Belajar Rencana Bisnis Berbasis Energi Baru Terbarukan
Pulau Sumba menjadi pulau terpilih di Indonesia Sejak Hivos memulai inisiatif Pulau Ikonik di tahun 2010. Program Sumba Pulau Iconic (SII) melakukan kegiatan dalam menyediakan akses terhadap bentuk-bentuk energi terbarukan yang dapat diandalkan oleh penduduk pulau Sumba dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan meningkatkan aktifitas kegiatan ekonomi produktif masyarakat Sumba. Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan program SII adalah Pembentukan pusat layanan Energi Terbarukan (RESCO) yang menjadi cikal bakal pembentukan Perusahaan Servis Energi Terbarukan dengan pengelolaan secara profesional, Instalasi 50 agro-processing bertenaga surya mikro, Pemasangan 25 sistem PV surya dan stasiun pengisian untuk sekolah dan Instalasi stasiun pengisian energi surya sebanyak 20 kios dan sewa 1.000 lentera PV.
Untuk menjaga keberlanjutan Program Sumba Pulau Iconic (SII) sebagai salah satu tujuan untuk mampu direplikasi oleh semua unsur masyarakat dan pemerintah, maka dilaksanakanlah pelatihan “Manajemen Proyek dan Pengarusutamaan Gender Dalam Kewirausahaan Energy Baru Terbarukan” bagi para operator EBT di lokasi intervensi proyek TERANG dan difasilitasi oleh Community Engagement dan Gender Officer pada tanggal 3-5 Agustus 2017 bertempat di Aula Rumah Budaya kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Adapun Program TERANG merupakan program yang dilaksanakan berdasarkan kesuksesan program Sumba Iconic Island (SII) dan Biogas Rumah (BIRU). Program ini dirancang untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi emisi GHG melalui solusi energi terbarukan dengan pendekatan gender. Hasil nyata dari program ini akan meningkatkan kapasitas dan investasi energi terbarukan, serta peningkatan pemanfaatannya di daerah pedesaan serta terpencil di Sumba. Melalui penggunaan model bisnis yang sudah teruji dengan menggabungkan masukan dari para pengguna, pemerintah, dan sektor swasta.
Pelatihan ini diikuti oleh 24 peserta dari enam sekolah dasar ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas operator Energi Baru Terbarukan dalam pengoperasian dan pemeliharaan sarana EBT, meningkatkan komunikasi dan interaksi antara individu dan kelompok dalam masyarakat secara partisipatif, yang dikelola oleh Operator untuk pengelolaan Energi Baru Terbarukan, meningkatkan promosi penggunaan Energi Baru Terbarukan secara partisipatif dan terintegrasi dengan program yang terkait melalui institusi lain seperti Pemerintah Desa dan pihak-pihak lain yang terkait, memperkuat dan memperluas kemampuan team manajemen sekolah dan kepala sekolah dalam membuat perencanaan dan melakukan aksi perubahan dari tingkat individu hingga ke institusi sekolah.
Dalam pelatihan ini, peserta diajak untuk sama-sama memahami hal-hal yang perlu diketahui untuk manajeman proyek berbasis energy baru terbarukan dalam hal cara mengelola, mengarahkan dan mengkoordinasikan sumber daya baik itu manusia maupun material mulai dari awal proyek hingga mencapai suatu tujuan yang dibatasi oleh waktu,biaya dan kualitas untuk mencapai tujuan.
Manajemn proyek berfungsi untuk perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian. Perencanaan yang dimaksud adalah sebuah proses sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Pengaturan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok dikenal dengan nama pengorganisasian. Sementara itu pergerakan diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam perencanaan. Dan pengendalian adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Manajemen proyek adalah sesuatu yang sangat penting dalam mencapai tujuan bersama. Hal ini disebabkan karena manajemen proyek bisa menjadi alat untuk mencapai target, alat dalam melakukan rencana serta alat untuk berjejaring.
Pada prinsipnya manaejemn proyek dapat terlaksana jika didukung oleh sumber daya manusia baik yang terlibat langsung maupun tidak dalam sebuah pekerjaan konstruksi, modal untuk pembiayaan aktivitas, peralatan yang mendukung aktivitas, serta bahan baku untuk menghasilkan produk energy baru terbarukan. Dalam hal pengelolaan manajemen proyek, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yakni pengelolaan organisasi, pengelolaan administrasi dan keuangan serta pengelolaan operasional.
Dalam pengelolaan manajemen proyek energi baru terbarukan dibutuhkan satu sistem organisasi yang melibatkan beberapa orang yang memiliki tujuan yang sama, memahami posisi dan tugasnya masing-masing, serta mampu memanfaatkan teknologi untuk mengolah data menjadi informasi. Struktur organisasi terdiri dari ketua yang bertugas untuk memimpin, mengkoordinasikan, dan melaprkan kegiatan ke lembaga pemanfaat. Di bawah ketua tiga elemen lainya yakni operator, bendahara dan sekretaris. Operator bertugas untuk mengoperasikan, merawat, memelihara dan memecahkan masalah sederhana. Bendahara bertugas untuk menerima pembayaran dan melakukan pembukuan keuangan. Sekretaris bertugas untuk mencatat semua kegatan lembaga dan memberikan laporan.
