ToT Pengelolaan Data Spasial dan GIS untuk Pengembangan IDSD/BAPPEDA di tingkat provinsi

Anda di sini

Depan / ToT Pengelolaan Data Spasial dan GIS untuk Pengembangan IDSD/BAPPEDA di tingkat provinsi

ToT Pengelolaan Data Spasial dan GIS untuk Pengembangan IDSD/BAPPEDA di tingkat provinsi

“Without data, development is nothing, karenanya kita butuh data yang benar, agar pembangunan bisa berjalan sesuai dengan perencanaan’, demikian salah satu isi sambutan Bapak Zulhamsyah Imran, Deputy Project Director Blue Carbon Consortium (BCC) saat membuka kegiatan Training for Trainer (ToT) Pengelolaan Data Spasial dan GIS untuk Pengembangan IDSD/BAPPEDA di tingkat provinsi, Senin 30 Mei 2016 di IPB Convention Center. Selain menjelaskan tentang pentingnya data, terutama data spasial untuk pembangunan, Bapak Zulhamsyah juga memberikan pemahaman kepada peserta training tentang prinsip-prinsip pembangunan rendah emisi dengan dukungan Insfrastruktur Digital Spasial Data (IDSD) dan aplikasi Geographyc Information System (GIS). 

Hari pertama ToT, diisi dengan penjelasan mengenai Insfrastruktur Digital Spasial Data (IDSD). Bapak Eka Rianta menjelaskan mengenai IDSD, yang diawali dengan pengantar penyusunan IDSD dan Implementasinya. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman kepada peserta tentang nilai penting IDSD. Usai menjelaskan mengenai penyusunan IDSD, Eka Rianta juga menjelaskan cara penentuan kriteria analisis spasial untuk tujuan penentuan kawasan konservasi dan non konservasi serta penentuan kawasan HCV, penyiapan data-data tematik sesuai kriteria yang ditetapkan, tujuannya adalah agar peserta memahami kriteria dan tahapan penentuan kawasan konservasi dan non konservasi serta HCV dengan bantuan tool GIS.

Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) di mana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah continental, nasional, regional maupun lokal. Pemanfaatan data spasial semakin meningkat setelah adanya teknologi pemetaan digital dan pemanfaatannya pada Sistem Informasi Geografis (SIG). Format data spasial dapat berupa vector (polygon, line, points) maupun raste. Dengan adanya data spasial dapat mempermudah pengambilan keputusan mengenai pembangunan di suatu wilayah.

Dengan data spasial kita bisa mengetahui daerah mana yang memiliki level serapan karbon tertinggi karena ekosistem yang ada di wilayah pesisir maupun padang lamun masih tersedia dengan baik maka bisa dikatakan ini dapat dijadikan daerah percontohan untuk pembangunan yang menerapkan strategi rendah emisi. Hal ini perlu didisain dari awal, dan tentunya  memerlukan sumberdaya manusia yang menguasai dan memahami data-data spasial seperti apa yang akan mendukung pada pembangunan yang rendah emisi.

Hari kedua ToT diisi dengan Pemaran metoda perhitungan carbon stock di wilayah pesisir, di antaranya pada ekosistem mangrove dan lamun. Sore hari, peserta dikenalkan Konsep Aplikasi pemetaan dengan menggunakan softare GIS, tujuannya adalam memberikan pemahaman tentang kapabiltas system informasi Geografis dan aplikasinya. Sesi ini dilanjutkan dengan melakukan simulasi data actual contoh strategi untuk mencapai tujuan pembangunan rendah emisi melalui analisis spasial dengan menggunakan sotware GIS. Simulasi ini dipandu langsung oleh tim Bapak Yus Rustandi, M.Si. dan Ferry Kurniawan, S.Pi, M.Si

ToT yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh perwakilan Bappeda Provinsi NTB dan NTT, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB dan NTT, Bappeda Lombok Utara, Lombok Timur dan Lombok Tengah. Trining merupakan tahap awal, pada kwartal berikutnya diharapkan peserta yang hadir di kegiatan ini menjadi trainer atau instruktur yang bisa mentransfer ilmu kepada para pengelola data d tingkat kabupaten maupun tingkat kecamatan.

 

Feedback
Share This: