Sekolah Lapang Petani Melalui Good Agricultural Practices (GAP) pada Budidaya Bawang di Lahan Kering
Kabupaten Rote Ndao adalah salah satu dari 22 Kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang didominasi oleh lahan kering dibandingkan dengan areal lahan basah. Berdasarkan Klasifikasi Oldeman, kabupaten ini tergolong ke dalam Iklim Jenis C2 dan C3. Dengan karakteristik lahan yang sedemikian rupa, bawang menjadi komoditas utama yang dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Rote Ndao.
Di era perdagangan bebas seperti saat ini, semua produk pertanian dituntut untuk berkualitas tinggi, aman dikonsumsi, diproduksi dengan metode ramah lingkungan, dan harga yang kompetitif. Berbagai persyaratan tersebut mendorong Pemerintah Provinsi untuk membantu petani, khususnya pada komoditas bawang melalui Farmer Field School of Good Agricultural Practices (FFS-GAP). Di dalam program FFS-GAP, teknik budidaya bawang yang telah terstandarisasi akan diaplikasikan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 48 tahun 2009 tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang Baik.. FFS-GAP adalah media bagi petani untuk belajar, bertukar pengalaman, serta menjalin interaksi dengan pelaku agribisnis dan fasilitator lapang.
Program FFS-GAP diimplementasikan pada 15 Kelompok Tani di Kabupaten Rote Barat selama empat kali dalam waktu satu tahun (2014). Adapun praktek dan materi pelatihan yang disampaikan terdiri atas persiapan lahan, persiapan bibit, waktu penanaman, pupuk, irigasi, kontrol terhadap hama dan penyakit, persiapan dan waktu panen. Program ini menunjukkan hasil yang positif dalam peningkatan kualitas bawang yang memenuhi permintaan pasar, meningkatkan produktivitas lahan kering, meningkatkan penggunaan area untuk pengembangan budi daya bawang, dan peningkatan pengetahuan dan skills petani dalam mengikuti GAP dan SOP dari budidaya bawang (Narasumber: Fransisca Diah Iswandari).
Source: http://petuah.org/job/sekolah-lapang-petani-melalui-good-agricultural-pr...
Kirim komentar