Pelestarian Lingkungan di Tiga Gili Desa Padak Goar
Dalam upaya pembangunan pariwisata berbasis masyarakat (ekowisata), Blue Carbon Consortium (BCC) yang merupakan salah satu grantee MCA Indonesia dalam proyek Green Knowledge (GK) telah memfasilitasi salah satu desa yang terpilih sebagai lokasi dampingan program Pengelolaan Pengetahuan Tata Kelola Sumber Daya Pesisir Rendah Emisi di Lombok Timur yakni Desa Padak Goar untuk melakukan berbagai macam upaya guna terbangunnya ekowisata yang sejak awal program sudah direncanakan. BCC sendiri selain mengadakan pelatihan-pelatihan di Desa, juga tak lupa memberikan perhatiannya terhadap kelestarian lingkungan di sekitar Desa Padak Goar. Untuk mewujudkan hal ini, BCC merencanakan upaya pelestarian wilayah pesisir di Desa Padak Goar dengan memfasilitasi penduduk desa tersebut untuk melakukan penghijauan.
Dalam pengelolaan ekowisata di wilayah pesisir harus memperhatikan upaya pengendalian kerusakan alam khususnya di pantai. Usaha melestarikan lingkungan di Desa Padak Goar merupakan suatu langkah untuk mencegah, menanggulangi, serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang kini sudah mulai terancam rusak yang disebabkan oleh alam maupun manusia. Upaya pencegahan dilakukan melalui kegiatan penghijauan, dimana para pengunjung atau wisatawan juga akan dilibatkan untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian alam di Gili dengan cara memberikan tanaman.
Penghijauan akan direncanakan di beberapa wilayah pesisir yang dianggap perlu adanya pelestarian, seperti Gili Kondo, Gili Bidara dan Gili Petagan. Dalam hal ini, Gili Kapal tidak diikutsertakan sebagai target area penghijauan dikarenakan daratan yang dimiliki relatif sempit. Hal ini ditandai dengan terlihatnya daratan hanya pada saat air surut.
Dalam persiapan penghijauan, BCC yang dibantu oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menyiapkan rumah bibit yang difungsikan sebagai tempat penyemaian dan penampungan bibit, di mana saat ini penyemaian dan penampungan bibit sudah mulai dilakukan. Dalam rumah bibit tersebut, terdapat beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan sesuai dengan karastristik wilayah dan yang terpenting adalah jenis tanaman yang toleran terhadap kondisi iklim di gili-gili tersebut. Tanaman yang dimaksud di antaranya Pohon Ketapang, Pohon Waru, Pohon Nimba dan beberapa pohon lainnya.
Rumah Bibit ini di bangun diatas lahan kosong milik Pak Suyanto (Pondok Gili Lampu). “Bentuk perhatian semacam ini sangat dibutuhkan guna menjaga destinasi wisata agar tetap lestari”, ungkap pak Suyanto sekaligus sebagai ketua POKDARWIS. Untuk saat ini ada sekitar seribu bibit yang sudah di semai di rumah bibit.