Pengarusutamaan Gender Dalam Kewirausahaa Energy Baru Terbarukan
Energy baru terbarukan merupakan energy yang dihasilkan dari sumber daya, energy yang secara alamiah tidak akan habis, dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Contohnya adalah panas bumi, panas surya (matahari), angin, biogas, ombak laut, dan suhu kedalaman laut. Dalam hal ini, indonesia sebagai negara yang yang terletak di kawasan khatulistiwa memiliki potensi tenaga surya yang berlimpah. Diperkirakan energi surya dapat menghasilkan hingga 4,8 kWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp. Pembangkit listrik tenaga surya atau yag dikenal dengan PLTS memiliki komponen sebagai berikt: solar module, AC module, Controller.
Bicara mengenai gender berarti perlu adanya pemahaman tepat tentang hal tersebut. Gender dan seks merupakan dua hal yang berbeda. Gender mengarah pada pandangan masyarakat tentang perbedaaan peran, fungsi,tanggung jawab dan sifat antara laki-laki dan perempuan yang dihasilkan oleh konstruksi sosial budaya atau lingkungan dimana masyarakat tersebut hidup. Sementara seks adalah perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Dalam usaha energi baru terbarukan sesungguhnya perempuan dan anak perempuan pun memiliki akses yang sama. Perempuan pun perlu dilibatkan dalam sistem manajemen demi memaksimalkan manfaat dari pemasangan energi baru terbarukan. Karena itu pemerintah perlu mendukug adanya pengarusutamaan gender dalam pembangunan energy baru terbarukan.
Pada dasarnya perempuan dan laki-laki memiliki kontrol masing-masing atas hidup mereka, mereka sendiri dapat menjadi katalisator dan pendukung bagi gerakan yang berkelanjutan untuk dunia yang lebih berkeadilan gender lewat adaya instalasi energi baru terbarukan.
Untuk dapat mewujudkan tujuan bersama dalam pelaksaan manajemen bisnis berbasis energy baru terbarukan, maka peserta pelatihan yang terdiri dari kepala seolah sebagai ketua, dan bendahara, sekretaris serta operator dipandu untuk dapat menyusun rencana mimpi setahun ke depan. Impian itu disusun dalam bentuk perjalanan bisnis, dan pohon analisis usaha energi baru terbarukan. Dalam menyusun impian itu, peserta perlu memahami apa yag menjadi mimpi besar mereka atau dalam hal ini mempi besar sekolah tempat mereka mengabdi yang merupakan sasaran penerima manfaat ini. Mengenali peluang dan tantangan adalah modal utama agar dapat menyusun strategi pengembangan usaha.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari ini memberikan nilai positif terhadap mimpi dan harapan yang telah dimulai di sekolah-sekolah para peserta. Menurut pengakuan Ibu Maria L. Muda dari SDN Wikici Rongu sebagai sekretaris dalam manajemen ini, kehadiran listrik yang berasal dari PLTS terasa sangat membantu. Keadaan lingkungan pada malam hari yang biasnya gelap telah berubah menjadi terang dan memberikan kesempatan pada anak-anak untuk belajar lebih lama lagi mengingat sebagian besar anak biasanya tidak lagi belajar di malam hari lantaran susahnya penerangan. Biasanya anak-anak hanya belajar disore hari di sela-sela pekerjaan rumah membantu kedua orang tua mereka. “Dengan bantuan listrik, anak-anak yang biasanya belajar hanya sampai sore sekarang sudah bisa belajar hingga malam hari.” begitu kata Ibu Maria.
Ibu Susana Wini Bulu dari SD Inpres Hameli sebagai bendahara dalam manajemen ini pun mengaku manfaat lain dari kehadiran PLTS ini adalah kesempatan mendapatkan informasi melalui media televisi. Dengan adanya listrik, ibu Susan merasa terbantu untuk mendapatkan informasi mengenai berita-berita yang sedang terjadi. Sementara itu, ibu Wihelmina Tora Kalanda dari SD Laikarenga yang menjadi bendahara sangat antusias dengan pelatihan ini berharap agar melalui pelatihan ini bisnis berbasis energi baru terbarukan tetap berjalan meski tidak didampingi lagi.
Semangat para peserta dalam menata sistem manajemen bisnis berbasis Energi Baru Terbarukan ini perlu diapresiasi. Ketelitian analis peluang dan tantangan yang sangat jeli menunjukkan bahwa peserta memiliki keseriusan dan komitmen yang kuat untuk mimpi mereka agar tetap menghidupkan bisnis ini. Dengan mengenali peluang dan tantangan, semoga apapun yang mereka impikan bisa terwujud karena mimpi mereka adalah bagian dari menjaga pulau sumba agar tetap menjadi pulau yang memiliki kelimpahan kekayaan alam. **