun replikasi produk pengetahuan yang terkait dengan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Pertanian Berkelanjutan dan Energi Terbarukan. .Selain itu juga memberikan kontribusi, diseminasi dan replikasi terhadap pelaksanaan praktik baik dari masyarakat yang kemudian disinkronkan dengan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) di wilayah yang ditargetkan oleh proyek Kemakmuran Hijau MCA-Indonesia.
Hadir dalam kegiatan ini beberapa perwakilan KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) yang ada di Sulawesi Barat diantaranya KPH Mamasa Barat, KPHP Karama, KPH Malunda, BPHP (Badan Pengelolaan Hutan Produksi) wilayah XIII Makassar, BKSDA (Balai Konservasi Sumber Dayaalam) wilayah Sulawesi Barat, Bappeda Provinsi Sulawesi Barat, serta para grantee diantaranya Swisscontact, KPHM (Konsorsium Pembangunan Hijau Mamuju), Konsorsium PSDBM-M (Pengelolaan Sumber Dayaalam Berbasis Masyarakat-Mamuju), Konsorsium Perhutanan Sosial yang diperkaya dengan hadirnya tim expert dari Petuah Unhas.
Dr. Syamsu Rijal selaku Project Manager dari PETUAH UNHAS dalam sambutannya menyampaikan “Ada dua aktifitas terkait KPH dan Networking Mapping and Provided Databased For GKMIS,. salah satunya adalah mengumpulkan informasi yang telah dilakukan oleh para penerima hibah proyek Kemakmuran Hijau melalui FGD yang memetakan jaringan atau stakeholder yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan dengan metode pembagian kelompok. Metode inilah yang akan diterapkabn hari ini”
Mengawali Focus Group Discussion, Provincial Relationship Manager (PRM) Sulselbar Lukman Nur Hakim memberikan gambaran singkat mengenai proyek Kemakmuran Hijau yang ada di Sulawesi Barat khususnya di Mamuju. Beliau menginformasikan bahwa proyek MCA-Indonesia ada yang domainnya di lapangan kemudian ada juga penerima hibah yang lebih pada tataran memberikan publikasi dan lebih pada mengelola pengetahuan. Untuk proyek Kemakmuran Hijau di Sulbar ada sepuluh penerima hibah, empat di antaranya konsorsium yakni Konsorsium Perhutanan Sosial, KPHM, PSDBM-M dan satu lagi berada di Mamasa yakni Konsorsium Padang Diada’i.
Lebih lanjut Lukman Hakim menyampaikan kegiatan ini dikemas dari unsur Kemakmuran Hijau kemudian ada Swissconntact yang domainnya di kakao, tentu ada banyak pengetahuan yang sudah dihasilkan. Pengetahuan tersebut kemudian diramu dan harapannya dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan pertemuan hari ini. HarapannyaPETUAH UNHAS mampu menjabarkan lebih jauh sehingga terlihat koneksitas program yang dibiayai oleh MCA-Indonesia. Dari tiga konsorsium penerima hibah di Mamaju semuanya bersentuhan dengan KPHP Karama begitupun Swisscontact yang terkait kakao. Pengalaman Swiscontact di kakao dan tiga dari window 2 yang ada di Mamuju seperti PSDABM-M menarik untuk dikaji dan didiskusikan. Ada banyak produk pengetahuan yang dapat digali di Sulawesi Barat di antaranya di Mamuju tepatnya di Pulau Karampuang telah mulai dibangun proyek PLTS, kedepan PETUAH UNHAS bisa mencoba menggali pengetahuan terkait hal itu”Demikian harapan Lukman Hakim mengakhiri sambutannya.
Dari hasil diskusi yang berkembang terkait dengan pemetaan dan keterlibatan stakeholder dari aktifitas yang dijalankan oleh masing-masing grantee, diperoleh gambaran bahwa terdapat irisan wilayah Proyek kemakmuran Hijau KPHP Karama dengan perannya mengatur teknis managment kehutanan khususnya mengenai batas lahan dan izin konsesi pertambangan. Demikian pula soal perizinan yang melibatkan beberapa stakeholder, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten sehingga perlu tetap menjalin koordinasi dalam implementasi program. Selain itu hal yang hangat dibahas adalah keberlanjutan proyek kemakmuran hijau pada masing-masing grantee mengingat waktu pelaksanaan program akan berakhir pada Desember 2017. Di sinilah peran PETUAH UNHAS dalam hal mengumpulkan lesson learned dan Best Practice yang satu di antaranya dalam bentuk policy brief yang disebarluaskan melalui jaringan dan media aplikasi GKMIS.