Mewujudkan Cita-cita Desa dari Pemanfaatan Slurry
“Selamat datang di Desa Pemenang Barat dan Salam Puasalaba” demikian Kepala Desa Bapak M. Sukri menyambut sekaligus membuka Pelatihan Pemanfaatan Bio Slurry dan Pengembangan Duckweed yang dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2016 berlokasi di Sekretariat Kelompok Tani Montong Bae Dusun Montong Bae Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara. Peserta yang hadir terdiri dari user, anggota kelompok tani/peternak, kelompok wanita tani dan pemuda.
Puasalaba adalah motto dari Desa Pemenang Barat yang merupakan akronim dari Pintu Utara Aman Sejahtera Lahir dan Bathin. Motto yang sekaligus juga menjadi visi misi desa ini bukanlah suatu hal yang muluk melihat sumber daya alam yang dimiliki oleh desa ini sangat potensial hanya yang terpenting bagaimana mengembangkan, mengolah dan memanfaatkan segala potensi yang mereka miliki untuk mencapai kesejahteraan baik lahir maupun bathin.
Desa yang memiliki luas wilayah 4000 Ha ini sebagian besar didominasi oleh pegunungan dengan luas mencapai 2000Ha. Perkebunan dan persawahan seluas 1.162 Ha dn sisanya adalah pemukiman warga. Keseriusan pemerintah desa untuk mewujudkan hal tersebut diwujudkan dalam perencanaan pembangunan desa, di mana Desa Pemenang Barat telah melakukan identifikasi potensi wilayah yang selanjutnya digunakan sebagai dasar zonasi wilayah desa. Salah satu zona yang mereka miliki adalah zona peternakan, pertanian dan perikanan laut yang dipusatkan di Dusun Montong Bae. Populasi sapi di desa ini yang mencapai 8000 ekor sapi sebagaian besar berada di dusun ini, sehingga menjadikan dusun Montong Bae sebagai sentra peternakan sapi.
Hadirnya HiVOS pada Desa Pemenang Barat dalam mengolah limbah peternakan sapi menjadi biogas mendapat respon yang sangat baik. Pengguna biogas di Dusun Montong Bae saat itu baru 7 (tujuh) kepala keluarga,namun setelah melihat manfaat yang dirasakan maka animo masyarakat semakin meningkat. Terlebih setelah biogas ini menjadi salah satu program unggulan desa, dimana dalam beberapa bulan ke depan desa menargetkan 50-100 kepala keluarga sudah menggunakan biogas dari limbah ternak sapi.
Penggunaan biogas ini tidak hanya menyelamatkan lingkungan akibat limbah ternak tetapi juga manfaat yang diperoleh. Tidak terbatas pada gas methan yang dimanfaatkan untuk memasak dan penerangan. Tetapi juga ampas yang dihasilkan sangat membantu mengembalikan unsur hara dalam tanah. Bisa dalam bentuk padatan dan juga cair. Untuk pupuk yang berupa padatan dibuat hanya dengan mengeringkan slurry yang ada serta mengayak sedikit saja agar terpisah dari daun atau kerikir saat proses pengeringan pupuk ampas slurry sudah bisa diaplikasikan pada tanaman. Sedang pupuk cair hanya dengan mengambil cairan yang sudah dipisahkan dari slurry tersebut.
Pupuk padatan sebaiknya dipergunakan saat awal musim tanam, dengan takaran 2-5 Ton/Ha. Setelah tanaman tumbuh pupuk cair bisa diaplikasikan dengan cara disemprotkan atau disiramkan pada tanaman. Dosis yang digunakan adalah 500 ml pupuk cair dicampurkan dengan 12 liter air. Pada kegiatan ini juga dilakukan pengujian sederhana untuk mengetahui perbandingan kandungan unsur hara pupuk ampas biogas (cair dan padatan) dengan pupuk kimia. Ternyata kandungan unsur hara makro (Nitrogen (N), Posfor(P) dan Kalium (K))dalam ampas biogas ini setara dengan pupuk Kimia yang selama ini dipergunakan oleh petani.
Ketertarikan masyarakat Desa Pemenang Barat tidak cukup sampai disitu, ampas biogas ternyata juga dapat dijadikan pakan ikan. Terlebih lagi jika dicampurkan dengan Duckweed yang telah teruji memiliki kandungan protein yang sangat tinggi melebihi kedelai. Manfaat ini akan menjadi solusi bagi pembudidaya ikan air tawar dan pengusaha pemancingan untuk tetap bertahan disaat harga pakan ikan terus saja naik. Berbagai manfaat yang diperoleh dengan pemanfaatan limbah ternak sapi ini dipandang sebagai sarana Desa Pemenang mewujudkan cita-cita desa yakni terwujudnya desa Pemenang sebagai Desa Ekowisata.