Workplan Workshop GK PETUAH MCA-Indonesia
Jakarta – PETUAH MCA-Indonesia adalah Konsorsium Pengetahuan Hijau yang terdiri atas tujuh Pusat Unggulan (Center of Excellences/CoE) dan bertujuan mengumpulkan pengetahuan serta praktik terbaik yang berkaitan dengan kebutuhan lokal dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Pada kuarter kedua ini, Konsorsium PETUAH berupaya mengakomodasi perkembangan faktor permintaan dari aktivitas dan keluaran yang ditargetkan, yaitu meliputi a) pengumpulan pengetahuan hijau melalui analisis dokumen; b) pelajaran yang didapat (lesson-learned) dari pengumpulan pengetahuan hijau; c) observasi lapangan dan gap analysis; dan d) focus group discussion yang membahas policy brief dan policy discussion (innovation platform). Keempat keluaran tersebut tentu saja mengacu pada logical framewok dan monitoring and evaluation (ME).
Tidak hanya itu, Konsorsium PETUAH berencana untuk mempercepat pelaksanaan proses pengumpulan sumber daya pengetahuan hijau, termasuk di dalamnya user-demanded Knowledge Management Platform System (KMIS) dan pool of expert. Isu-isu Green Prosperity (GP) yang semula diklasifikasikan menjadi Natural Resources Management (NRM), Sustainable Agriculture (SA), dan Renewable Energy (RE) akan dibuat lebih spesifik menjadi a) Peatland Management, b) Sustainable Forestry, c) Sustainable Palm Oil/RSPO, d) Cocoa, dan e) Renewable Energy.
Pada Tanggal 25-26 Februari 2016, bertempat di The Akmani Hotel Jakarta, Konsorsium PETUAH telah mengadakan Workplan Workshop dengan tujuan pembahasan dan perumusan sejumlah penyesuaian strategis terkait fokus kegiatan agar target yang ada menjadi lebih spesifik, terukur, berdampak luas, dan menghasilkan consolidated report sehingga dapat digunakan oleh penerima manfaat secepatnya.
Workplan workshop ini dihadiri oleh ketujuh CoE dan Ibu Poppy Ismalina selaku Direktur Asosiasi Pengetahuan Hijau MCA-Indonesia. Ibu Poppy menuturkan bahwa MCA-Indonesia berharap keluaran yang dihasilkan adalah policy brief yang dapat memberikan rekomendasi kepada decision makers. “Topik yang digunakan sebaiknya sederhana saja sehingga affordable untuk dijadikan policy brief. Contohnya adalah rangkuman dari beberapa summary report,” tambahnya. Terkait dengan pengelolaan lahan gambut, ke depannya Konsorsium PETUAH diharapkan dapat melakukan sharing-knowledge dengan Badan Restorasi Gambut (BRG) yang telah diresmikan Pemerintah Indonesia pada bulan Januari 2016 (MH/PETUAH).
Sumber: http://petuah.org/workplan-workshop-gk-petuah-mca-indonesia/
Kirim komentar