Palangka Raya kotaku, kota Gambut

Anda di sini

Depan / Palangka Raya kotaku, kota Gambut

Palangka Raya kotaku, kota Gambut

 

“Aku adalah anak sekolah,

Selalu riang serta gembira.

Karena aku rajin belajar,

Tak pernah malas ataupun lelah,”

 

Seratus sembilan anak berkumpul di aula SD Negeri 1 Langkai Kota Palangka Raya pagi itu, Selasa 18 April 2017. Mereka adalah murid-murid kelas tiga, empat dan lima sekolah dasar dari empat sekolah, SD Negeri 1 Langkai, SD Negeri 4 Langkai, SD Negeri 5 Langkai dan SD Negeri 7 Langkai. Mereka bernyanyi dengan riang gembira mengikuti host acara yang tidak lain adalah guru dari SD Negeri 1 Langkai, Ibu Helmanonit.

 

Pagi-pagi mereka sudah bersemangat berjalan kaki dari sekolah masing-masing yang memang terbilang dekat dari SD Negeri 1 Langkai didampingi guru untuk menghadiri acara Pemutaran Video Animasi dan Sosialisasi Buku Komik “Mari Mengenal Ekosistem Gambut” yang diselenggarakan oleh Yayasan BaKTI dan didukung oleh MCA Indonesia. Masih asing di telinga mereka mendengar nama Yayasan BaKTI, karena ini pertama kalinya Yayasan BaKTI menyelenggarakan kegiatan di Pulau Kalimantan. Untuk itu di kesempatan pagi itu, Ricky Djojobo mewakili Yayasan BaKTI memperkenalkan organisasi dan program yang sedang dikerjakan. Yayasan BaKTI dipercaya untuk mengelola pengetahuan dari program Kemakmuran Hijau MCA Indonesia. Salah satu bagian dari kegiatan ini terkait dengan kerjasama MCA Indonesia dengan Badan Restorasi Gambut dan ada beberapa hibah/fasilitas yang diberikan kepada beberapa mitra terkait dengan pelestarian gambut. Oleh karena itu isu gambut ini dianggap menjadi salah satu bagian pengetahuan yang perlu dibagi dengan berbagai pihak.

 

Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi yang memiliki lahan gambut cukup luas. Sebanyak 3,472 juta Ha dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah yang mencapai 15,798 juta Ha tertutupi gambut. Saat melintasi Kalimantan Tengah, kita bisa melihat dengan jelas hutan gambut terhampar luas dari atas pesawat. Ibukota Kalimantan Tengah, Palangka Raya, bahkan dibangun di atas tanah gambut. Anak-anak yang tinggal di tanah gambut merupakan target potensial untuk lebih mengenal apa itu gambut dan bagaimana memelihara ekosistem gambut agar calon penerus bangsa itu dapat menjaga lingkungan mereka dengan baik.

 

 

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Palangka Raya, Sadikin Hasan, memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Beliau mengingatkan kepada para siswa untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Riuhnya suara anak berceloteh dengan kawannya membuat Bapak Kepala Dinas sempat memberikan pujian kepada para guru dan kepala sekolah yang mampu memahami dan mengajar anak-anak dengan baik, di saat anak-anak seperti memiliki dunia sendiri. Acara ini juga dihadiri oleh Kepala Seksi Kurikulum Dispora Kota Palangka Raya, Kepala Sekolah SD Negeri 1 Langkai dan Kepala Sekolah Dasar Negeri 7 Langkai.

 

Riuhnya suasana aula SD Negeri 1 Langkai kembali terdengar saat Kak Iki Yosan dari Kampung Dongeng Indonesia tampil berdongeng tentang lingkungan. Kak Iki tampil mengawali video animasi gambut. Para siswa tertawa lepas mendengar cerita tentang Mila, karakter dalam dongeng Kak Iki, yang mengunjungi kakeknya yang tinggal di daerah gambut.  Namun saat acara inti berlangsung, suasana langsung berubah. Mereka dengan tenang dan penuh perhatian menonton video animasi “Mari Mengenal Ekosistem Gambut”. Video tersebut menjelaskan tentang apa itu ekosistem, apa itu gambut, bagaimana memanfaatkan dan melestarikan lahan gambut dengan animasi yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak. Terbukti saat Ibu Helmanonit memberikan pertanyaan kuis kepada para siswa, mereka berlomba-lomba mengangkat tangan untuk menjawab. Dan mereka pun mampu memberikan jawaban dengan tepat. Ibu guru memberikan kesempatan yang sama kepada empat sekolah untuk menjawab empat pertanyaan lalu kemudian melemparkan dua pertanyaan rebutan.

Kak Iki kembali membawakan dongeng sebelum anak-anak membaca komik. Kali ini Mila membawa teman-temannya untuk melawan Monster Sampah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Kembali gelak tawa memenuhi aula sekolah. Antusias mereka terhadap kegiatan ini tak berkurang saat buku komik “Mari Mengenal Ekosistem Gambut” dibagikan. Beberapa anak mengacungkan tangan, mereka seperti takut tidak kebagian komik. Dengan tenang mereka membaca halaman per halaman komik berwarna itu. Dilahapnya semua pengetahuan yang ada didalamnya. Selesai membaca, mereka mengangkat buku komik tinggi-tinggi untuk diabadikan dalam sebuah foto.

 

Energi anak-anak itu seperti tanpa batas. Mereka kembali berebutan menjawab pertanyaan kuis dari Ibu Helmanonit. Bahkan beberapa dari mereka mengambil posisi ancang-ancang seperti hendak berlari, takut tidak kebagian hadiah. Ibu Helmanonit kembali membagi rata pertanyaan untuk setiap sekolah baru kemudian melempar soal rebutan. Ada yang lucu saat giliran SD Negeri 1 Langkai menjawab kuis. Mereka kelihatannya tidak menduga akan mendapat pertanyaan itu.

“Siapakah nama teman Cici?”

Cici adalah karakter di dalam buku komik. Yang tadinya mereka mengambil ancang-ancang ingin segera mengangkat tangan, begitu mendengar pertanyaannya mereka langsung diam membeku. Mereka terlihat berpikir. Rupanya karakter dalam buku tak begitu mereka hiraukan. Isu ekosistem gambut yang menjadi inti cerita dalam komik telah mencuri seluruh perhatian mereka. Baru setelah seorang murid mengintip sebentar ke dalam buku komik miliknya, pertanyaan itu bisa terjawab.

 

 

Kegiatan hari itu ditutup dengan dongeng dari Kak Iki yang jauh-jauh datang dari Jakarta bersama temannya, boneka Elmo si merah. Suara gemuruh anak-anak dari Aula menarik perhatian murid-murid SD Negeri 1 Langkai lainnya yang telah selesai belajar dan sedang menunggu jemputan. Mereka berdiri di luar aula, ingin melihat ada apa di dalam. pak satpam pun mempersilakan mereka masuk dan ikut duduk mendengarkan dongeng lucu dari Kak Iki.

 

Hari itu anak-anak begitu bergembira. Mereka pulang dengan membawa pengetahuan baru dan siap menjaga lingkungan, menjaga ekosistem gambut tempat mereka tinggal.

Feedback
Share This: