Menumbuhkan Cinta Lingkungan Sejak Dini
Siang di 27 april lalu cukup terik hingga terasa sangat menyengat. Namun hal itu bukan penghalang bagi kader Hijau Pandu Tanahair Desa Wajegeseng Kabupaten Lombok Tengah untuk tetap melaksanakan program penanaman di sekitar daerah aliran sungai dan dekat sumber mata air. Awalnya saya mengira kegiatan ini hanya melibatkan kader Hijau Pandu Tanahair dan pengelola PAMDes saja, tetapi begitu berjalan ke lokasi kendaraan yang akan mengangkut kami ke lokasi penanaman ternyata sudah ada belasan anak-anak yang telah menunggu di atas mobil Pick Up. terlihat wajah-wajah ceria mereka tak sabar segera berangkat.
Setelah menyiapkan semua perlengkapan mobil pun berangkat, tapi tidak langsung menuju lokasi penanam melainkan ke lokaksi pembibitan milik Pak Dedi, salah satu kader Pandu Tanahair yang menyumbangkan bibit kemiri dan beringin miliknya untuk ditanam di dekat sumber mata air. Setelah bibit tersebut siap, kami melanjutkan perjalanan. Jalan yang rusak membuat badan kami bergoncangan, saat itulah terdengar teriak dan tawa riang anak-anak di atas mobil Pick Up yang kami tumpangi. Tidak ada diskusi diantara kami (penumpang) selama perjalanan, karena kami sibuk menahan badan agar tidak oleng sambil meratapi lahan-lahan yang menyisakan kubangan-kubangan besar bekas galian C yang belum dikelola oleh pemiliknya.
Tidak lama mobil berhenti pada lahan yang terhampar luas, sebuah alat berat terpakir di sana. Sudah jelas bahwa lokasi ini juga merupakan lahan bekas galian. Setelah berjalan melewati semak setinggi pinggang orang dewasa,kami tiba di sebuah sungai yang menjadi lokasi penanaman. Dengan cepat anak-anak itu membagi tugas, anak-anak perempuan segera mengambil beberapa bibit dan yang laki-laki dengan sigap turun ke sungai mengambil air menggunakan ember yang telah disiapkan sebelumnya. Sesekali terdengar Pandu Tanahair menyampaikan pentingnya menanam pohon serta menjaga kelestarian lingkungan kepada anak-anak. Antusiasme mereka semakin tampak jelas ketika mereka diperbolehkan turun main ke sungai.
Disela-sela penanaman, Bu Yuli, Manager Area Konsorsium Hijau Lombok Tengah bercerita bahwa lokasi penanaman ini yaitu di mata air dan sungai Pengkores menjadi lokasi yang cukup penting bagi masyarakat Wajegeseng karena mata air ini merupakan sumber air bagi PAMDes yang memberikan kehidupan bagi warga di sembilan dusun di Desa Wajegeseng. Sedangkan aliran sungainya merupakan salah satu penyumbang air untuk DAS Renggung, salah satu DAS terpenting yang ada di Lombok Tengah.
Informasi serupa juga saya dapatkan dari Bendahara PAMDes, Pak Mansur yang juga ikut serta dalam penanaman. Dari mata air Pengkores ini, lebih dari 800 kepala keluarga merasakan manfaatnya yang tersebar di sembilan dusun, dengan total pendapatan dari PAMDes mencapai sembilan juta per bulan. Kedepan, akan terus dilakukan pemerataan air bersih sehingga tiga dusun lainnya di Desa Wajegeseng yang belum mendapatkan air bersih juga dapat teraliri.
”Bisa dilihat sendiri kan, mata air ini menjadi jantung kehidupan bagi warga Desa Wajegeseng. Tapi sangat mengkhawatirkan sekali keberlanjutannya karena mata air ini dikelilingi oleh kawasan galian. Kalau kita tidak mulai dari sekarang untuk melibatkan anak-anak dan menanamkan rasa cinta lingkungan terus siapa lagi yang akan kita harapkan?”, ungkap Pak Mansur saat menempuh perjalanan kembali pulang.