Pakan Berbahan Alternatif Lokal

Anda di sini

Depan / Pakan Berbahan Alternatif Lokal

Pakan Berbahan Alternatif Lokal

Nutrisi (gizi) bahan pakan ternak merupakan salah satu faktor penting dalam usaha peternakan. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ternak. Secara umum terdapat 7 zat nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak dan dibutuhkan oleh ternak untuk pertumbuhan dan perkembangnnya. Zat – zat nutrisi tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, air dan vitamin. Mengingat kebutuhan akan zat-zat tersebut sudah seharusnya pakan menjadi perhatian utama. Dalam beternak ikan maupun unggas, tidak bisa dipungkiri hampir 70% biaya operasional yang dikeluarkan adalah untuk pakan.

Tingginya harga pelet sebenarnya sebanding dengan kandungan protein yang ada pada pakan. Semakin tinggi kandungan protein maka harga pelet pun akan semakin tinggi. Beberapa penyebab tingginya harga pelet adalah pertama, penggunaan tepung ikan sebagai salah satu bahan baku utama pakan yang mudah dicerna oleh ikan dan mengandung protein cukup besar mencapai 60%. Kedua, ketidaktersediaan tepung ikan berkualitas di Indonesia yang mengharuskan produsen pakan untuk mengimpor dari negara lain. Tidak mengherankan jika tinggi harga pelet menjadi keluhan peternak, karena berdampak secara langsung pada biaya operasional.

Dengan kondisi demikian, peternak baik ikan maupun unggas harus memiliki alternatif sumber pakan yang tidak membutuh cost tinggi. Karena sebenarnya, beberapa zat yang dibutuhkan oleh ternak sudah mampu terpenuhi dengan pakan alami yang ada disekitar hanya saja yang terpenting adalah bagaimana memaksimalkan kandungan zat-zat penting yang terkandung di dalam pakan alami tersebut untuk dapat dijadikan sebagai sumber pakan utama sehingga peternak tidak lagi bergantung pada pelet yang semakin hari harganya semakin meniggi.

Salah satu sumber pakan lokal yang bisa dimanfaatkan adalah Duckweed. Duckweed (Lemna minor) atau Kiambang atau Kembang Aik (dalam  bahasa sasak) adalah tanaman air kecil yang ditemukan tumbuh mengapung diatas air dengan tingkat penyebaran yang sangat luas dan potensial sebagai sumber hijauan pakan yang berkualitas tinggi bagi ternak. Hijauan merupakan pakan utama bagi ternak yang digunakan untuk hidup pokok, pertumbuhan dan produksi hasil ternak. Kebutuhan hijauan pakan ternak harus dipenuhi secara kuantitas, kualitas dan tersedia setiap tahun.

Pilihan Duckweed menjadi sumber pakan untuk ikan dan unggas bukan tanpa alasan. Selain karena ketersediaannya yang cukup melimpah Duckweed juga memiliki kemampuan berkembangbiak yang cukup cepat, pada kondisi optimal produksi biomassa Duckweed bisa bertambah dua kali lipat dalam dua hari. Tidak sebatas itu, Duckweed ternyata juga memiliki potensi sebagai hijauan pakan alternatif yang kaya protein dan mineral. Kandungan protein kasar dari Duckweed cukup tinggi yakni 37,6% dan serat yang relatif rendah yakni 9,3% ,sehingga tanaman ini potensial digunakan sebagai suplemen protein bagi ternak unggas, sedangkan kandungan mineral yakni N cukup tinggi yaitu sebanyak 0,8-7,8% dari total berat kering, P sebanyak 0,03-2,8% dari total berat kering. Selain itu, Duckweed juga mengandung Bethacarothine yang berperan mencerahkan warna kuning pada telur unggas.

Untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya lokal (Duckweed) sebagai pakan hijuan pada ikan dan unggas maka Konsorsium Hivos - Yayasan Rumah Energi melakukan pelatihan pembuatan pakan ternak ikan dan Unggas dengan bahan dasar Duckweed atau Kembang Aik. Pelatihan yang dilakukan melalui Program GADING ini dilaksanakan di tiga Kabupaten yakni Kabupaten Lombok Tengah berlokasi di Dusun Penimbe Desa Ubun tanggal 29 Juni, Kabupaten Lombok Utara berlokasi di Dusun Batu Jompang Desa Sesait tanggal 30 Juni, dan di Kabupaten Lombok Timur berlokasi di Dusun Joret Lumbu Desa Pesanggarahan tanggal 2 Juli. Pelatihan berlangsung pada akhir Juni lalu. Pelatihan ini dihadiri oleh petani peternak ikan dan unggas. Dari pelatihan ini diharapkan petani akan mampu memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia cukup melimpah disekitar mereka, dengan teknik pengolahan pakan yang dipraktikkan saat pelatihan diharapkan akan mampu memaksimalkan kandungan zat gizi pada pakan hijauan. Dengan demikian akan mengurangi biaya operasional khususnya untuk pakan yang selama ini selalu menjadi kendala dalam beternak ikan. Ke depan, pengembangan Duckweed sebagai sumber pakan utama akan mampu meningkatkan kemandirian pakan pada peternak, tentunya hal ini akan berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

 

Feedback
Share This: