Training Pengarus Utamaan Gender – Sosial Untuk Tim Pelaksana Proyek OPAL

Anda di sini

Depan / Training Pengarus Utamaan Gender – Sosial Untuk Tim Pelaksana Proyek OPAL

Training Pengarus Utamaan Gender – Sosial Untuk Tim Pelaksana Proyek OPAL

Bertempat di Rumah Kito Hotel and Resort, Komplek Puri Mayang Kota Jambi pada 7-9 Februari 2017 lalu, Konsorsium SSS Pundi Sumatera menggelar Pelatihan Pengarus utamaan Gender bagi seluruh anggota konsorsium proyek OPAL (Optimalisasi Pengelolaan Sumberdaya Alam Lestari) , proyek yang di dukung oleh MCA-Indonesia sejak 24 Juni 2016 lalu.

Pelatihan yang digelar dengan tujuan memberikan pemahaman yang utuh pada tim pelaksana proyek terkait isu gender ini, didasari atas konsep proyek yang mengedepankan assesment untuk menjaring sebanyak mungkin kelompok (berprespektif gender) dengan salah satu pendekatannya berupa Inklusif dan responsif terhadap isu gender dan kelompok rentan.
Kegiatan ini dilaksanakan juga atas hasil kajian pendahuluan (preliminary assesment) oleh Spesialis SGIP di penghujung tahun 2016 lalu yang menyatakan isu integrasi gender dan sosial pada lokasi-lokasi proyek OPAL Konsorsium SSS Pundi Sumatera masih terbilang minim. Karenanya sebanyak 35 orang, yang terdiri dari 11 orang Field Staff, 6 orang koordinator wilayah, 5 orang spesialis, 5 orang asisten keuangan, 5 orang Manajer dan 3 orang pimpinan anggota konsorsium SSS Pundi Sumatera dilibatkan sebagai peserta dalam pelatihan tersebut.

Menghadirkan Helda Khasmy (Gender and Inklusi Sosial Specialist) pada proyek OPAL sebagai Narasumber pelatihan; peserta diberikan materi mulai dari terminologi Gender secara umum hingga Gender dalam konteks pelaksanaan proyek. “ada kondisi ideal yang kita inginkan dalam pelaksanaan proyek, akan tetapi jika implementasinya tidak seideal yang kita rencanakan bukan masalah. Yang dibutuhkan adalah justifikasi dan penggambaran situasi masyarakatnya, gambaran prosesnya. Bagaimana proyek ini mengupayakan keterlibatan banyak pihak, banyak kelompok tanpa ada yang terdiskriminasi,”ujar Helda Khasmy dalam pemaparannya.

Diskusi tanya jawab berjalan cukup hangat. Sumatera Barat dengan sistem kekerabatan Matrilineal justru memiliki keunikan tersendiri dimana meski perempuan memegang hak atas asset kekayaan keluarga, namun suara perempuan minang dianggap sudah diwakilkan oleh saudara laki-laki tertua dalam keluarga tersebut, yang disebut sebagai mamak. Kondisi ini yang banyak di pertanyakan oleh peserta training, khususnya anggota konsorsium yang bekerja di wilayah Sumatera Barat.

“Kalau Indikator Gender itu ada 4 hal yakni partisipasi, akses, control dan manfaat, apakah 4 indikator ini harus terpenuhi baru bisa disebut sebagai pengarusutamaan Gender? Apakah hanya sebatas pelibatan? Atau berkontribusi lebih besar? Karena kecendrungannya suara perempuan minang sudah di wakilkan dengan dengan laki-laki / ninik mamak”, pertanyaan Mora Dingin (Direktur Qbar-padang) kepada narasumber.

Selain materi pemahaman, Helda Khasmy juga memberikan review pertengahan program khususnya untuk isu Gender dan kelompok rentan, agar tim pelaksana program lebih meningkatkan upaya dan kerja-kerja di lapangan dengan lebih meningkatkan pelibatan stakeholders yang lebih luas, mengidentifikasi penerima manfaat baru yang belum teridentifikasi sebelumnya, memperhatikan aspek resiko yang lebih luas, dan menggali indicator-indikator yang dapat memberikan perubahan bagi peningkatan kompetensi perempuan serta kelompok rentan.

Kesempatan bertemu oleh seluruh pelaksana proyek OPAL konsorsium SSS Pundi Sumatera ini pun dimanfaatkan sebagai media konsolidasi untuk persoalan belum sinergisnya integrasi issu SGIPlan, ESMPlan dan LLA, termasuk juga sistem pelaporan dari pelaksanaan proyek sebagaimana kebutuhan managemen proyek yang disesuaikan dengan ketentuan MCA-Indonesia terkait aspek manajerial, administratif, dan aspek teknis lainnya.

Konsolidasi ini dikemas dengan strategi coaching klinik yang berlangsung dalam suasana yang sangat informal, dimana semua tim pelaksana proyek secara spesifik dan terfokus mendapatkan pencerahan/penjelasan atas kendala-kendala yang dihadapinya. Ada 6 (enam) meja yang disiapkan untuk sesie ini. Secara bergantian lembaga konsorsium akan mendatangi setiap meja para spesialis dan manager, dengan output kegiatan adanya perbaikan dokumen laporan, revisi anggaran, workplan tahunan, LLA, SGP yang langsung diselesaikan tim sampai batas waktu yang telah disepakati bersama.

 

Sumber: http://sss.or.id/?v=news&id=112

Feedback
Share This: